Kaspersky Ungkap Cara Perusahaan Antisipasi Serangan Siber di Masa Depan, Begini Caranya

UMKM adalah kelompok yang paling terpengaruh secara tidak proporsional dalam hal dampak anggaran.
Baca Juga:
Mereka sering kali tidak memiliki kebijakan dan prosedur keamanan siber yang kuat, yang membuat mereka rentan terhadap insiden yang melibatkan karyawan, kesalahan konfigurasi cloud publik, dan izin tingkat tinggi.
Menurut Veniamin Levtsov, Wakil Presiden, Pusat Keahlian Bisnis Korporat di Kaspersky, data ini menggambarkan keberlanjutan tren akan peningkatan belanja keamanan siber di semua
segmen pasar.
"Pertumbuhan ini didorong oleh setidaknya tiga faktor utama," tambah dia dalam keterangan resminya, Rabu (25/12/2024).
Pertama dan jelas, menurutnya, pertumbuhan konstan dalam kompleksitas ancaman keamanan siber memaksa perusahaan untuk mengadopsi solusi yang lebih canggih guna meningkatkan deteksi jejak serangan dan mengotomatiskan respons.
Kedua, dia menjabarkan, meningkatnya kekhawatiran dari pemerintah mengenai kedaulatan digital menyebabkan munculnya peraturan dan persyaratan regulasi baru dan, sebagai hasilnya, peningkatan anggaran.
"Faktor ketiga yang memengaruhi pertumbuhan anggaran dan biaya keamanan siber adalah pertumbuhan konstan dalam ekspektasi upah/gaji bagi para profesional di berbagai bidang keamanan siber," pungkasnya.

Muncul Link Video Izza Blunder Usai Viral Andini Permata, Waspadai Bahaya Malware dan Fitnah Digital

Ancaman Malware USB Meningkat pada 2025: 50 Juta Serangan Terdeteksi di Asia Tenggara, Singapura Tertinggi

Polri Teliti Strategi Pengembangan SDM Polisi Siber di Polda NTT

Silaturahmi dengan Pimpinan Perusahaan, Syah Afandin Ajak Bersama Mengeluarkan CSR-nya

Hasil Studi Cloudflare: Mencengangkan! 70 Persen Responden di Indonesia Kena Serangan Internet
