Selasa, 07 Oktober 2025

Anak Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies jadi Penyebab KLB Rabies di Sikka NTT

Imanuel Lodja - Senin, 05 Juni 2023 00:54 WIB
Anak Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies jadi Penyebab KLB Rabies di Sikka NTT

digtara.com – Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Tinur (NTT) telah menetapkan daerah tersebut sebagai keadaan luar biasa (KLB) rabies.

Baca Juga:

Kasus rabies di Kabupaten Sikka, terungkap setelah seorang anak perempuan berusia empat tahun warga Desa Habi, Kecamatan Kangae yang dilaporkan meninggal dunia setelah tergigit anjing yang diduga terinfeksi rabies.

“Iya sudah ditetapkan KLB (rabies) sejak pertengahan Mei lalu, karena ada kematian satu orang anak usia sekitar empat tahun,” kata Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo, Senin (5/6/2023).

Bupati menjelaskan kasus kematian bocah perempuan berusia empat tahun tersebut setelah terkena gigitan anjing yang diduga terinfeksi rabies.

Baca: KLB Rabies di Sikka, Lima Kecamatan Diisolasi

Bocah empat tahun tersebut meninggal pada 8 Mei 2023. Korban adalah warga Desa Habi, Kecamatan Kangae.

Dan laporan hasil pengujian sampel organ anjing dari laboratorium Balai Besar Veteriner menyebutkan positif rabies.

Disampaikan bupati Robby, sampai dengan akhir pekan lalu, jumlah kasus gigitan anjing di Sikka mencapai 30 kasus.

Dari 30 kasus tersebut, dua diantaranya dirawat di rukah sakit dan satu orang meninggal dunia.

Upaya pencegahan kata Robby, telah dilakukan langkah-langkah sesuai standar operasi prosedur (SOP) penanganan rabies salah satunya dengan melakukan isolasi terhadap lima kecamatan yang diduga telah terinfeksi rabies.

Kelima kecamatan yang terkonfirmasi ditemukan adanya dugaan penyebaran rabies antara lain Kecamatan Alok, Alok Barat, Alok Timur, Kangae dan Kecamatan Nelle.

“Tiga kecamatan yakni Alok, Alok Timur dan Alok Barat kecamatan (yang terletak) dalam kota,” katanya.

“Upaya yang sudah dilakukan melokalisir wilayah yang sudah teridentifikasi yang sedang diuji laboratorium ada rabiesnya ada Lima kecamatan yang kami isolasi,” kata Robby.

Langkah pencegahan lain yang sedang dilakukan adalah membuat himbauan dan memberikan edukasi bagi masyarakat untuk dapat mengikat dan mengandangkan hewan pembawa rabies khususnya anjing agar bisa diidentifikasi.

“Yang paling dibutuhkan saat ini adalah kesadaran masyarakat, kalau mereka sayang binatangnya maka harus dirawat” kata Robby.
Disampaikan Robby, Flores adalah pulau yang endemik rabies, sehingga ancaman dari wabah rabies sangat tinggi.

“Daerah kami ini Flores pada umumnya selalu terancam rabies karena populasi anjing juga tinggi, karena orang Flores suka piara anjing,” kata Robby.

Disampaikannya, populasi anjing di Kabupaten Sikka dari data yang diterimanya mencapai 55 ribu ekor anjing.

“Di Sikka sendiri itu kami data saat vaksin itu terdapat 55 ribu tapi sebenarnya jumlahnya lebih dari itu,” kata Robby.

Dia menerangkan, upaya lain untuk pencegahan yang sedang dilakukan adakah melakukan vaksin terhadap hewan anjing milik masyarakat. Sehingga dia berharap instruksi untuk warga bisa mengikat dan mengandangkan anjing bisa dipatuhi oleh masyarakat.

Untuk proses vaksinasi, Dinas Peternakan Sikka menyiapkan enam orang tenaga vaksinator.

untuk memaksimalkan atau mempercepat proses vaksinasi maka sedang diberikan pelatihan bagi petugas vaksinator lainnya.

“Tapi kita juga lagi melatih tenaga vaksinator lainnya untuk bisa menambah tenaga vaksinator,” jelasnya.

Robby menargetkan dari populasi 55 ribu ekor anjing, harus ada 70 persen anjing di Kabupateb Sikka yang harus divaksinasi. Sehingga pencegahan terhadap rabies bisa dilakukan dengan baik.

Diakui Robby, sudah mendapat bantuan 3000 dosis vaksin anjing dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang diterima secara bertahap.

“Pertama sudah dapat 2000 dosis, yang kedua 1000 dosis, dan nanti akan dikirin lagi dari kementerian,” ujarnya.

Dia berharap agar para pemilik hewan anjing yang mampu agar bisa melakukan vaksin secara mandiri. Karena jika semua harus disediakan oleh pemerintah maka anggaran tidak akan mencukupi.

Karena satu dosis vaksin dibeli dengan harga 25 ribu rupiah.

Temuan kasus rabies di Kabupaten Sikka tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel organ anjing yang mengigigit korban meninggal yang dinyatakan positif rabies.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami diĀ Google News

Anak Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies jadi Penyebab KLB Rabies di Sikka NTT

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Arie
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Sempat Ditutup Selama Sepekan, Bandara Frans Seda-Sikka Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Selama Sepekan, Bandara Frans Seda-Sikka Kembali Beroperasi

Rumah Nelayan di Sikka-NTT Roboh Diterjang Angin, Marnit Polairud NTT Bantu Evakuasi

Rumah Nelayan di Sikka-NTT Roboh Diterjang Angin, Marnit Polairud NTT Bantu Evakuasi

Pelajar di Kabupaten Sikka-NTT Ditemukan Tewas Diduga Tersengat Arus Listrik

Pelajar di Kabupaten Sikka-NTT Ditemukan Tewas Diduga Tersengat Arus Listrik

Usai Bertengkar Dengan Kakak, Pemudi di Sikka-NTT Ditemukan Tewas Minum Racun Serangga

Usai Bertengkar Dengan Kakak, Pemudi di Sikka-NTT Ditemukan Tewas Minum Racun Serangga

Lima Bangunan di Sikka-NTT Terbakar

Lima Bangunan di Sikka-NTT Terbakar

15.044 Anak Dan Ibu di Kabupaten Sikka Dapat Layanan MBG

15.044 Anak Dan Ibu di Kabupaten Sikka Dapat Layanan MBG

Komentar
Berita Terbaru