Jumat, 29 Maret 2024

John Liufeto, Penyandang Dua Gelar Sarjana yang Memilih Menjadi PHL Polres dan Memberi Les Privat

Imanuel Lodja - Kamis, 10 September 2020 05:37 WIB
John Liufeto, Penyandang Dua Gelar Sarjana yang Memilih Menjadi PHL Polres dan Memberi Les Privat

digtara.com – Jalan hidup seseorang tak pernah ada yang bisa meramalkan. Terkadang tujuan hidup bisa berbelok karena keadaan dan situasi. John Liufeto, Penyandang Dua Gelar Sarjana

Baca Juga:

John Liufeto, SS (40), saat ini mendedikasikan hidupnya sebagai pegawai harian lepas (PHL) di Polres Kupang Kota.

John sendiri menyandang dua gelar sekaligus untuk sarjana sastra Inggris dari Sekolah Tinggi Bahasa Asing (Stiba) Surabaya dan sarjana sastra Mandarin dari sekolah Metro Surabaya Jawa Timur.

Namun gelar sarjana ini tidak menjadikannya bekerja sebagai seorang pegawai negeri sipil seperti yang diidamkan kebanyakan sarjana di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Setiap hari, ayah satu orang anak ini bertugas membersihkan sejumlah ruangan di Mapolres Kupang Kota. Ia tidak sungkan dan malu menjalani pekerjaan ini.

“Pekerjaan (tenaga PHL) ini halal, kenapa saya harus malu,” ujarnya saat ditemui di Mapolres Kupang Kota.

Baca: Warga di Kupang Temukan Proyektil Rentan Meledak Saat Gali Pondasi Dapur Rumah

Studi di Surabaya

Awalnya setelah tamat dari SMA Negeri SoE, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), John melanjutkan studi di kota Surabaya.

Saat menjalani kuliah, ia harus cuti panjang selama 5 semester atau 2,5 tahun. Ia harus memprioritaskan pendidikan kedokteran bagi kakak sulungnya, Uce Liufeto yang menjadi mahasiswa di Universitas Hang Tuah Surabaya.

Gaji dari ayahnya Yos Liufeto sebagai PNS di Dinas Pariwisata Kabupaten TTS dan gaji ibunya, Ance Liufeto-Doeka sebagai karyawati di bank BRI SoE tidak cukup untuk biaya pendidikan mereka.

Ance Liufeto-Doeka terpaksa pensiun dini dari Bank BRI SoE dengan harapan mendapat pesangon yang agak besar guna membiayai pendidikan Uce Liufeto di Fakultas Kedokteran.

Saat nganggur kuliah selama 5 semester, John memanfaatkan untuk bekerja di ekspedisi pelabuhan Surabaya.

Baru setelah sang kakak, Uce Liufeto menyelesaikan pendidikan kedokteran maka John melanjutkan pendidikan yang tertunda.

Kini sang kakak sudah menjadi dokter spesialis bedah di RSUD SoE.

Pasca kuliah di 2 universitas di Surabaya, John masih sempat bekerja di Surabaya. Namun karena kedua orang tuanya di SoE sakit maka John pun memilih pulang ke SoE.

Baca: Prihatin Anak-anak Tak Kenal Huruf, Pendeta di Kupang Bangun Kebun Baca

Impian untuk melanjutkan studi S2 di Denpasar Bali dikubur dalam-dalam. Hasil tabungan selama bekerja di Surabaya dipakai untuk ongkos pulang dan kebutuhan merawat kedua orang tuanya yang sakit.

Bahu Membahu

John dan kakaknya bersama 2 orang adik mereka bahu membahu merawat kedua orang tua mereka.

Tahun 2014, ayah mereka, Yos Liufeto meninggal dunia. Dua tahun kemudian atau pada tahun 2016, menyusul ibu mereka Ance Liufeto-Doeka meninggal dunia karena sakit pasca jatuh dan mengalami patah tulang.

John pun memilih ke Kota Kupang bersama istrinya Noviana Lorense untuk mengadu nasib. Setiap tahun ia ikut seleksi penerimaan CPNS namun selalu kandas.

John kemudian membuka les privat untuk bahasa Inggris dan bahasa Mandarin.

Sejak tahun 2018 pun, ia menjadi tenaga PHL di Polres Kupang Kota.

Untuk les bahasa Mandarin dikenakan tarif Rp 500.000 per bulan dengan durasi pertemuan dua kali seminggu. Setiap kali pertemuan menghabiskan waktu dua hingga tiga jam.

Namun peminat untuk les bahasa Mandarin masih minim.

Baca: Prihatin dengan Kesulitan Pendidikan Anak Sekitar, Anggota Polres Kupang Kota Sediakan Wifi Gratis

John juga membuka les privat bahasa Inggris. Ia menetapkan tarif Rp 200.000 per orang per bulan untuk pelajar dan mahasiswa serta Rp 250.000 untuk kalangan umum dan pekerja.

Sementara untuk yang melakukan les TOEFEL ditetapkan tarif Rp 350.000 per bulan juga dengan durasi pertemuan dua kali seminggu. Penyandang Dua Gelar Sarjana

Namun patokan tarif ini bisa dinegosiasi. John selalu menyesuaikan dengan kemampuan para peserta les.

“Saya tidak memaksa harus membayar sesuai tarif, saya tetap menyesuaikan dengan kemampuan mereka,” tandasnya.

Private Les

Agar peserta lebih nyaman mengikuti les, John tidak menyiapkan kelas khusus. Ia memilih mendatangi rumah peserta les sehingga bisa diawasi pula oleh orang tua dan keluarga peserta les.

Materi les juga disesuaikan dengan minat peserta les.

Sebelum masa covid-19, ia rutin memberikan les kepada peserta les. Untuk menyelesaikan seluruh tugasnya maka setiap hari sejak pukul 06.00 wita, John sudah ke Mapolres Kupang Kota membersihkan ruangan-ruangan yang menjadi tanggungjawabnya di lantai I dan II Mapolres Kupang Kota.

Sekitar pukul 13.00 wita, ia kembali ke rumah mempersiapkan les bagi peserta les untuk sore hari.

Baca: Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Korban Penembakan Siswa SMAN2 Kupang

Namun dimasa pandemi covid-19 ini, jadwal les menjadi tidak beraturan. Sebagian les dihentikan. Kalau pun ada yang dilanjutkan maka dilakukan secara online, namun ia harus mengeluarkan biaya tambahan untuk pulsa internet.

Dengan upah seadanya, John berusaha membiayai hidup keluarganya. Istrinya pun yang semula mengelola PAUD terpaksa berhenti bekerja pasca operasi saat melahirkan anak mereka.

Baca: Kemarau Melanda, Warga Kabupaten Kupang Konsumsi Air Embung Keruh dan Kotor

Bagi John, bekerja sebagai PHL dengan menyandang gelar sarjana bukan hal tabu baginya. Justru saat menjadi PHL di polres Kupang Kota, ia mendapat banyak pelajaran hidup termasuk mendapatkan nasihat dari pimpinan Polres Kupang Kota.

John merasa bahagia bahwa ilmu yang diperoleh selama kuliah tetap dimanfaatkan untuk mengajar dan memberi les privat.

Baca: Diduga Stres karena Pacar, Seorang Pria di Kupang Nekat Gantung Diri

Walau masa pandemi menjadi masa terberat baginya karena pendapatan menurun, namun ia tetap mensyukuri bahwa ia masih bisa berbuat hal positif.

Saksikan video-video terbaru lainnya hanya di Channel YoutubeDigtara TV. Jangan lupa, like comment and Subscribe.

John Liufeto, Penyandang Dua Gelar Sarjana yang Memilih Menjadi PHL Polres dan Memberi Les Privat

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Imanuel Lodja
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru