Jumat, 14 November 2025

DPW PKB Jateng Gelar Tasyakuran Pahlawan Nasional. Gus Yusuf: Kiai Kholil Bangkalan Guru Segala Guru, Gus Dur Guru Bangsa

Tasyakuran Gelar Pahlawan Nasional
Ahsan Fauzi - Kamis, 13 November 2025 20:40 WIB
DPW PKB Jateng Gelar Tasyakuran Pahlawan Nasional. Gus Yusuf: Kiai Kholil Bangkalan Guru Segala Guru, Gus Dur Guru Bangsa
Humas DPW PKB Jateng
Ketua DPW PKB Jateng K.H. M Yusuf Chudlori saat sambutan dalam acara tasyakuran atas gelar pahlawan yang dianugerahkan kepada Syaikhona K.H. Kholil Bangkalan dan K.H Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

digtara.com - Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Tengah menggelar tasyakuran atas gelar pahlawan nasional yang dianugerahkan kepada Syaikhona K.H. Kholil Bangkalan dan K.H Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Kantor DPW PKB Jateng di Semarang, Kamis (13/11/2025). Selain tasyakuran, juga digelar diskusi publik "Jejak Langkah Pahlawan Nasional".

Baca Juga:

Ketua DPW PKB Jateng K.H. M Yusuf Chudlori mengatakan, Kiai Kholil merupakan guru segala guru. Sementara Gus Dur adalah guru bangsa sekaligus pendiri PKB.

"Karena itu tentu kita harus memanjatkan syukur dan bangga atas gelar ini," ujarnya.

Baca Juga:

Pengasuh Pondok Pesantren API Tegalrejo, Magelang ini menegaskan, bangsa yang besar adalah yang bisa menghargai jasa pahlawan.

Gus Yusuf sapaan akrab K.H. M Yusuf Chudlori menyebut, dari Kiai Kholil lahir kiai-kiai besar seperti K.H. Hasyim Asyari, K.H Wahab Chasbullah dan ulama besar lain.

"Adapun Gus Dur adalah tokoh demokrasi, pluralisme di Indonesia," sebut Gus Yusuf.

Khusus Gus Dur, kata Gus Yusuf, mengikuti prosesnya. Dia tak menampik ada pihak lain yang menyebut Gus Dur tak perlu gelar pahlawan karena sudah dicintai rakyat. Tapi itu menurutnya juga tidak salah.

Baca Juga:
"PKB juga memperjuangkan secara politik. Yang paling krusial adalah pencabutan TAP MPR Nomor II/MPR/2001 yang memberhentikan Gus Dur dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia dalam kasus Bulog Gate," terangnya.

Pencabutan ini didasarkan pada permohonan Fraksi PKB dan dianggap penting untuk rehabilitasi nama baik Gus Dur.

"Fraksi PKB sendiri memiliki ketua umum yakni Gus Muhaimin Iskandar," terangnya.

Menurut Gus Yusuf ini juga sebuah proses yang harus dipahami masyarakat. Dengan dicabutnya TAP MPR Nomor II/MPR/2001 maka proses pemberian gelar pahlawan bisa terus berjalan.

"Ini juga agar generasi ke depan anak-anak kita tidak membaca sejarah, bahwa Gus Dur diturunkan dari jabatannya sebagai Presiden karena kasus Bulog Gate," tegasnya.

Baca Juga:

Kebanggaan lain, jelas Gus Yusuf, bahwa Kiai Kholil dan Gus Dur adalah tokoh yang lahir dari pesantren.

"Gelar ini juga bisa menjadi spirit pesantren yang belakangan ini disudutkan dengan sejumlah framing negatif. Mari kita lihat Gus Dur dan Mbah Kholil dengan spirit NKRI nya," terangnya.

Acara tasyakuran dan diskusi publik ini dihadiri para pengurus PKB Jateng, Sekretaris DPW H.Sukirman, Ketua LPP Sarif Abdillah, jajaran Dewan Syuro, serta para mahasiswa.

Diskusi menghadirkan pembicara Aguk Irawan, penulis buku Peci Miring: Kisah Pengembaraan Intelektual Gus Dur, Direktur Klub Merby Grace W Susanto, serta Gus Yusuf.

Baca Juga:
Grace menyebut sering berinteraksi dengan Gus Dur maupun keluarganya.

"Gus Dur itu bapak Bangsa, ngopeni minoritas seperti saya ini," ungkapnya.

Adapun Aguk menceritakan perjalanan Gus Dur dalam pendidikannya.

"Saat SMP termasuk saat mondok di Krapyak Yogyakarta sudah mengenal buku-buku Marxis, Lenin dan karya-karya pemikir luar negeri," terangnya.

Gus Dur, jelas Aguk, baru terarah ke ilmu tasawuf saat mondok di Tegalrejo Magelang yang diasuh K.H Chudlori, ayah dari Gus Yusuf.

Baca Juga:

Adapun Gus Yusuf menyebut saat Gus Dur mondok di Tegalrejo, sang ayah mampu mengarahkan yang bersangkutan fokus mempelajari ilmu pesantren.

"Soal cerita Gus Dur mengambil ikan di kolam pondok, ternyata itu adalah memahamkan kita berpolitik," terangnya.

Gus Yusuf mengakui berbagai kontroversi yang kerap muncul dari Gus Dur, merupakan sebuah proses mencerdaskan politik.

Gus Yusuf menambahkan, saat muncul Partai Kebangkitan Nahdlatul Ulama (PKNU), maupun anaknya Yenny Wahid mendirikan partai, Gus Dur tetap memberikan pesan kepada dirinya untuk tetap di PKB. (San).

Baca Juga:

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru