ASPI Gelar Seminar Kesejahteraan Itik Petelur di Yogyakarta, Dorong Praktik Pemeliharaan Bebas Sangkar
digtara.com - Across Species Project Indonesia (ASPI), organisasi non-profit yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan hewan ternak, khususnya itik petelur, mengadakan seminar bertajuk "Masa Depan Peternakan Itik Petelur: Kesejahteraan Hewan dan Peluang Pasar" di Perpustakaan Grhatama Pustaka, Yogyakarta.
Baca Juga:
Acara ini diikuti 66 peserta, terdiri dari peternak itik petelur di DIY, akademisi dan mahasiswa, dokter Puskeswan, hingga organisasi terkait. Tujuannya adalah mendorong praktik pemeliharaan yang lebih memperhatikan kesejahteraan hewan, seiring tren global menuju sistem bebas sangkar (cage-free) dan meningkatnya potensi pasar bagi produk yang lebih ramah hewan.
Sorotan Isu Kandang Baterai
Meski lebih dikenal pada peternakan ayam, sistem kandang baterai juga mulai digunakan pada itik petelur. Pada sistem ini, itik hanya memiliki ruang sempit seukuran laptop 13 inci, sehingga tidak bisa mengekspresikan perilaku alaminya, seperti bersarang, membersihkan bulu (preening), merentangkan sayap, atau berjalan bebas.
"Ada sejumlah isu kesejahteraan dalam peternakan itik petelur, mulai dari ruang gerak yang terbatas, tidak adanya akses air untuk mandi atau berenang, hingga kualitas udara yang buruk. Kesejahteraan hewan tidak bisa hanya diukur dari ketersediaan pakan dan produktivitas," jelas Dhiani Probhosiwi, Co-Executive Director ASPI.
Air, Nutrisi, dan Tren Pasar
Dalam sesi pertama, Ir. Imam Suswoyo, M.Agr.Sc., IPM. dari Universitas Jenderal Soedirman menekankan pentingnya air untuk itik.
"Tidak bisa diubah, tidak bisa dibohongi, tidak bisa dihindari, bahwa itik adalah unggas air. Hidupnya selalu berhubungan dengan air, baik untuk mencari makan, berenang, maupun reproduksi," ujarnya.
Pembicara berikutnya, Dr. Ir. Sri Sumarsih, SPt., MP., IPM. (Universitas Diponegoro), mengupas formulasi pakan efisien untuk mendukung nutrisi dan kesejahteraan itik. Sementara itu, Prof. Dr. drh. Pudji Astuti, M.P., inspektur Humane Farm Animal Care/Certified Humane®, membahas peluang sertifikasi internasional dan tren pasar yang semakin berpihak pada produk dengan standar kesejahteraan tinggi.
Temuan Awal: Telur Lebih Rapuh di Sistem Kandang Baterai
Hasil scoping work ASPI di Yogyakarta dan Blitar (Februari–Maret 2025) menemukan indikasi awal bahwa telur dari itik yang dipelihara dalam kandang baterai memiliki cangkang lebih tipis dibanding sistem cage-free.
Ketebalan cangkang ini penting karena memengaruhi daya tahan telur dalam distribusi, sekaligus berhubungan dengan keamanan pangan. Cangkang tipis membuat telur lebih rentan terkontaminasi bakteri berbahaya seperti Salmonella Enteritidis atau E. coli.
Harapan Kolaborasi
drh. Agung Ludiro, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, menekankan perlunya edukasi berkelanjutan:
"Kesadaran masyarakat terkait penerapan kesejahteraan hewan harus terus dikomunikasikan. Tidak hanya pemerintah, tapi juga lembaga, organisasi, dan pelaku usaha peternakan itik petelur."
Seminar ini diharapkan menjadi langkah awal menuju praktik peternakan itik petelur yang lebih berkelanjutan, sehat, dan ramah hewan. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan kerja sama lintas sektor: peternak, pelaku usaha, pemerintah, organisasi perlindungan hewan, hingga konsumen.
FKUB Muda Jateng Ajak Generasi Muda dan Mahasiswa Jangan Sampai Terpapar Paham Radikal
Konter Framing Negatif Pesantren, Gus Yusuf Ajak Santri Jadi Pejihad Media
Jangan Ngeres! Ini Asal Nama ‘Tolpit’, Kue Tradisional Bantul yang Kini Jadi Warisan Budaya Takbenda
Gubernur Andra Soni Berkomitmen Jadikan Banten sebagai Destinasi Utama Wisata Muslim
FEB USU Gelar Seminar Nasional "Nvidia Powers the World's AI & Yours", Bahas Peran AI dalam Kewirausahaan