Kamis, 18 April 2024

Syahrial, Menembus Batas Dalam Keterbatasan Meraih Kemenangan

Redaksi - Minggu, 24 Mei 2020 08:33 WIB
Syahrial, Menembus Batas Dalam Keterbatasan Meraih Kemenangan

digtara.com – Syahrial Napitupulu (48) harus hidup dengan keterbatasan, tidak seperti orang normal pada kebiasaannya.

Baca Juga:

Dengan pandangan gelap tanpa bisa melihat keindahan dunia, hanya bermodalkan tongkat dan kebiasaan menghapal jalan. Syahrial harus bertarung dengan waktu untuk menjajakan dagangan kerupuk.

Pria yang memiliki istri Latifah Hanum Nasution (46) merupakan pasangan Tuna Netra. Sepasang kekasih ini memiliki dua orang anak yang lahir normal.

Anak perempuan pertama bersekolah kelas satu di SMA N 4 Medan dan adik laki-lakinya kelas dua di SMP N 19 Medan.

Syahrial menceritakan dirinya pada usia 4 tahun terkena panas tinggi yang mengakibatkan nikmat penglihatan tidak lagi bisa dirasakan.

Berjualan Kerupuk

Namun, keterbatasan yang dimiliki saat ini, tidak membuat dirinya menyerah dan harus meminta-minta seperti orang normal yang ada dipinggir jalan raya serta persimpangan lampu merah.

“Saya bekerja berjualan kerupuk untuk menghidupi keluarga. Sedangkan istri saya menjadi tukang urut untuk tambahan buat di rumah,” kata Syahrial pada digtara.com, Minggu (24/5/2020) Sumatera Utara.

Setiap harinya, selama empat tahun berjualan kerupuk, Syahrial bisa membawa rejeki 40 ribu dari hasil dagangan. Dan ada saja rejeki yang diberikan pembeli yang memberikan uang lebih, saat berbelanja dagangannya.

Ia mengatakan, rute yang dilaluinya saat berjualan dari rumah yang beralamat di jalan Sampul, Ayahanda, Sei Sikambing, menuju jalan Karya Wisata, Medan Johor, Kota Medan, Sumatera Utara.

“Berjualan dari jam 10 pagi hingga malam. Semua dilakukan dengan berjalan kaki dan sesekali naik angkutan umum,” cerita Syahrial.

Namun, sejak bulan Februari, wabah pandemi Covid-19, dirinya terpaksa berdiam diri di rumah mengikuti anjuran pemerintah.

Berjualan kerupuk dilakukan kembali pada bulan Mei, sepekan menjelang lebaran. Mengingat, kebutuhan keluarga yang harus ditanggungjawabin sebagai kepala keluarga.

Kedua anaknya bersekolah

Selama bulan Ramadan tahun ini, Pria berbaju biru kotak-kotak mengaku tetap menjalankan ibadah puasa full.
“Alhamdulillah penuh, gak ada yang tertinggal puasanya. Kerja itu kan juga ibadah,” ucapnya.

Menyerah pada kehidupan sesuatu hal yang tidak pernah dipikirkannya. Karena Allah tidak akan menguji seseorang diluar batas kemampuannya.

“Menyerah bukan pilihan, berjuang dan berserah diri pada sang pencipta harus dilakukan. Agar kita mendapatkan Ridhonya,” ungkap Syahrial.

Pria tersebut mengaku, tantangan terberat saat ini, bagaimana membiayai pendidikan anak-anaknya hingga selesai. Dan mampu mewakili dirinya dan keluarga membantu bangsa dan negara Indonesia.

Syahrial satu dari sekian banyak orang yang mampu meraih kemenangan di hari raya Idulfitri, mengalahkan orang normal lainnya.

Mengeluh pada dinding media sosial, membully bahkan menyalahkan orang lain tanpa berusaha berbuat yang terbaik bukanlah tindakan yang layak untuk di contoh.

 

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru