Nelayan Tewas di Pantai Kupang, Jasadnya Terlantar karena Menunggu Tes Covid
digtara.com – Marthinus Dima (61), seorang nelayan ditemukan tewas di pantai belakang SPBU Kelurahan Nunbaun Sabu, Kecamatan Alak, Kota Kupang, Sabtu (20/3/20210 pagi.
Baca Juga:
Warga Kelurahan Nunbaun Delha, Kecamatan Alak, Kota Kupang itu ditemukan di antara tembok penahan gelombang dalam posisi tertelungkup. Ada bekas luka pada wajah korban diduga karena benturan.
Diperoleh informasi kalau korban awalnya ke pantai Kelurahan Nunbaun Sabu di belakang SPBU Nunbaun Sabu sekitar pukul 05.30 wita.
Korban hendak mengeluarkan air dari dalam perahunya yang ditambatkan di pantai Nunbaun Sabu. Air itu masuk dalam perahu akibat hujan disertai angin dan gelombang yang terjadi sejak Jumat kemarin.
Diduga saat pulang melihat keadaan perahunya, korban naik ke tangga penahan gelombang, lalu terjatuh dan wajahnya membentur tembok. Korban pun meninggal dunia.
Korban baru ditemukan sekitar pukul 07.30 wita oleh beberapa warga yang juga hendak ke pantai dan melihat kondisi perahu mereka.
Penemuan jasad korban kemudian dilaporkan ke aparat kepolisian Polsek Alak dan Polres Kupang Kota.
Kapolsek Alak, Kompol Tatang Panjaitan dan anggota ke lokasi kejadian melakukan identifikasi dan olah tempat kejadian perkara.
3 Jam Menunggu Pemeriksaan Covid
Namun pihak kepolisian menahan proses evakuasi dan identifikasi jenazah karena menunggu tim gugus tugas penanganan covid-19.
Hal ini mengundang protes keluarga korban. Apalagi M Dima (59), istri korban tidak diizinkan pihak kepolisian saat ingin melihat kondisi suaminya.
Sejumlah anggota keluarga juga melakukan protes karena lamanya penanganan jenazah korban. Selama hampir tiga jam jenazah korban hanya ditutupi selembar kain karena menunggu tim gugus tugas Kota Kupang.
Kapolsek Alak dan anggota Polsek memasang police line di lokasi kejadian dan tidak mengizinkan warga memasuki lokasi yang dipasang garis polisi.
“Kami paham perasaan dan kondisi keluarga namun kita perlu bersabar menunggu tim gugus tugas agar memeriksa korban. Jika korban negatif dari covid maka jenazah bisa langsung dibawa pulang. Kita taat dan ikuti prosedur dari tim gugus tugas penanganan covid-19,” ujar Kapolsek Alak saat menenangkan keluarga korban.
Keluarga korban khawatir kalau jenazah korban di-covidkan, padahal selama ini ia sehat-sehat saja.
“Dia (korban) sehat-sehat. mungkin dia jatuh karena licin dan meninggal jadi tidak mungkin terkena covid-19,” ujar Hengky, salah seorang kerabat korban.
Sementara istri korban terus menangis meminta agar jenazah suaminya segera dibawa pulang ke rumah.
Tim gugus tugas pun akhirnya datang ke lokasi kejadian melakukan identifikasi. Dalam pemeriksaan tersebut, korban dinyatakan negatif covid sehingga jenazah korban langsung dievakuasi kerabat korban dengan mobil ambulance ke rumah duka.
Kapolsek Alak, Kompol Tatang Panjaitan mengakui kalau pihaknya tetap menerapkan protokol kesehatan dan selalu berkoordinasi dengan tim gugus tugas jika ada kejadian penemuan mayat.
“Kita koordinasikan dengan gugus tugas guna mencegah hal yang tidak kita inginkan,” tandasnya.
keluarga juga sudah menolak otopsi dan visum sehingga aparat kepolisian menyerahkan jenazah korban ke pihak keluarga untuk dimakamkan.