Ternyata Puasa Bisa Mencegah Penuaan Dini
digtara.com – Selain untuk meningkatkan ketaqwaan seorang muslim, ternyata puasa juga memiliki manfaat kesehatan. Studi terbaru mengungkapkan bahwa berpuasa dapat meningkatkan aktivitas metabolisme lebih dari yang disadari sebelumnya, bahkan dapat mencegah penuaan dini.
Baca Juga:
Dimana penelitian kali ini menggunakan tikus sebagai sampelnya. Dari riset tersebut menunjukkan bahwa puasa dapat memperpanjang umur tikus. Kendati begitu, hasil studi ini belum bisa dipastikan pada manusia.
“Studi baru-baru ini menunjukan bahwa pembatasan kalori dan berpuasa memiliki efek memperpanjang umur pada hewan, tetapi mekanisme terperinci tetap masih menjadi misteri,†jelasnya.
Para ilmuwan di Institut Pascasarjana Sains dan Teknologi Okinawa, Jepang meneliti dampaknya terhadap metabolisme.
Dengan memahami metabolisme, tim ini berharap menemukan cara memanfaatkan puasa tanpa perlu menguras energi.
Untuk menyelidiki, empat sukarelawan berpuasa selama 58 jam. Menggunkan metabolomik atau pengukuran metabolit.
Para peneliti menganalisis sample darah lengkap pada interval selama periode puasa.
Para ilmuwan dapat menemukan bukti glukoneogenesis dengan menilai kadar metabolit tertentu dalam darah, termasuk karnitin dan butirat.
Setelah berpuasa, kadar metabolit ini telah meningkat dalam darah.
Para ilmuwan juga mengidentifikasi lebih banyak perubahan metabolisme, beberapa hasilnya pun sangat mengejutkan peneliti.
Sementara, puasa juga memunculkan senyawa antipenuanaan. Kadar purin dan pirimidin yang lebih tinggi
Adalah petunjuk bahwa tubuh mungkin meningkatkan kadar antioksidan tertentu.
Peneliti menjelaskan bahwa ini mungkin puasa memperpanjang umur pada tikus. Dalam keempat subjek.
Para peneliti mengidentifikasi 44 metabolit yang meningkat selama puasa, beberapa di antaranya meningkat 60 kali lipat.
Ini adalah metabolit yang sangat penting untuk pemeliharaan otot dan aktivitas antioksidan.
Hasil ini menunjukkan kemungkinan efek peremajaan dengan puasa, yang tidak diketahui sampai sekarang,†tambahnya.
Para Ilmuwan percaya bahwa kenaikan antioksidan muncul selama menahan lapar. Sehingga tubuh mengalami tingkat stres oksidatif yang tinggi.
Dengan memproduksi antioksidan, mungkin membantu menghindari potensi kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas.