Istri Koma, Petani di Manggarai Timur Nekat Terjun dari Tebing 200 Meter
digtara.com – Bernadus Kuat (60), seorang petani di Kampung Padang, Desa Satar Lahing, Kecamatan Ranamese, Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) ditemukan tewas, Senin (31/8/2020) sekitar pukul 06.30 wita. Istri Koma, Petani di Manggarai Timur Nekat Terjun dari Tebing 200 Meter
Baca Juga:
Korban ditemukan di lokasi persawahan Wor, Desa Satar Lahing, Kecamatan Ranamese, Kabupatem Manggarai Timur.
Bernadus mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari tebing yang tingginya kurang lebih 200 meter.
Korban pertama kali ditemukan Kasisius Jebarus (38), warga Liang Leso, Desa Watu Mori, Kecamatan Ranamese, Kabupaten Manggarai Timur.
Saat itu Kasisius sedang memindahkan sapi di persawahan Arjuna-Golo Mongkok. Kasisius melihat di bukit sebelah Kali Wae Musur tepatnya di tebing (Ngampang Peke Acu) korban sedang berdiri namun tidak berselang lama ia melihat korban melompat dari tepi jurang ke bawah.
Lapor
Kasisius kemudian kembali ke rumahnya dan bertemu Matias Marut kemudian menceritakan kejadian yang dilihatnya.
Baca: Satu Mahasiswi Fakultas Kedokteran Undana Kupang Positif Covid-19
Mathias Marut kemudian ke rumah Brigpol Krispinus Geong, anggota Sat Lantas Polres Manggarai Timur melaporkan kejadian tersebut.
Mereka kemudian menemui Patrisius Ino Jalus, kepala desa Satar Lahing dan menceritakan peristiwa tersebut.
Kepala desa Satar Lahing bersama warga langsung ke lokasi kejadian untuk melihat langsung kebenaran informasi tersebut.
Baca: Pasutri Positif Covid-19 di Kota Kupang, 21 Tenaga Medis Jalani Tes Swab
Sekitar pukul 08.00 wita, korban ditemukan oleh kepala desa Satar Lahing bersama warga.
Polisi yang sampai ke lokasi kejadian bersama Kepala desa Satar Lahing serta warga mengevakuasi korban.
Atas permintaan keluarga korban, korban langsung dibawa ke rumah korban di Kampung Padang, Desa Satar Lahing, Kecamatan Ranamese, Kabupaten Manggarai Timur untuk disemayamkan.
Kasat Reskrim Polres Manggarai Timur, Iptu Dedy Karimoi yang dikonfirmasi, Senin (31/8/2020) mengakui kalau keluarga korban menolak dilakukan otopsi.
“Diduga korban bunuh diri karena stres terkait persolan keluarga, yakni istri korban dalam keadaan sakit dan sedang koma,” tandasnya.
Keluarga korban juga iklas menerima kematian korban sebagai musibah dan tidak bersedia untuk dilakukan Visum Et Repertum maupun di otopsi terhadap jenazah korban dengan menandatangani surat pernyataan.
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube Digtara TV. Jangan lupa, like comment and Subscribe.
Istri Koma, Petani di Manggarai Timur Nekat Terjun dari Tebing 200 Meter