Petani Tapsel Keluhkan Kelangkaan Pupuk Subsidi, Minta Perhatian Pemerintah
digtara.com – Para petani mengeluhkan kesulitan mendapatkan pupuk subsidi di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), terutama di Kecamatan Sipirok. Padahal kebutuhan pupuk tersebut bagi para petani khususnya petani sawah semakin meningkat di saat musim tanam seperti ini.
Baca Juga:
Kelangkaan pupuk subsidi tersebut sudah berlangsung setidaknya dua pekan terakhir sehingga petani kelimpungan untuk mendapatkannya. Sementara pupuk non subsidi dirasa mahal sebagaimana.
“Sudah sejak dua pekan terakhir petani sulit mendapatkan pupuk,” kata Ketua Kelompok Tani Mekar Sari, Sipirok, Mara Adil Hutasuhut. kepada awak media, Selasa (02/11/2021).
Mara Adil melanjutkan, pupuk bersubsidi yang mulai susah didapatkan di kios-kios penjual adalah jenis urea, phonska dan DP 36.
“Ada enam kios yang dihunjuk Pusri untuk penyalur pupuk di Sipirok, namun petani sering kecewa, pupuk subsidi per sak Rp170 ribu kosong,” Keluhnya.
Dia mengatakan untuk pupuk non subsidi NPk sekitar sebulan terakhir harganya naik dari Rp450 ribu menjadi Rp600 ribu per sak.
Terkait kelangkaan pupuk subsidi tersebut juga dirasakan petani sawit, dimana Harga tandan buah sawit belakangan ini juga mengalami kenaikan harga kisaran Rp2400 – Rp2700 per kilo.
“Justru disaat kenaikan harga pupuk non subsidi dan harga sawit naik, pupuk bersubsidi sulit didapatkan petani,” tukasnya.
Kelompok Tani Mekar Sari Sipirok berharap kelangkaan pupuk itu menjadi perhatian pemerintah.
“Kami berharap ada solusi bijak agar kami masyarakat petani mudah mendapatkan pupuk bersubsidi, mengingat memasuki musim tanam,” ujarnya.