Erick Thohir: Jokowi-Prabowo Bertemu di MRT Simbol Pembangunan
Digtara.com | JAKARTA – Pertemuan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, di dalam gerbong Moda Raya Terpadu (MRT) merupakan momen yang spesial dan bermakna positif bagi pembangunan Indonesia. Demikian dikatakan Ketua Tim Kampanye Nasional Erick Thohir di sela acara Young Penting Indonesia di kawasan Kemang, Jakarta.
Baca Juga:
“Kalau orang-orang [bertemu] di gedung mewah, di tempat yang tidak terjangkau oleh rakyat, tapi ini ketemunya di kereta MRT. Dan di mana itu merupakan simbol dari pembangunan di Indonesia,” kata Erick.
Pertemuan itu, dia menjelaskan, sekaligus contoh positif bagi masyarakat, terutama generasi milenial. Sebab kedua pemimpin menunjukkan sikap kenegarawanan masing-masing setelah sempat berselisih tajam selama pemilu.
Selain itu, menurut Erick, pertemuan Jokowi dan Prabowo menjadi contoh bagi dunia sekaligus membuktikan masyarakat Indonesia maju dalam demokrasi.
“Tidak hanya di Indonesia tapi di negara lain lho. Bagaimana Indonesia ini demokrasinya itu sudah dewasa. Dan kita sudah melaksanakan pemilihan yang sangat rumit, di mana pemilihan secara langsung, secara bersamaan dan diakui oleh banyak negara, dan hasilnya baik,” katanya.
Erick juga mengisyaratkan rencana pertemuan dua mantan calon wakil presiden, Sandiaga Uno dan Ma’ruf Amin, setelah masing-masing pasangan mereka, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, bersilaturahmi dengan naik kereta MRT Jakarta.
Ketika ditemui saat bersama Sandiaga Uno dalam Young Penting Indonesia di kawasan Kemang, Jakarta, itu, Erick meyakini pertemuan kedua mantan calon wakil presiden adalah keniscayaan. “Saya yakin [Sandiaga dan Ma’ruf] secara natural akan bertemu,†ujarnya.
Namun, Erick belum bersedia mengungkapkan kapan pertemuan Ma’ruf Amin dengan Sandiaga. Dia menyerahkan sepenuhnya kepada Sandiaga. Meski begitu, ia mengingatkan pemilu sudah usai dan mengajak semua pihak bersatu lagi, perselisihan pun mesti diakhiri.
Dia mencontohkan betapa Jokowi dan Prabowo sama-sama bersedia untuk bersilaturahmi dalam suasana yang akrab sehingga seolah tak ada lagi perselisihan di antara mereka. “Kalau politik dibawa enak, hasilnya enak,” ujarnya.[viva]