Bayi Penderita Hidrosefalus di TTS Butuh Uluran Kasih
digtara.com – Moniva Tasoin (1,4 tahun) bayi dari pasangan Elizabeth Poli, dan Maklon Tasoin penderita Hidrosefalus sejak berusia dua hari.
Baca Juga:
Awalnya Moniva dilahirkan secara normal, namun dua hari kemudian Moniva mulai menangis histeris yang dibarengi dengan kepala membesar secara tidak wajar.
Hidrosefalus adalah cairan yang menumpuk di dalam rongga di dalam otak.
Baca: Polres TTS Tahan Kakek yang Cabuli Cucunya, Terancam 15 Tahun Penjara
Kelebihan cairan menekan otak dan dapat menyebabkan kerusakan otak. Kondisi ini paling sering terjadi pada bayi dan orang berusia lanjut.
Bayi penderita Hidrosefalus ini berdomisili di RT 04 RW 02 Dusun 1, Desa Hoi, kecamatan Oenino, kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT.
Mirisnya, ayah Moniva sudah lama meninggalkan dia dan ibunya.
Baca: Tragis! Motor Tabrak Trotoar Pemuda Kota Kupang Tewas, Temannya asal TTS Sekarat
Ibu Moniva, Elizabeth Poli berprofesi sebagai penenun tradisional.
Hasil tenunan ia jual untuk membeli susu, dan beras buat Moniva bersama tiga orang kakaknya.
Harus menempuh perjalanan yang cukup jauh
Untuk sampai di tempat tinggal Moniva, kita harus menempuh perjalanan selama tiga jam ke arah Timur dari kota Kupang. atau 45 menit dari kota Soe.
Rumah Moniva sangat strategis berada di belakang kantor Desa Hoi.
Elizabeth Poli saat ditemui media mengaku sudah pernah didatangi beberapa orang yang ingin membantu proses operasi anaknya. Sayangnya, sampai hari ini anaknya belum mendapat pelayanan kesehatan.
Pada Juli lalu, Elizabeth sempat membawa Moniva ke Puskesmas Oenino untuk diperiksa. Kemudian Moniva mendapat rujukan ke RSUD Soe. Sampai di sana Moniva dirujuk lagi ke rumah sakit Siloam Kupang.
Baca: Tragis! Motor Tabrak Trotoar Pemuda Kota Kupang Tewas, Temannya asal TTS Sekarat
Namun, usaha mereka untuk mendapatkan pelayanan operasi kandas lantaran kekurangan biaya.
Moniva belum memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS) atau BPJS Kesehatan yang membantu meringankan biaya operasi. Mereka berharap pemerintah kabupaten TTS bisa segera memberikan bantuan untuk kelancaran operasi.
Baca: Kronologi Lengkap Mahasiswi Kupang Aborsi di TTS: Bersama Pacar Datangi Dukun Beranak untuk Buang Janin 8 Bulan
Selain kekurangan biaya operasi Moniva, Elizabeth juga kuatir jika ia harus pergi jauh meninggalkan Opa dan Oma Moniva yang sudah memasuki usia senja, dan sedang sakit-sakit. Tak hanya itu, ia takut tiga orang anaknya mati kelaparan karena kehabisan pasokan makanan.
Bhabinkamtibmas Oenino, Bripka Herzon Malelak berharap pemerintah dan masyarakat bisa membantu Moniva untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Bayi Penderita Hidrosefalus di TTS Butuh Uluran Kasih