10 Pekerjaan Terancam Digantikan Teknologi AI di Masa Depan, Cek Profesimu Sekarang!

digtara.com - Beberapa pekerjaan bakal terancam bahkan hilang di masa depan.
Baca Juga:
Pekerjaan atau profesi tersebut bakal digantikan oleh teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelegence (AI).
Sejak OpenAI merilis ChatGPT pada November 2022, teknologi AI makin gencar dimanfaatkan.
Dalam kehidupan sehari-hari, penggunaan teknologi AI semakin sering dipakai.
Hal ini tentu memberikan manfaat dan kemudahan bagi para penggunanya.
Namun, di sisi lain, siapa sangka kalau teknologi AI bakal memberikan dampak buruk.
Keberadaan AI membawa kecemasan dan dampak negatif bagi umat manusia.
Manusia khawatir AI bisa menggantikan banyak pekerjaan dan membuat banyak orang menganggur.
Nyatanya, banyak raksasa teknologi yang mulai menggunakan AI untuk menggantikan peran manusia.
Bahkan, Google yang merupakan raksasa di bidang teknologi baru-baru ini melakukan PHK di tim sales iklan.
Menurut studi Goldman Sachs, AI bisa berdampak pada 300 juta pekerjaan di seluruh dunia.
Menurut analisis McKinsey, pada 2030 mendatang, diprediksi lebih dari 12 juta pekerjaan di Amerika Serikat (AS) akan punah dan berganti dengan permintan pekerjaan baru.
Nah, simak berikut ini beberapa pekerjaan yang terancam dan bakal digantikan oleh Teknologi AI.
1. Pekerja Teknologi (programmer, software engineer, data analyst, koder)
Programmer dan koder adalah pekerjaan yang saat ini banyak diincar.
Tapi, pakar menilai kalau di masa depan, ChatGPT dan tool AI lainnya dengan mudah bisa mengisi kebutuhan tersebut.
Teknologi AI seperti ChatGPT sangat baik dalam mengelola dan menganalisa angka.
Jika terus dilatih, akurasinya akan lebih tinggi ketimbang manusia.
Teknologi AI yang canggih bisa menghasilkan pengkodean lebih cepat ketimbang manusia.
Artinya, satu pekerjaan yang diselesaikan oleh beberapa karyawan bisa digantikan dengan satu tool AI.
2. Pekerja Media (iklan, kreator konten, penulis teknis, jurnalis)
Pekerja media menjadi salah satu sektor yang diprediksi akan terdampak oleh AI. Sebab, AI bisa membaca, menulis, dan memahami data berbasis teks dengan sangat baik.
"Menganalisa dan mengintrepretasi banyak bahasa data dan informasi adalah kemampuan yang akan dikuasai penuh oleh AI," kata Anu Madgavkar, partner di McKinsey Global Institute.
Beberapa industri media sudah mulai bereksperimen dengan konten buatan AI. Misalnya saja CNET yang menggunakan AI untuk menulis artikel. Meski demikian, media tersebut masih harus mengoreksi beberapa artikel tersebut.
BuzzFeed juga menggunakan teknologi berbasis AI untuk menghasilkan konten seperti kuis dan pemandu wisata.
3. Pekerja Legal (paralegal, asisten legal)
Menurut laporan March Goldman Sachs, pekerja legal di AS bisa terkena dampak penerapan AI. Salah seorang penulis laporan tersebut, Manav Raj, mengatakan bahwa pekerjaan layanan legal saat ini sudah banyak yang terekspor dengan otomatisasi AI, bahkan sebelum teknologi itu berkembang lebih maju.
Seperti pekerja media, pekerjaan di industri legal seperti paralegal dan asisten legal bertanggung jawab mengelola informasi dalam jumlah yang banyak. Lalu, mereka akan menganalisanya untuk menghasilkan opini. Hal ini akan mudah digantikan oleh AI.
4. Market Research Analyst
Muro mengatakan AI sangat baik dalam menganalisa data dan memprediksi hasil di masa depan. Untuk itu, market research analyst juga menjadi salah satu pekerjaan yang bisa tumbang gara-gara AI.
5. Guru
Banyak guru yang khawatir murid-murid mereka menggunakan ChatGPT untuk menyontek dan membuat pekerjaan rumah. Namun, menurut Pengcheng Shi, asisten dekan departemen ilmu komputer dan informasi di Rochester Institute of Technology, guru harusnya lebih berpikir soal pekerjaan mereka.
"ChatGPT dengan mudah bisa mengajar di kelas," kata Shi pada New York Post.
6. Pekerjaan Keuangan (analis keuangan, penasihat keuangan pribadi)
Seperti market research analyst, analis keuangan dan penasihat keuangan personal yang berkecimpung pada pengelolaan data, bisa berdampak dengan kemunculan AI.
"AI bisa mengidentifikasi tren di pasar, melihat hal-hal penting di investasi dan portofolio, sehingga tahu mana yang berperforma buruk dan baik. AI juga bisa mengkomunikasikan itu semua, lalu menggabungkan banyak data untuk memberikan hasil analisis dan opini," kata Muro.
7. Trader
Pakar mengatakan ChatGPT bisa menggantikan banyak pekerjaan di industri Wall Street, mulai dari trading hingga bank investasi.
"ChatGPT akan mengotomatisasi beberapa pekerjaan yang saat ini dilakukan oleh pekerja bergaji tinggi," kata partner di KPMG Dylan Roberts.
8. Graphic Designer
Dalam laporan Harvard Business Review yang dipublikasikan pada Desember 2022, tiga progesor menyebut DALL-E yang merupakan tool AI pengelola gambar, bisa berdampak pada industri graphic design.
"Menurut saya, tool ini bukan soal otomatisasi, namun tentang demokratisasi dan kompetisi. Bisa jadi hal ini akan menurunkan gaji untuk orang-orang yang berprofesi di sektor design," kata dia.
9. Akuntan
Akuntan selama ini dipandang sebagai profesi yang stabil. Namun, orang-orang di dalamnya berisiko akan digantikan oleh AI. Menurut Brett Caraway, associate professor di Institute of Communication, Culture, Information and Technology di University of Toronto, teknologi belum akan membuat semua orang nganggur, tetapi ada beberapa yang berisiko.
Ia mengatakan pekerjaan-pekerjaan intelektual bisa jadi salah satu sasaran utama AI.
"Bisa jadi pengacara dan akuntan," kata dia.
10. Customer Service
Saat ini ada beberapa perusahaan yang mengandalkan chatbot atau robot untuk menjawab klien mereka. ChatGPT dan teknologi canggih lainnya akan melanjutkan tren ini.
Pada 2022, studi dari perusahaan riset Gartner memprediksi chatbot akan jadi saluran utama customer service di 25% perusahaan pada 2027 mendatang.

Senat AS Selidiki OpenAI atas Risiko ChatGPT bagi Remaja, Meta Juga Disorot

5 Aplikasi Penghasil Uang Rp50 Ribu per Hari Terbaru September 2025

Saiful Mujab: Integritas dan Karakter Pembimbing Haji Menjadi Kunci Kemabruran Jemaah

160 Trainer Ikuti TOT Nasional, Mafindo Siap Laksanakan Program Impelementasi AI Ready ASEAN di Indonesia

Google Ubah Wajah Discover dengan Ringkasan AI, Trafik Media Terancam Anjlok
