Kamis, 18 April 2024

Masjid Badiuzzaman: Dibangun Raja Sunggal dengan Putih Telur, Lebih Tua dari Masjid Raya Medan

- Kamis, 21 April 2022 09:50 WIB
Masjid Badiuzzaman: Dibangun Raja Sunggal dengan Putih Telur, Lebih Tua dari Masjid Raya Medan

digtara.com – Masjid merupakan salah satu simbol masuknya peradaban Islam di Indonesia. Banyak masjid di Indonesia khususnya kota Medan yang masih bertahan dari zaman penjajahan sampai saat ini. Masjid Badiuzzaman: Raja Sunggal

Baca Juga:

Salah satu Masjid bersejarah dan salah satu Masjid tertua di kota Medan, yang masih bertahan hingga sampai saat ini adalah Masjid Kedatukan Sunggal.

Masjid tersebut berada di Jalan Sunggal Pekan, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara.

Baca: Pembangunan Masjid Raya Al-Abror Padangsidimpuan Bertahun-Tahun Tak Selesai, Dewan Soroti Wali Kota

Masjid ini telah berdiri sejak tahun 1885 atau setara dengan 1306 hijriah.

Didirikan oleh seorang Raja Sunggal yakni Raja Badiuzzaman Sri Indra Pahlawan Surbakti, atau yang sering di panggil Raja Serba Nyaman.

Baca: Jadi Sajian Berbuka Puasa, Pengunjung Asal Sidempuan Ini Rindukan Bubur Sup Khas Masjid Raya Medan

Raja Badiuzzaman merupakan Raja ke VII dari Kerajaan Sunggal.

Badiuzzaman merupakan seorang Raja yang memimpin perang Sunggal saat melawan kolonial Belanda pada tahun 1872 hingga 1895.

Lebih tua dibangdingkan dengan Masjid Raya Medan

Masjid Badiuzzaman ini, lebih dulu berdiri jika bandingkan dengan Mesjid Raya Al- Mashun yang didirikan oleh Kerajaan Deli di tahun 1906 atau 1324 hijriah.

Sebelum Masjid Badiuzzaman dibangun, 30 tahun sebelumnya, dibangun salah satu tertua di Kota Medan, yakni Masjid Al-Osmani terletak di Jalan Yos Sudarso Pekan Labuhan Kota Medan

Masjid ini dibangun pada 1854 oleh Raja Deli ketujuh, yakni Sultan Osman Perkasa Alam dengan menggunakan bahan kayu.

Baca: Pembangunan Masjid Raya Al-Abror Padangsidimpuan Bertahun-Tahun Tak Selesai, Dewan Soroti Wali Kota

Kemudian Kemudian pada 1870-1872 Masjid yang terbuat dari bahan kayu itu dipermanenkan oleh anak Sultan Osman, yakni Sultan Mahmud Perkasa Alam yang juga menjadi Raja Deli kedelapan.

Masjid Badiuzzaman: Dibangun Raja Sunggal dengan Putih Telur, Lebih Tua dari Masjid Raya Medan
digtara.com/ilham pradilla

Dari pantauan digtara.com terlihat di halaman Masjid Badiuzzaman tersebut ada beberapa makam pahlawan kerajaan Sunggal yang telah gugur.

Terdapat nama-nama pahlawan Sunggal seperti makam Datuk Abdul Jalil, Datuk M Dini, Datuk Soeloeng barat, Datuk Badiuzzaman dan Datuk M Bahar.

Baca: Jadi Sajian Berbuka Puasa, Pengunjung Asal Sidempuan Ini Rindukan Bubur Sup Khas Masjid Raya Medan

Awalnya Masjid Badiuzzaman ini berdiri di sebelah istana kerajaan Sunggal yang kini menjadi PDAM Tirtanadi, Medan Sunggal. Kini yang tersisa dari kerajaan Sunggal hanyalah Masjid tersebut.

Saat ini, Masjid Badiuzzaman telah berumur 137 tahun. Tidak banyak yang berubah dari masjid yang dibangun dengan corak budaya Melayu dan Karo ini.

Masjid ini memiliki empat tiang penyangga utama bewarna hijau dengan satu menara yang baru dibangun belakang.

Ketua Kenaziran Masjid, Datuk Indra Jaya, mengatakan, bahwa Masjid tersebut diresmikan oleh Raja Badiuzzaman yang kala itu menjabat sebagai raja.

Karena pendiri Mesjid tersebut adalah seorang Raja Sunggal hingga kini masyarakat mengenalnya dengan Masjid dengan nama raja itu sendiri.

“Sejak awal nama masjid ini adalah Masjid Raya Kedatukan Sunggal yang diresmikan oleh Raja masa itu yakni Raja Badiuzzaman pada tahun 1885. Namun oleh masyarakat luas dikenal dengan nama Masjid Badiuzzaman,” katanya saat diwawancarai.

Simbol Perlawanan Penjajahan Kolonial Belanda

Selain menandakan simbol adanya perjalanan islam di tanah Melayu, Masjid ini juga memiliki nilai kepahlawanan terhadap para penjajahan Belanda di era penjajahan.

Masjid Badiuzzaman: Dibangun Raja Sunggal dengan Putih Telur, Lebih Tua dari Masjid Raya Medan
digtara.com/ilham pradilla

Pasalnya Mesjid ini selain tempat ibadah juga tempat diskusi untuk melakukan perlawanan di era penjajahan antara kerajaan Sunggal dengan kolonial Belanda.

“Di Masjid inilah dahulunya para pejuang dari Kerajaan Sunggal berkumpul dan bermusyawarah untuk melawan penjajahan Belanda,” katanya.

Dibangun dengan putih telur sebagai pengganti semen

Konon dari cerita turun menurun, pembangunan dari Masjid bersejarah ini pembangunan sebagian hampir sama dengan pembangunan candi Borobudur.

Karena saat perang melawan penjajahan Belanda, kala itu Belanda memberhentikan masuknya semen ke tanah Melayu tersebut, guna menghindari adanya pembangunan untuk menguatkan pertahanan raja di era itu.

Sehingga alternatif agar bangunan Masjid tersebut tetap berdiri, Raja menggantikan semen dengan putih telur sebagai perekat.

“Dahulu karena perang sama Belanda, Belanda melarang pengiriman semen ke daerah Sunggal,” katanya.

Di usia yang sudah lebih satu abad ini tampilan Masjid Badiuzzaman terlihat sangat sederhana, di dalam masjid terdapat kipas angin dengan mimbar berwana hijau dengan batu.

“Jika untuk masjid tampilan masjid tidak ada yang berubah. Paling hanya genting saja yang diganti karena sudah lapuk, dan penambahan kanopi pada bagian depan serta menara masjid,” kata Indra.

Baca: Ribuan Ummat Islam di Medan Sholat Ied di Masjid Raya Al Mashun Medan

Memasuki bulan suci Ramadan, pihak BKM melaksanakan buka puasa bersama, sholat tarawih, dan tadarus.

Meski berjarak cukup jauh dari rumah warga, setiap hari kita akan menemui banyak warga dari berbagai daerah datang ke masjid ini.

“Kalau setiap hari di sini ramai, meski jarak dari rumah warga jauh. Dan di sini juga biasa kita laksanakan sholat tarawih, tadarus, dan pengajian,” ujar Indra.

Masjid Badiuzzaman: Dibangun Raja Sunggal dengan Putih Telur, Lebih Tua dari Masjid Raya Medan

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
:
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru