Rupiah Diramalkan Melemah Tipis

digtara.com | JAKARTA – Kenaikan data manufaktur China berhasil membuat rupiah perkasa di awal pekan. Kemarin, kurs rupiah di pasar spot menguat 0,09% menjadi Rp 14.229 per dollar Amerika Serikat (AS).
Baca Juga:
Setali tiga uang, kurs tengah rupiah di Bank Indonesia menanjak 0,09% menjadi Rp 14.231 per dollar AS.
Ekonom Bank Central Asia David Sumual mengatakan, penguatan rupiah terjadi karena data Purchasing Managers Index (PMI) China periode Maret naik ke 50,5. Padahal bulan sebelumnya, data PMI China masih berada di level 49,2. Sebelumnya, data PMI China cenderung lemah, ujar dia, kemarin.
Kinerja ICBP berpotensi tumbuh di bawah dua digit, ini rekomendasi dari analis
Selain itu, analis Monex Investindo Futures Faisyal menilai, data inflasi Maret yang sebesar 0,11% masih sesuai proyeksi. Jadi, hal ini tak membebani mata uang Garuda.
Namun, kurs rupiah hari ini berpeluang melemah. Pasalnya, pergerakan mata uang Garuda bakal bergantung pada data Penjualan Ritel AS dan data PMI Manufaktur AS yang dilaporkan Institute of Supply Management. Kalau bagus maka rupiah akan terkoreksi, berlaku sebaliknya, tutur Faisyal.
Faisyal memprediksi rupiah cenderung terkoreksi dengan rentang pergerakan di kisaran Rp 14.200–Rp14.300 per dollar AS. Sedangkan David memprediksi, mata uang Garuda akan bergerak dengan rentang pergerakan Rp 14.200–Rp 14.270 per dollar AS.

Cara Beli Saham Online: Panduan Praktis 5 Langkah untuk Pemula

Investor Asing Borong Saham Rp 277,31 Miliar, IHSG Melesat 3,75% ke Level 7.311

IHSG Masih Menguat ke Level 7.100 pada Rabu, Tapi Waspada Potensi Koreksi

Harga Bitcoin Catat Rekor Tertinggi: Apakah Aset Kripto Layak untuk Investasi?

Ada Yang Ganti Nama, Ini Daftar Pinjol Resmi OJK Juni 2025, Jangan Salah Pilih!
