Air PDAM Mahal, Hotel di Medan Lebih Pilih Air Sumur Bor

digtara.com | MEDAN – Usaha perhotelan di Medan, masih mengandalkan sumur bor sebagai sumber air utama untuk keperluan pelayanan tamu-tamu mereka. Meski tetap berlanggangan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), namun sifatnya hanya mendukung dan bukan sebagai sumber air utama.
Baca Juga:
Hal itu dikatakan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Sumatera Utara, Denny S Wardhana kepada digtara.com, Senin (23/9/2019).
Menurut Denny, kondisi itu terjadi karena penggunaan air dari sumur bor dinilai jauh lebih ekonomis ketimbang menggunakan air PDAM yang tarifnya terbilang mahal. Apalagi kebutuhan hotel terbilang sangat tinggi untuk melayani para tamu.
“Kalau hitungannya, orang (manajemen hotel) tetap lebih milih sumur bor,” kata Denny.
Ia enggan merinci selisihnya, tetapi dipastikan jumlahnya cukup signifikan meringankan beban biaya. Meski biaya air bersih yang harus dikeluarkan hotel dalam sebulan pun sebenarnya tak sampai 5 persen dari total biaya operasional.
Itu kenapa manajemen hotel lebih mengedepankan pemanfaatan air bawah tanah ketimbang layanan PDAM kendati ongkosnya relatif tidak sedikit. Untuk melakukan pengeboran air bawah tanah beserta instalasinya, manajemen hotel harus merogoh kocek Rp200-300 juta.
Itu pun masih pada kedalaman 50-70 meter yang menjadi rata-rata kedalaman sumur bor hotel di Medan dan sekitarnya. Ada juga sejumlah hotel yang harus mengebor sampai 100 meter untuk mendapatkan air lebih bersih.
Belum lagi biaya untuk pengecekan kualitas air sumur bor di laboratorium. Bila air sumur bor menimbulkan gangguan kesehatan kulit bagi tamu maka akan dapat membuat masalah besar bagi hotel.
Biasanya, kata dia, manajemen hotel menggunakan air PDAM lebih banyak untuk aktivitas pencucian bahan-bahan makanan di dapur. Menurut dia, air sumur bor masih perlu “treatment” lagi untuk bisa digunakan mencuci bahan makanan.
“Untuk membersihkan sayur dan buah di kitchen enggak mungkin pakai air sumur bor,” ujarnya.
Dia katakan lagi, penggunaan layanan PDAM juga sebagai “back up” untuk mengantisipasi penyusutan air sumur bor. Manajemen hotel meyakini tidak tertutup kemungkinan sumber air sumur bor yang mereka miliki bisa habis sewaktu-waktu.
Bukan karena faktor debit air, misalnya tekanan dan volume air sumur bor yang lebih besar, karena aspek itu lebih ditentukan pada sumber air dan kapasitas instalasi sumur bor masing-masing hotel.
Pertimbangan-pertimbangan itulah yang mendasari manajemen hotel lebih mengedepankan penggunaan air sumur bor ketimbang air PDAM. Begitu pun tidak ada pula aturan yang mewajibkan atau melarang mereka menggunakan salah satu dari keduanya.
[AS]

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur
