Hari Pertama Pencarian Korban Banjir Mauponggo Pakai Anjing Pelacak Masih Nihil
digtara.com -Pencarian tiga korban hilang akibat banjir bandang di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo menggunakan anjing pelacak dilakukan pada Kamis (18/9/2025).
Baca Juga:
Pencarian hari pertama dimulai pukul 07.00 wita hingga Kamis petang.
Namun hingga Kamis petang belum membuahkan hasil.
"(Hasilnya) Masih nihil," ujar Kapolsek Mauponggo, Ipda Dewa Putu Suariawan dalam keterangannya pada Kamis malam.
Pencarian sejak Kamis pagi dipusatkan di seputaran Theodae 2 dengan radius kurang lebih 100 meter.
"Karena di seputaran itu ada bau bangkai jadi focus disitu (Theodae 2)," tambah Kapolsek.
Pencarian akan dilanjutkan lagi pada Jumat (19/9/2025) pagi.
Empat ekor anjing pelacak diterjunkan Mabes Polri dan Polda NTT ke kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo NTT.
Satwa terlatih ini membantu pencarian tiga korban hilang pasca banjir bandang di Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo.
Satwa ini bersama anggota Mabes dan Polda NTT diberangkatkan dengan pesawat Polri pada Rabu (17/9/2025) siang.
Personil unit K9 SAR dari Direktorat Polsatwa Mabes Polri terdiri dari Iptu Erasmus Hermi Talaperuw (Kanit K9 SAR), Aipda Hamid bin Junaidi, Briptu Reno C.T. Loi, Briptu Sudrajat A Hartanto (Pawang K-9 SAR) dan Briptu I.G. Agung G.D. Purnama Putra selaku pawang K9 SAR serta Briptu Paulus Max (paramedik veteriner).
Mereka membawa satwa anjing bernama Felicia dan Karel.
Tim Mabes ini didampingi anggota unit Polsatwa Direktorat Samapta Polda NTT terdiri dari Ipda Yosua Saragih, Aiptu Vincensius Loye, Bripka Yohanes Bosco. Briptu Yakub Tiwa Riwu dan Bripda Ignasius Irvan Munde.
Anggota Ditsamapta Polda NTT membawa dua ekor satwa anjing bernama Born dan Mosa.
Polda NTT mengintensifkan langkah tanggap darurat pasca bencana di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo.
Selain menerjunkan personel yang sudah ada di lokasi, Polda NTT juga mengirimkan bantuan personel tambahan (BKO) untuk memperkuat upaya penanganan.
Selain penguatan personel, Polda NTT juga menurunkan tim dengan anjing pelacak untuk mempercepat proses pencarian korban.
Hal ini dilakukan karena hingga kini masih ada tiga korban yang belum ditemukan.
Korban yang masih hilang yakni Mariano Tom Busa Jago (29), warga Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, Sebastiana So'o (42) dan Desiderius Geraldi Jo, bocah berusia 14 bulan yang juga warga Desa Keliwatulewa, Kecamatan Mauponggo.
Bencana ini mengakibatkan enam orang meninggal dunia, tiga orang hilang, serta lima orang luka berat dan 10 orang luka ringan.
Selain permukiman, bencana juga merusak 66 bidang lahan sawah dan kebun, 16 ruas jalan, enam jembatan, lima titik irigasi, serta memutus jaringan listrik dan air bersih.
Kapolres Nagekeo Temui Keluarga Vian Ruma dan Pastikan Penanganan Kasus Transparan
Hasil Nihil, Pencarian Korban Banjir di Nagekeo Dengan Anjing Pelacak Dihentikan
Doa Bersama dan Ritual Adat Warnai Pencarian Korban Hilang Pasca Banjir Bandang di Mauponggo-Nagekeo
Terkendala Bebatuan Besar dan Timbunan Pasir, Pencarian Tiga Korban Hilang di Mauponggo Tetap Dilanjutkan
Empat Anjing Pelacak Bantu Pencarian Tiga Korban Banjir Bandang di Nagekeo