Jumat, 29 Maret 2024

Ketika Kerumunan Kesawan City Walk Terjadi Lagi

- Minggu, 25 April 2021 07:20 WIB
Ketika Kerumunan Kesawan City Walk Terjadi Lagi

digtara.com Ribuan orang hadir dan menciptakan kerumunan di Kesawan City Walk pada Sabtu 24 April 2021 malam. Kerumunan itu mengulangi kejadian serupa pada pekan lalu.

Baca Juga:

Kesawan City Walk, The Kitchen of Asia itu tampak begitu perkasa di tengah pandemi, saat Wali Kota Muhammad Bobby Afif Nasution turun tangan langsung menanganinya.

Tak sia-sia bila dalam beberapa kesempatan ia begitu ngotot mempertahankan kebijakannya terkait Kesawan City Walk meski di tengah pandemi.

Usai ditegur Gubernur Sumut Edy Rahmayadi selaku pemegang kuasa tertinggi dalam penanganan Covid-19 di daerah ini, sang wali kota bergeming. Alasannya, prokes sudah dijalankan di kawasan heritage Kota Medan itu.

Para penjual disebutnya sudah divaksin. Aturan jaga jarak hingga mobilisasi petugas sudah all out dihadirkan di tengah kerumunan untuk memberi himbauan.

Tapi masalah sebenarnya bukan soal prokes belaka. Kerumunan di Kesawan City Walk adalah masalah utamanya. Bila warga sudah berkumpul, akan sulit mengaturnya.

Warga yang datang bukan sekumpulan petugas Paskibraka atau sekelompok organisasi dengan prinsip yang sama. Sehingga mudah diatur.

Mereka cuma warga biasa yang merasa suka dilihat dan melihat orang-orang yang hadir disana dengan kuliner sebagai alat pemersatunya.

kerumunan kesawan
Wali Kota Bobby bersama rombongan besar meninjau dan menertibkan pengunjung dan pedagang di kesawan City Walk. (foto:ist/digtara

Mereka yang merasa nyaman berjalan-jalan di lokasi yang gencar “diworo-worokan” sang wali kota “anak muda” itu lewat berbagai platform media sosial, terutama akun instagramnya.

Ketika Kesawan City Walk menjadi satu-satunya tempat “paling nyaman” untuk berkumpul dan menikmati makanan tanpa pengusiran, maka kesanalah semua warga mengarah.

Kesawan City Walk mengeksploitasi “libido” manusia sebagai makhluk sosial. Makhluk yang ingin berkumpul dan bercengkrama meski di tengah pandemi yang berbahaya.

Lantas, bagaimana petugas yang tak seberapa itu bisa mengawasi prokes pada gelombang manusia yang terobsesi dengan keramaian di sana?
Apa seorang wali kota sanggup mengendalikan setiap interaksi warga di sana?

Pengabaian Demi Detak Ekonomi

Presiden Jokowi jauh-jauh hari sudah mengingatkan agar kepentingan ekonomi yang melibatkan kerumunan ditepikan dulu. Fokus pada penanganan Covid-19.

“Jangan sampai terlalu mendahulukan ekonomi kemudian tidak memperhatikan penyebaran COVID-19, yang terjadi kenaikan kasus COVID meningkat, ekonominya justru menjadi pertumbuhannya tertekan turun,” ujar Jokowi kepada peserta rapat koordinasi kepala daerah tahun 2021 yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (15/4/2021).

Sumut melalui Gubernur Edy Rahmayadi juga awalnya mulai komitmen soal penanganan Covid-19. Gubernur Edy paling getol menjalankan aturan yang sudah dibuat.

Ia rajin sweeping pedagang angkringan di Kesawan yang melewati jam malam. Satpol PP, Polisi dan Satgas Covid berulangkali membubarkan kerumunan.

Tapi itu dulu. Sebelum Bobby sang menantu Jokowi yang dikawal Paspampres itu menjadi wali kota. Kini, situasinya tampak sudah berbeda.

Gubernur Sumut sudah memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mikro  mulai 20 April hingga 3 Mei 2021 dan mengancam menindak tegas pelanggar aturan PPKM mikro, namun Medan mendapat perlakuan berbeda.

Waktu operasional gera-gerai makanan dibatasi pukul 22.00 WIB. “Saya ambil kebijakan menambah waktu 1 jam agar ekonomi tetap bergerak. Pukul 22.00 WIB, semua harus sudah tidak ada aktivitas. Saya akan tindak tegas kabupaten dan kota yang melanggar aturan. Kegiatan UMKM silakan, tapi tetap ikuti aturan,” ujar dia.

Kerumunan

Tapi sepertinya ada pengecualian untuk Medan. Sang wali kota terang-terangan menambah jadwal buka warung di Kesawan City Walk. Bahkan di akhir pekan, Sabtu (24/4/2021) malam kemarin, ramainya hingga dinihari.

Keramaian itu bisa dipantau secara langsung dengan hadir kesana. Atau secara live di Area Traffic Control System (ATCS) milik Dishub Kota Medan di Jalan Ahmad Yani tepatnya depan Restaurant TIP TOP dan Simpang Kesawan

Di saat yang sama,  Wali Kota Medan Bobby Nasution roadshow menebar pesonanya. Tentu saja dengan dalih memantau dan memastikan protokol kesehatan (prokes) diterapkan secara ketat.

Bobby ingin agar pengunjung maupun pedagang mengikuti prokes selama berada di kawasan sentra kuliner yang dikenal sebagai The Kitchen of Asia tersebut.

Ntah didengar atau tidak, himbauan sambil lalu disuarakan Bobby di tengah kerumunan.

Sekali lagi, kerumunan. Ya, kerumunan. Tentu saja kerumunan adalah masalah utamanya, bukan bagaimana prokes dijalankan disana.

Penulis: hadi iswanto, editor

 

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
:
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru