Adik Tikam Kakak hingga Tewas di Simalungun, Diduga Akibat Sengketa Warisan

digtara.com - Perselisihan mengenai harta warisan kembali berujung tragis. Seorang pria berinisial JG (62) diduga menikam kakak kandungnya, Ruslan Girsang (78), hingga tewas di Desa Mardinding, Kecamatan Pematang Silimahuta, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Baca Juga:

• Polres Simalungun Hadirkan Kebahagiaan: Bangun Rumah Layak Huni untuk Pasangan Lansia
• Ini Sejumlah Temuan dan Rekomendasi Komnas HAM Terkait Kasus Kekerasan Seksual oleh Mantan Kapolres Ngada
• Tidak Terima Dihadang, Pria di Manggarai Barat Tikam Rekannya hingga Tewas

Istri korban, Juniarly Saragih (67), juga mengalami luka-luka dalam kejadian tersebut.

Peristiwa ini terjadi pada Rabu (23/4/2025) pagi dan telah dikonfirmasi oleh Kapolsek Tiga Dolok Polres Simalungun, AKP JP Aruan.

Menurutnya, konflik antara kedua bersaudara ini dipicu oleh perselisihan mengenai pembagian harta warisan orang tua yang belum terselesaikan.

"Persoalan warisan telah memicu ketegangan di antara mereka. Kemarahan pelaku akhirnya meledak hingga berujung pada penikaman," jelas AKP JP Aruan, seperti dikutip dari Antara.

Korban, Ruslan Girsang, dinyatakan meninggal dunia oleh tenaga medis di Klinik Katolik Saribu Dolok. Sementara itu, istrinya mengalami luka sayat di tangan.

Pelaku telah diamankan bersama barang bukti, termasuk pisau dan pakaian yang berlumuran darah.

Konflik Warisan: Masalah yang Tak Kunjung Usai

Kasus di Simalungun ini kembali menyoroti betapa rentannya hubungan keluarga ketika persoalan warisan tidak dikelola dengan baik.

Di Indonesia, sengketa warisan sering menjadi pemicu perpecahan, bahkan kekerasan antaranggota keluarga.

Berdasarkan catatan Komnas HAM dan berbagai lembaga bantuan hukum, konflik warisan termasuk salah satu penyebab utama sengketa keluarga di Indonesia.

Kurangnya komunikasi, ketiadaan pembagian yang jelas, serta emosi yang tidak terkendali sering kali memperburuk situasi.

Pihak berwajib mengimbau masyarakat untuk menyelesaikan sengketa warisan melalui jalur hukum atau mediasi keluarga guna mencegah terulangnya tragedi serupa.