Warga Sulamu-Kupang Resah dengan Isu Penculikan Anak

digtara.com – Warga Desa Pantulan, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, NTT resah dengan isu penculikan anak.

Baca Juga:

• Gempa Guncang Kupang, Mako Polsek Sulamu Bergeser dan Berpotensi Runtuh
• Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat
• Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Saat ini ada isu negatif yang beredar di facebook dan whatsapp soal penculikan anak yang banyak tersebar di media sosial dan membuat keresahan di kalangan masyarakat termasuk di Desa Pantulan.

Keresahan warga ini disampaikan kepada Kanit Binmas Polsek Sulamu, Aiptu Yadi Tefa danBhabinkamtibmas Desa Pantulan dan Kelurahan Sulamu Bripka Efraim Manuain saat Jumat Curhat di RT 06/RW 03, Dusun II Natoen, Desa Pantulan, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, Jumat (27/1/2023).

Baca: Lantik 153 PPS se Kota Kupang, ketua KPU Kota Kupang Minta PPS Kerja dengan Jujur dan Adil

Kegiatan di salah satu rumah warga ini dihadiri Dalam Sekretaris desa Pantulan Eklemis Lay, Kepala seksi Pemerintahan Desa Pantulan, Samdjar Lusi, kepala urusan Keuangan, Yapten They, Kepala Dusun I, Yusak M. Manafe, Kepala Dusun II, Marten They, Kepala Dusun III, Kalistro Mendonca, Kepala Dusun IV Welhelmus Lusi Ketua BPD, Anderias Lusi, tokoh masyarakat dan perwakilan masyarakat Desa Pantulan.

Pertemuan tersebut membahas persoalan yang terjadi diwilayah Desa Pantulan.

Warga mengusulkan apabila ada persoalan – persoalan tindak pidana ringan yang oleh warga telah terlanjur dilaporkan ke Polsek Sulamu, agar bisa dikembalikan ke desa untuk diselesaikan secara kekeluargaan.

Serangan hama pada tanaman padi terjadi di lahan pertanian Booen di wilayah Dusun II Natoena Desa Pantulan ditemukan tanaman padi yang rusak dan mengering dengan sendirinya tanpa diketahui penyebab pasti.

Terkait pelayanan kepolisian, warga berharap ada pendekatan layanan kepolisian khususnya pelayanan SIM di wilayah Desa Pantulan.

Kanit Binmas pun memberikan himbauan kepada unsur pemerintahan desa dari kepala desa sampai dengan unsur RT untuk segera merespon persoalan masyarakat untuk diselesaikan.

Untuk perkara menyangkut kekerasan terhadap anak dibawah umur, pencabulan/pemerkosaan, pembunuhan, penganiayaan yang berakibat fatal adalah pidana murni yang tidak bisa diselesaikan di tingkat desa maupun kekeluargaan.

Terkait kasus yang sudah terlanjur masuk dalam penyelidikan dan penyidikan di tingkat Polsek, petugas akan berkoordinasi dengan unit Reskrim Polsek Sulamu.

“Apabila (penyelesaian) bisa dikembalikan maka akan dikembalikan. Tetapi apabila tidak bisa ditarik kembali maka hal tersebut adalah merupakan kewenangan penyidik,” tandas Kanit Binmas.

Terkait isu negatif di Medsos, kepada warga diberikan pengertian agar lebih dewasa dalam bermedia sosial dan tidak mudah percaya dengan isu negatif yang beredar.

“Hapus dan jangan menyebarluaskan lagi isu negatif yang diterima tersebut baik melalui akun FB, WA dan media lainnya,” ujarnya.

Jika ada masalah maka dapat berkonsultasi dengan pihak-pihak yang lebih mengerti dan bisa dipercaya untuk dapat menjelaskan isu isu tersebut.

Bhabinkamtibmas juga bersama warga ke lokasi sawah yang terserang hama untuk dilakukan pengambilan dokumentasi dan data awal kerusakan tersebut.

Polsek Sulamu juga berkoordinasi dengan Sat Lantas Polres Kupang terkait rencana Pelayanan SIM di wilayah Desa Pantulan.

Untuk itu, warga diminta untuk mendata jumlah warga yang membutuhkan pelayanan SIM.

Pihak Polsek Sulamu berharap agar saling bekerjasama semua pihak untuk terciptanya situasi kamtibmas yang aman dan kondusif guna membangun Kecamatan Sulamu yang lebih baik.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News

Warga Sulamu-Kupang Resah dengan Isu Penculikan Anak