Pasca Penganiayaan Anggota Polda dan Pengrusakan Fasilitas, TNI dan Polri Buat Komitmen Bersama
digtara.com – Sekelompok oknum anggota TNI yang belum diketahui satuannya melakukan penyerangan terhadap sejumlah fasilitas milik Polri, Rabu (19/4/2023) malam.
Baca Juga:
Penyerangan ini dipicu pertandingan futsal antara tim dari Polda NTT dan tim P dan K Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) yang digelar di GOR Oepoi Kupang.
Kapolda NTT, Irjen Pol Drs Johni Asadoma, SH MHum melakukan pertemuan dengan TNI dari tiga matra serta penjabat walikota Kupang, George Hadjo, SH di Mapolda NTT, Kamis (20/4/2023).
Baca: Buntut Pertandingan Bola, Sejumlah Anggota Polda NTT Terluka, Kendaraan dan Pos Polisi Dirusak
Pertemuan selama tiga jam ini melahirkan kesepakatan dan komitmen bersama.
Terdapat tujuh rekomendasi yang disepakati bersama yaitu, pembentukan tim investigasi dari TNI-Polri, untuk mengusut tuntas permasalahan yang terjadi secara transparan.
TNI dan Polri berkomitmen untuk menindak secara tegas terhadap anggotanya yang terlibat, serta seluruh penindakan akan diserahkan kepada masing-masing kesatuan.
Komitmen ketiga, seluruh pos pengamanan Idul fitri yang dirusak pada Rabu malam akan dibangun bersama oleh TNI dan Polri.
Kemudian seluruh pos pengamanan Idul Fitri akan dijaga bersama oleh anggota TNI maupun Polri.
Yang kelima akan melaksanakan patroli gabungan dengan tujuan memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat.
“kita akan lakukan imbauan kepada seluruh anggota TNI dan Polri agar menahan diri, tidak melakukan tindakan-tindakan provokatif dan tidak terpancing hasutan-hasutan, serta tidak melakukan tindakan kriminalitas,” tegas Johni Asadoma.
Sedangkan komitmen bersama yang ketujuh akan melakukan proses hukum dengan memanggil, memeriksa panitia yang tidak mengantongi izin penyelenggaraan pertandingan futsal. Serta pengamanan pertandingan tidak melibatkan Polri yang dianggap sebagai kelalaian panitia.
“Kami TNI dan Polri akan memberikan rasa aman dan nyaman kepada seluruh masyarakat NTT. Kami telah berkomitmen untuk mencegah kejadian seperti ini terulang lagi,” tutup Johni Asadoma.
Saat menggelar konferensi pers, Kapolda menjelaskan bahwa usai kejadian pihaknya langsung mengambil tindakan-tindakan pencegahan, agar kejadian tersebut tidak meluas.
“Kami ingin menyampaikan informasi tadi malam ada kesalahpahaman atau bentrokan antara oknum anggota TNI dan Polri di lapangan, saat pertandingan final futsal di GOR Oepoi Kupang. Kami sudah laksanakan tindakan-tindakan pencegahan sejak tadi malam. Seluruh unsur-unsur pimpinan di Kupang langsung gelar rapat terbatas,” jelasnya.
Menurut Kapolda NTT, saat pertandingan futsal tersebut terjadi kesalahpahaman.
“Salah satu oknum anggota melompat ke dalam pinggir lapangan pertandingan dan terjadi bentrokan antara oknum anggota Polri dan oknum anggota POM TNI AD,” ujarnya.
Kejadian itu tidak berhenti disana. POM yang saat itu bertanggungjawab terhadap pengamanan langsung meminta kepada panitia agar menghentikan pertandingan.
“Pertandingan yang baru dilaksanakan babak pertama langsung dihentikan, karena akan menimbulkan kekacauan. Mungkin gambar atau video-video kejadian di GOR telah tersebar, sehingga mungkin teman-teman TNI yang lain tidak tau permasalahan itu datang, dan terjadi kesalahpahaman tersebut,” jelas Johni Asadoma.
Pasca kejadian tersebut, pihaknya bersama unsur lainnya langsung melakukan pertemuan darurat agar bentrokan tidak meluas.
Mereka juga menyepakati bersama sejumlah rekomendasi yang dibahas dalam rapat darurat itu.
Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami diĀ Google News
Pasca Penganiayaan Anggota Polda dan Pengrusakan Fasilitas, TNI dan Polri Buat Komitmen Bersama