Polisi Dinilai Lamban Tangani Demo Anarkis di Madina
digtara.com – Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan, Ismail Lubis, menilai Kepolisian telah gagal mengendalikan demonstrasi yang berujung aksi anarkis di Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara pada Senin, 29 Juni 2020 kemarin.
Baca Juga:
Harusnya Polisi bisa bertindak cepat, sehingga potensi kericuhan yang muncul saat aksi demonstrasi berlangsung, bisa diredam. Apalagi lokasi demonstrasi terbilang cukup dekat dengan markas kepolisian.
“Saya tidak tahu, apakah ada surat pemberitahuan tindakan terhadap pihak kepolisian. Namun jika melihat lokasi aksinya, itu sangat dekat dengan kantor Polisi dan seharusnya sejak awal pihak
Polres Madina sudah mengetahui aksi itu dan mengawalinya sehingga kerusuhan tidak terjadi,” kata Ismail kepada digtara.com, Selasa (30/6/20).
“Harusnya pihak kepolisian bisa langsung meredam sebelum aksinya luas dan sebelum merugikan banyak pihak,” sebutnya.
Atas kejadian ini, kata Ismail, perlu adanya evaluasi menyeluruh terhadap kinerja dan pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP) dalam penanganan demo anarkis tersebut.
“Ya harus ada evaluasi, untuk perbaikan kedepan. Dan kita minta Polda Sumatra Utara yang harus melakukan itu,” tegasnya.
Ismail juga meminta Bupati Kabupaten Madina, menjadikan insiden demo anarkis ini sebagai evaluasi atas pelaksanaan pembagian bantuan sosial kepada masyarakat. Sehingga insiden serupa tak lagi terjadi.
“Bupati saya pikir harus mengambil langkah-langkah kongkrit guna mencegah terjadinya konflik di tengah masyarakat. Dan harus pula segera mencari solusi agar desa-desa yang lain tidak terjadi keributan. Bupati juga harus bertanggungjawab memperbaiki rumah masyarakat yg rusak akibat kejadian ini,” pungkasnya.
Bentuk Spontanitas…
BENTUK SPONTANITAS
Sementara itu, Kapolres Madina, AKBP Horas Tua Silalahi menolak disebut gagal mengendalikan demonstrasi anarkis itu. Ia menyebutkan bahwa demo anarkis itu merupakan bentuk spontanitas para pengungjukrasa yang meminta agar Kepala Desa Mompang Julu diberhentikan.
Polisi sebut, AKBP Horas sudah mencoba membubarkan massa agar tidak terjadi keributan. Namun karena lokasi demonstrasi dekat dengan permukiman masyarakat, serta banyaknya anak-anak dan perempuan, membuat mereka memilih mundur untuk meminimalisir korban.
“Namun, massa yang anarkis terus melempari dengan batu dan mencoba mundur agar situasi kondusif,†ungkapnya.
[MAG1/AS]
https://www.youtube.com/watch?v=hMOlikoxJZc
Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel Youtube Digtara TV. Jangan lupa, like comment and Subscribe.