Sabtu, 27 Juli 2024

Sumut Mulai Rutin Ekspor Jahe ke Pasar Dunia

Redaksi - Rabu, 24 Juli 2019 09:33 WIB
Sumut Mulai Rutin Ekspor Jahe ke Pasar Dunia

digtara.com | MEDAN – Balai Besar Karantina Pertanian Belawan ikut menangani proses eksportasi komoditas Jahe asal Sumatera Utara ke berbagai negara dalam dua tahun terakhir.

Baca Juga:

Kepala Seksi Pelayanan dan Operasional Balai Besar Karantina Pertanian (BKP) Belawan, Lenny Hartati, mengatakan sejauh ini ekspor Jahe dari Sumut sudah dilakukan sebanyak 25 kali.

“Dengan negara-negara tujuan antara lain Pakistan, Jepang, Thailand, Malaysia dan Singapura,” ujarnya, Rabu (24/7/2019).

Dia merinci, sepanjang 2018 dilakukan 16 kali pengiriman dengan volume 1.306.346 kg senilai Rp 31.238.651.898. Kemudian pada periode Januari-Juli 2019 frekuensi pengiriman sudah sebanyak 9 kali dengan nilai ekspor Rp5.285.766.663.

Pengiriman terkini melalui Belawan dilakukan CV IBR dengan negara tujuan Pakistan sebanyak 27 ton. Menurut Lenny, pengiriman itu dilakukan pada 14 Juli 2019 setelah melalui proses pemeriksaan karantina.

Jahe ekspor asal Kabupaten Simalungun tersebut dikirim setelah dipastikan aman untuk dikonsumsi dan telah memenuhi persyaratan ekspor negara tujuan.

Lebih lanjut Lenny katakan, dari catatan BKP Belawan, CV IBR bukan satu-satunya eksportir Jahe yang ada di sumut, tetapi badan usaha ini merupakan salah satu yang menonjol. Begitu juga dengan Simalungun.

Simalungun bukan satu-satunya daerah penghasil Jahe di Sumut, tetapi juga Kota Siantar. Namun, lanjut dia, Simalungun memang masih tetap menjadi sentra komoditas Jahe di Sumut.

“Ada enam daerah di Simalungun yang merupakan penghasil terbesar Jahe,” imbuhnya.

Sejauh ini, eksportasi Jahe tergolong belum banyak dilakukan daerah lain di Indonesia karena hanya BKP Belawan lah yang sudah memfasilitasinya secara rutin hampir dua tahun terakhir. Satu lagi BKP di Tanah Air yang melakukannya secara rutin adalah Bandung, tetapi baru dimulai belum lama ini dengan negara tujuan Bangladesh.

Lebih lanjut dia paparkan, meski eksportasi sudah berjalan, tetapi masih diperlukan kerja sama antar pihak-pihak terkait karena tuntutan kualitas pasar dunia. Mulai dari proses penanaman sampai tahap pengemasannya.

Secara umum, pasar ekspor lebih menginginkan jenis Jahe Tanduk karena berukuran paling besar. Dan menurut Lenny, negara-negara lain menyukai Jahe asal Indonesia, khususnya Sumut, karena berasa lebih pedas.

[AS]

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru