Kamis, 28 Maret 2024

Mengenal 12 Pahlawan Nasional Asal Sumut: SM Raja, Kiras Bangun Hingga SM Amin

Redaksi - Minggu, 15 Agustus 2021 08:21 WIB
Mengenal 12 Pahlawan Nasional Asal Sumut: SM Raja, Kiras Bangun Hingga SM Amin

digtara.com – Sebentar lagi Indonesia akan merayakan Hari Kemerdekaan yang ke-76 tahun. Ada ratusan Pahlawan Nasional Indonesia yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, beberapa di antaranya asal Sumatera Utara (Sumut).

Baca Juga:

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 disebutkan bahwa gelar Pahlawan Nasional mencakup semua jenis gelar. Namun jangan salah ya, ada berbagai gelar pahlawan nasional di Indonesia. Gelar tersebut dibedakan berdasarkan kurun waktu atau periodeisasi perjuangan mereka, yakni: 1. Pahlawan Perintis Kemerdekaan, 2. Pahlawan Kemerdekaan Nasional, 3. Pahlawan Proklamator, 4. Pahlawan Kebangkitan Nasional, 5. Pahlawan Revolusi dan 6. Pahlawan Ampera.

Nah, dari Sumut, ada 12 tokoh yang sudah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Berikut 12 pahlawan nasional asal Sumut yang dirangkum digtara.com.

1. Sisingamangaraja XXI

Pahlawan ini lahir di kelahiran tanah batak di Bakara pada 1849, wafatnya di Dairi 1907. Sisingamangaraja XXI pernah menjadi pemimpin batak yang populer, dirinya menggantikan ayahnya bernama Ompu Sohahuaon. Dirinya melakukan gerilyawan untuk melawan kolonial Belanda.

2. T. Amir Hamzah

pahlawan nasional asal sumutPahlawan ini merupakan sosok Pangeran Indra Poetera yang sastrawan Indonesia angkatan Poedjangga Baroe dan Pahlawan Nasional Indonesia.

Tengkoe Amir Hamzah lahir pada tanggal 28 Februari 1911 di Tanjung Pura daerah dengan tradisi sastra yang kuat. Langkat, Sumatera Utara.

Sehingga dirinya sendiri memiliki kecintaan akan sejarah, adat-istiadat, dan pengetahuan sastra semakin bertumbuh.

Nah, buat Amir Bahasa Indonesia sebuah simbol dari kemelayuan, kepahlawanan, dan juga keislaman. Rasa cintanya terjadap Indonesia dituangkannya lewat syair-syair yang indah.

Di waktu wafatnya pada tanggal 20 Maret 1946 di Kwala Begumit, Binjai, dan ditetapkan dirinya sebagai pahlawan nasional pada tahun 1975.

3. Adam Malik

Pahlawan ini merupakan mantan Wakil Presiden Indonesia yang ketiga dan pernah menjadi Menteri di beberapa bidang, termasuk Menteri Luar Negeri.

Lahirnya di Pematangsiantar, 22 Juli 1917. Adam Malik ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada tanggal 6 November 1998.

4. Djamin Ginting

Selanjutnya, ada pahlawan bernama Letjen. Djamin Ginting lahir di Desa Suka, Tiga Panah, Kabupaten Karo pada 12 Januari 1921.

Pahlawan ini merupakan suku Karo bermarga Ginting. Dirinya merupakan tokoh pejuang kemerdekaan yang menentang pemerintahan Hindia Belanda di Tanah Karo.

Selain itu, cerita punya cerita Djamin seorang petinggi TNI yang berhasil menumpas pemberontakan Nainggolan di Medan pada April 1958.

Djamin Ginting wafat tidak di Indonesia. Namun, di Ottawa, Kanada pada tanggal 23 Oktober 1974 ada usia 53 tahun. Ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 7 November 2014.

5. T.B Simatupang

pahlawan Nasional asal Sumut
TB Simatupang

Untuk pahlawan ini merupakan suku batak yang bernama lengkapnya adalah Tahi Bonar Simatupang, lahir pada 28 Januari 1920 di Sidikalang, Sumatera Utara.

Dirinya pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Perang Republik Indonesia (KASAP) hingga tahun 1953. Sehingga T. B. Simatupang diberikan gelar sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 2013. Wafatnya pada tanggal 1 Januari tahun 1990, di Jakarta.

Nah, untuk mengenang jasanya. Wajah beliau diabadikan pada pecahan uang logam pecahan Rp500 pada tanggal 16 Desember 2016.

6. Abdul Haris Nasution

Abdul Haris Nasution yang merupakan pahlawan bersuku Mandailing yang lahir di Kotanopan, Sumatera Utara, 3 September 1918. Beliau wafat di Jakarta pada 6 September 2000. A. H. Nasution berpangkat Jenderal TNI, yang menjadi salah satu sasaran dalam pembantaian Gerakan 30 September.

Tak hanya dirinya yang menjadi korban. Namun, putri kesayangannya juga ikut menjadi korban saat peristiwa G30S PKI, Ade Irma Suryani dan ajudannya, Lettu Pierre Tandean.

Beliau pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI, juga Panglima Angkatan Perang RI, sehingga dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada November 2002.

7. Dr. Ferdinand Lumbantobing

Ferdinand Lumabntobing kelahiran Sibolga pada 19 Februari 1899, yang merupakan seorang dokter, politis sekaligus juga pejuang hak asasi pasukan buruh di Indonesia.

Dirinya lulusan sekolah dari kedokteran STOVIA, yang pernah menjabat sebagai menteri di berbagai departemen. Seperti Menteri Penerangan, Menteri Hubungan Antar Daerah, Menteri Transmigrasi dan Menteri Kesehatan.

Nah, selain itu beliau juga pernah menjabat sebagai pemimpin di Sumatera Utara atau Gubernur Sumatera Utara.

8. KH. Zainul Arifin

Pahlawan Nasional Asal Sumut
KH. Zainul Arifin

Pahlawan ini merupakan seorang putra tunggal dari raja Barus, yaitu Sultan Ramali bin Tuangku Raja Barus Sultan Sahi Alam Pohan dengan perempuan bangsawan asal Kotanopan, Mandailing, Siti Baiyah boru Nasution.

Dirinya kelahiran Tapanuli Tengah pada tahun 1909. Dalam masa hidupnya, beliau merupakan seorang politisi dan gerilyawan.

9. Mayjen D. I. Pandjaitan

Donald Izacus Pandjaitan, atau lebih dikenal dengan D. I. Pandjaitan, merupakan salah satu pahlawan revolusi Indonesia berdarah batak, yang lahir di Balige, 19 Juni 1925.

D. I. Pandjaitan merupakan seorang Jenderal Angkatan Darat yang menjadi salah satu korban pembantaian pada Gerakan 30 September.

Sehingga dirinya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada Oktober 1965. Dalam mengenang jasa-jasanya maka dibangun Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur.

10. Kiras Bangun

Kiras Bangun sosok Pahlawan Nasional Indonesia, bersuku Karo. Kiras Bangun juga dikenal dengan nama Garamata.

Dirinya lahir pada tahun 1852 di Batu Karang, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Perjuangannya dikenal sebagai penentang penjajahan Belanda dengan menggalang kekuatan lintas agama di Sumatera Utara dan Aceh.

Di akhir perjuangannya kemudian dibuang ke Cipinang bersama kedua anaknya. Selanjutnya, Beliau pun gugur pada 22 Oktober 1942 dan dimakamkan di Desa Batukarang dan dianugrahi gelar Pahlawan Nasional pada 9 November 2005.

Nah, buat kamu tetap update pada jaman saat ini. Namun, jangan sekali-kali melupakan sejarah atau di singkat “Jas Merah” yang dicetus oleh A.H Nasution.

Seperti yang dikatakan Presiden pertama, Bung Karno saat pidato “Djangan Sekali-kali Meninggalkan Sedjarah!” pada 17 Agustus 1966.

11. Prof Drs Lafran Pane

Pahlawan Nasional asal Sumut
Prof Drs Lafran Pane

Pahlawan ini merupakan anak keenam keluarga Sutan Pangurabaan Pane dari istrinya yang pertama.

Dirinya merupakan sosok pendiri Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) yang lahir pada 5 Februari 1922 di Padang Sidimpuan, Tapanuli Selatan Sumatera Utara dan Wafat pada 25 Januari 1991 di Yogyakarta.

Beliau juga menjadi salah satu sarjana ilmu politik pertama di Indonesia, selanjutnya Lafran Pane lebih tertarik di lapangan pendidikan dan keluar dari Kementerian Luar Negeri dan masuk kembali ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pada tahun lalu di 2017. Beliau ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo sebagai pahlawan nasional yang dikenal sangat sederhana.

Nah, buat kamu tetap update ya pada jaman saat ini. Namun, jangan sekali-kali melupakan sejarah atau di singkat “Jas Merah” yang dicetus oleh A.H Nasution.

Seperti yang dikatakan Presiden pertama, Bung Karno saat pidato “Djangan Sekali-kali Meninggalkan Sedjarah!” pada 17 Agustus 1966.

12. Sutan Mohammad Amin Nasution

Pahlawan nasional asal Sumut bertambah tahun lalu. Pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2020, Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada Sutan Mohammad Amin Nasution.

SM Amin pun menjadi pahlawan nasional ke-12 dari Sumut. Perlu diketahui SM Amin adalah Gubernur pertama Sumatra Utara.

Sejarawan USU, Budi Agustono, menjelaskan soal sosok SM Amin. Sebenarnya Amin bukan orang asli Sumut. Dia lahir di Aceh pada 22 Februari 1904, dalam masa penjajahan yang membuat hidupnya bergejolak. Dia akhirnya menjadi aktivis.

“Jadi dengan pendidikan yang dimiliki dia menjadi seorang aktivis pergerakan, karena dia tidak ingin menjadi pegawai pemerintah. Karena dia tahu betul kalau bangsanya pada awal abad 20 mengalami proses keterbelakangan,” ujar Budi saat dikonfirmasi melalui via sambung telepon, Minggu (15/8).

Budi menjelaskan semasa muda, selain sebagai pejuang dia sekaligus pemikir yang andal. Dia banyak menulis soal perjuangan dan bergabung dengan organisasi politik melawan Belanda.

“Dia pernah masuk Jong Sumatra, kemudian dia masuk Gerindo. Gerindo ini salah satu partai politik bangsa pada waktu itu yang cukup radikal, saya kira anti kapitalis waktu itu,” ujar Budi.

Dari catatan sejarah, karena perjuanganya karir politik ikut menanjak pada tahun 1947. Amin diangkat menjadi Gubernur Sumatera Utara pertama. Di tahuh pertama, Amin dihadapkan dengan agresi Belanda yang ingin mengambil kekuasan di Sumut. Di sisi lain, ada juga persoalan internal yang belum selesai lantaran negara Indonesia baru terbentuk.

“Bayangkanlah ketika republik muda sedang mengalami penyesuaian sebagai bangsa merdeka lalu berhadapan dengan situasi internal terutama persoalan ekonomi dan politik yang belum kuat sebagai republik baru. Ditambah asing yang ingin menjajah kembali,” ujar lelaki yang menjabat Dekan Fakultas Budaya USU ini.

Di tengah kemelut politik dan ekonomi ini, SM Amin kata Budi, sebagai gubernur mampu menyelesaikan persoalan struktural. “Ini kontribusi besar SM Amin untuk bangsa dan rakyat Sumatra Utara,” tukasnya. (mag-01-anisa)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru