Jumat, 29 Maret 2024

Jerih Payah Brigpol Heribertus Edukasi Warga Tuna Netra di Kupang yang Takut Divaksin

Redaksi - Selasa, 02 November 2021 02:30 WIB
Jerih Payah Brigpol Heribertus Edukasi Warga Tuna Netra di Kupang yang Takut Divaksin

digtara.com – Sejumlah warga Kota Kupang masih enggan mengikuti vaksin. Di antaranya ada warga penyandang disabilitas tuna netra yang masih takut divaksin karena mendengar informasi kematian akibat vaksin.

Baca Juga:

Betrix Mata Ratu (29), penyandang disabilitas tuna netra ini mengaku enggan divaksin.

Padahal suaminya Lukas do Santos (29) sudah mendapatkan vaksin dosis I dan II.

Betrix beralasan kalau saat itu ia masih menyusui dan anaknya rewel sehingga menolak mendapatkan vaksin.

Di sisi lain ia juga termakan isu yang menyebutkan vaksin berakibat buruk bagi perkembangan kesehatan.

“Saya trauma dengar berita kalau ada yang lumpuh dan meninggal setelah divaksin,” ujarnya saat ditemui di kediamannya, Senin (1/11/2021).

Ia pun menolak setiap ajakan untuk vaksin. Lukas, sang suami pun tidak berhasil membujuk istrinya karena Betrix tetap kukuh tidak ingin divaksin.

Baca: Empat Penodong Senpi dan Sajam di Kota Kupang Dibekuk, 2 Anak di Bawah Umur

“Saya takut kena vaksin karena katanya kalau divaksin nanti kita sakit,” tandas ibu dua orang anak ini.

Penolakan divaksin juga datang dari Defri Atonis (28) yang juga penyandang disabilitas tuna netra.

Defri yang tinggal bersebelahan kost dengan Betrix di Jalan Uyelewun RT 26/RW 10, Kelurahan Maulafa, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang juga menolak divaksin.

“Pokoknya saya belum siap di vaksin,” tandasnya.

Termakan Hoaks

Awalnya ia enggan menyampaikan alasan penolakan menjalani vaksin.
Namun pada akhirnya Defri juga mengakui kalau ia takut divaksin karena beredar berbagai informasi mengenai dampak buruk menjalani vaksin.

“Ada yang bilang kalau habis vaksin bisa sakit dan meninggal dunia. Makanya saya belum mau divaksin,” ujar Defri yang sehari-hari bekerja sebagai tukang pijat.

Hal yang sama juga dilakukan Korbianus Manek (30), tuna netra yang sehari-hari berjualan alat pembersih debu.

Ia mengaku takut karena mendapat kabar kalau ada beberapa orang meninggal dunia pasca divaksin.
Ia pun memilih mengabaikan ajakan vaksinasi dan menolak setiap ada tawaran untuk vaksin. Hingga saat ini Korbianus pun belum mendapatkan layanan vaksinasi.

Edukasi dari Brigpol Heribertus

Brigpol Heribertus A.B. Tena, anggota Polda NTT yang selama mendampingi keluarga tuna netra ini kemudian berinisiatif memberikan pendampingan dan edukasi.

Setiap mengantar sayur ke keluarga tuna netra ini, Brigpol Heribertus memberikan pemahaman soal kegunaan vaksin dan menepis berita-berita hoaks.

“Saya yakin kan kalau berita buruk tentang dampak vaksin adalah hoax dan jangan dipercaya,” ujar Brigpol Heribertus ketika ditemui di Kupang, Senin (1/11/2021).

Butuh waktu lama menyakinkan para warga tuna netra ini. Berulang kali Brigpol Heribertus mendatangi mereka dan memberikan edukasi tentang dampak positif mendapatkan vaksin.

Warga tuna netra diajak untuk memahami bahwa vaksin berguna untuk kekebalan tubuh menangkal penyebaran virus Covid-19.

Mereka pun cenderung tertutup dan enggan menceritakan alasan menolak divaksin. Sampai pada akhirnya Brigpol Heribertus mendapat curahan hati dari para tuna netra ini mengenai alasan mereka menolak divaksin karena takut setelah mendengarkan cerita mengenai dampak buruk dari pelaksanaan vaksinasi.

Pendekatan yang dilakukan selama hampir satu bulan ini membuahkan hasil.

Betrix pun mulai luluh dan mau mendapatkan vaksin. Demikian pula dengan Defri dan Korbianus Manek.

Senin (1/11/2021), Brigpol Heribertus menjemput Betrix dari tempat kostnya dan dibawa ke Klinik Turangga Polda NTT untuk menjalani vaksin.

“Intinya ada kemauan dan kerelaan dari Betrix untuk divaksin. Setelah itu Betrix bisa menjalani pemeriksaan medis di Klinik dan selanjutnya kalau sehat bisa langsung divaksin,” ujar Brigpol Heribertus.

Betrix pun meminta suaminya untuk menjaga dua anak mereka yang masih kecil dan ia pun ke Klinik Turangga menjalani vaksin tahap I.

Sementara Defri Atonis dan Korbianus Manek masih menunggu giliran berikutnya juga untuk mendapatkan vaksin.

“Syukurlah mereka mau divaksin dan tidak lagi termakan dengan isu dan hoax yang tidak benar mengenai dampak vaksin,” tandas Brigpol Heribertus usai mengantar Betrix menjalani vaksin tahap I.

Brigpol Heribertus selama ini menyisihkan waktu luang sepulang kantor untuk mengolah lahan seluas 9 x 15 meter di Kelurahan Fatukoa, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang.

Sebagian hasil panen diberikan kepada para penyandang tuna netra.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru