IHSG Turun 7 Persen ke 6.395
digtara.com | MEDAN – Hari ini mungkin bukan hari yang baik bagi kebanyakan investor dunia. Bagaimana tidak, hampir seluruh saham di bursa Global hari ini mengalami koreksi. Termasuk IHSG yang mengalami koreksi cukup dalam.
Baca Juga:
Dow Jones melemah tipis 0,086%, Hangseng turun 0,2%, Kuala Lumpur turun 0,69%, Nasdaq turun 0,42%, Kospi turun 0,91% dan Shanghai melemah 0,2%.
Praktisi Pasar Modal, Gunawan Benjamin menyebutkan, pelemahan ini disinyalir terjadi akibat meningkatnya ketidakpastian perekonomian global yang ditandai dengan masih simpang siurnya suku bunga Bank Sentral Amerika (The Fed) serta pernurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi di beberapa negara baik Singapura maupun Malaysia.
Sementara IHSG mengalami pelemahan hingga 7 persen ke level 6.395. Tekanan IHSG tak hanya berasal dari tekanan luar negeri namun lebih dominan oleh sentemen negatif terkait realisasi Pendapatan, Belanja dan pembiayaan APBN Semester I-2019.
Dimana pada laporan kemenkeu Realisasi pendapatan negara hanya mencapai 41,5% atau Rp.898,9 triliun dari target pendapatan negara pada APBN 2019 sementara belanja negara mencapai 42% atau sebesar Rp.1.034,5 triliun sehingga tercatat adanya defisit APBN semester I-2019 mencapai 1,84% dari APBN 2019.
“Hal ini tentunya memberikan sentimen negatif pagi pasar keuangan baik pasar uang maupun pasar modal dimana investor sebelumnya meyakini prospek pertumbuhan ekonomi dalam negeri akan lebih baik dibandingkan dengan negara lainnya. Namun realisasi APBN semester I memberikan stigma besar pasak dari pada tiang. Pendapatan yang bersumber dari pajak maupun penerimaan bukan pajak dan hibah tidak mampu menutupi belanja negara yang membengkak,”ujar Gunawan, Selasa (17/7/2019).
Meskipun begitu, nilai tukar Rupiah masih dapat bertahan di bawah level Rp.14.000/USD. Hal ini patut diapresiasi.
“Saya kira kita masih memiliki peluang untuk memperbaiki defisit neraca perdagangan, selain dari situasi ekonomi-politik dalam negeri yang sudah stabil juga ditopang oleh nilai tukar Rupiah yang membaik serta inflasi yang masih terkontrol,”jelasnya.
Adanya rilis data laporan emiten semester I-2019 diharapkan mampu menopang IHSG dan meningkatkan volume transaksi saham. Sehingga IHSG lebih cepat bergerak dan liquid.
[AS]