Belum 100 Hari Menjabat, Wali Kota Medan Terlalu Sibuk Urus Polemik
digtara.com -Â Wali Kota Medan, Bobby Nasution dinilai tidak fokus dengan janji politiknya yang dituangkan ke dalam 5 program prioritas. Malahan, menantu Presiden Jokowi itu selalu sibuk dengan polemik yang ada.
Baca Juga:
Apalagi, di usia jabatan yang belum mencapai 100 hari, sudah banyak kontroversi yang dibuat oleh Wali Kota Medan.
Karena itu, Ketua Komisi I DPRD Medan Rudiyanto Simangunsong, menjuluki Bobby Nasution sebagai Wali Kota Medan polemik. Menurut politisi PKS ini, polemik pertama yang dibuat Bobby yakni meniadakan Ramadan Fair dengan alasan dapat menyebabkan potensi kerumunan di masa pandemi.
Namun, dengan meniadakan Ramadan Fair, Bobby justru membuat program Kesawan City Walk yang berulang kali melanggar protokol kesehatan.
Kemudian, Bobby juga menutup akses jalan di Kota Medan. Utamanya, saat malam takbiran nanti.
Tapi, di tempat lain, pusat perbelanjaan modern tetap dibuka dan selalu abaikan protokol kesehatan. Ketua Fraksi PKS DPRD Medan ini mengatakan, penerapan protokol kesehatan di pusat perbelanjaan hanya dilakukan di pintu masuk dengan mengecek suhu tubuh.
Sedangkan, di dalam pusat perbelanjaan, tidak ada penerapan protokol kesehatan berupa menjaga jarak dan pembatasan jumlah pengunjung.
Ia khawatir, polemik-polemik ini mengalihkan perhatian wali kota terhadap 5 janji politiknya. Dan sekarang ini mengalihkan perhatian beliau terhadap menjaga warga Medan dari pandemi covid-19.
“Dia (walikota) harus fokus sekarang ini, tempat perbelanjaan ada diawasi tidak oleh satgas covid, itu aja fokus dia dulu,†katanya, Senin (10/5/2021).
Polemik lain yang dibuat Bobby, ujar Rudiyanto, yakni konfliknya dengan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mengenai lokasi isolasi bagi WNI dari luar negeri
Bobby keberatan, karena tidak dilibatkan dalam penanganan hal tersebut, padahal lokasi isolasi berada diwilayahnya yakni Kota Medan.
“Kalau tidak dilibatkan terhadap lokasi isolasi, apa pentingnya dengan warga Medan, jika dihubungkan dengan 5 janji politiknya, kalau nggak ada tinggalkan aja. Jangan persoalan pribadi merusak janji politik itu, saya lihat polemik aja di Kota Medan ini, kita khawatir wali kota tidak fokus mensejahterakan warga Medan karena sibuk berpolemik, padahal waktunya sangat singkat, 3,5 loh,†jelasnya.
Polemik selanjutnya, kata Rudiyanto, yakni mengenai seleksi terbuka untuk jabatan eselon III dan lurah. Informasi yang diterimanya dari 71 jabatan yang dibuka untuk seleksi, tapi saat pengumuman ada 72 jabatan. Selain itu, saat proses seleksi yang menimbulkan kecurigaan.
“Ini maksudnya, polemik di Medan jangan membuat wali kota lupa janji politiknya, kalau dia tidak menyelesaikan itu warga Medan marah, sedih. Polemik ramadhan fair, KCW (kesawan city walk),†bebernya.
Catatan Rudiyanto selanjutnya yakni polemic Bobby dengan Anggota DPR RI Romo Syafii. Karena terlalu banyak berpolemik, dia khawatir Bobby lupa terhadap janji kampanyenya. Secara kasat mata, Rudiyanto melihat polemik ini terjadi karena usia muda Bobby.
“Itu (polemik) terjadi karena usianya yang muda menjadi Wali Kota Medan, saya berharap ada masukan cerdas dari orang sekeliling beliau,†pungkasnya.