Balita di Sergai Alami Jantung Bocor, Harapkan Uluran Tangan Pemerintah
digtara.com – Namanya, Namira Aprilia. Usia, tiga tahun enam bulan. Dia adalah anak kedua dari pasangan suami istri (pasutri), Dian Pramana (35) dan Sri Rahmayati (32), warga Jalan Bakti, Lingkungan V, Kelurahan Tualang, Perbaungan, Serdangbedagai (Sergai), Sumatera Utara (Sumut). Balita Alami Jantung Bocor
Baca Juga:
Tak seperti anak-anak seusianya, namira hanya bisa terbaring lemah di tempat tidurnya. Ya, dia menderita penyakit kurang gizi, dan penyakit bawaan sejak lahir yaitu jantung bocor, kromosom rusak, dan platum robek di rongga mulut.
“Seperti inilah kondisinya. Umurnya sudah 3,5 tahun, berat badannya lambat naik. Kata dokter saat diperiksa kurang gizi. Ada juga penyakit bawaannya jantung bocor, kromosom rusak, dan platum robek,” ujar sang ayah, Dian Pramana, Kamis (9/9/2021).
Apa yang dialami anaknya itu, sudah sejak usia delapan bulan.
Baca: Guru Honor di Sergai Diduga Cabuli Bocah 9 Tahun, Ayah Korban: Anak Saya Trauma
“Anak saya mengalami perubahan tubuh saat umur delapan bulan. Di situ juga kita tahu diagnosa penyakit anak saya ini. Sudah kami bawa berobat. Selama masih dalam kandungan tidak ada masalah, semua normal-normal saja,” ujar Dian.
Dia dan istrinya, Sri Rahmayati, sudah beberapa kali membawa buah hati mereka berobat ke rumah sakit.
“Sekarang ini kalau ada biaya ya ke dokter, kadang ke pengobatan alternatif. Karena hampir setiap berobat biaya pengobatannya sampai Rp1 jutaan,” ujar Dian.
Soal BPJS Kesehatan, Dian mengatakan anaknya sudah terdaftar. Namun, karena membayar iurannya secara mandiri, diapun tak sanggup lagi membayarnya sejak satu bulan belakangan ini.
“Nggak sanggup lagi. Jadi, belum saya bayarkan satu bulan ini BPJS anak saya,” utaranya.
“Saya jualan ikan cupang, jualan bakso bakar, apa yang bisa saya jual, saya kerjakan. Untuk saat ini berjualan makanan, saya tidak ada modal, karena habis modal untuk makan sehari-hari,” sambungnya.
Ditanya mengenai bantuan dari pemerintah setempat, Dian mengatakan, hanya menerima bantuan tahun lalu, berupa 10 kilogram beras dan uang bantuan Covid-19 sebesar Rp300 ribu.
“Dari tahun lalu, saya terima bantuan itu, tapi sekarang tidak ada lagi. Saya berharap kepada pemerintah saat ini, keluarkan hak-hak kami warga kurang mampu ini. Apalagi ini berdampak Covid-19, besar bagi saya bantuan itu. Saat ini alasannya masih di proses-proses saja. Belum ada hasilnya yang terbukti. Untuk bantuan PKH belum ada dapat, masih diajukan katanya,” ucap Dian.
Dian juga mengaku sedang membutuhkan biaya untuk kebutuhan sekolah anak pertamanya, M Febrian (10).
“Untuk anak pertama saya ini pun saya butuh biaya untuk sekolahnya. Saya berjualan di sekolah, cuma karena PPKM dan Covid-19 saya tidak bisa dapat uang,” ujar Dian.
Sementara itu, Lurah Tualang, Ewin mengatakan keluarga Dian Pramana sudah dimasukan ke dalam daftar penerima bantuan.
“Langkah selanjutnya akan kita berikan perhatian ekstra, dalam arti kita akan merujuk ke RSUD Sultan Sulaiman. Kebetulan di situ tersedia dokter ahli jantung, jadi tidak perlu lagi orangtua si anak ini berobat ke Kota Medan,” ujar Ewin.
“Saya sudah koordinasi, Jamkesda sedang kita urus dan secepatnya akan dirujuk ke RSUD Sultan Sulaiman,” tutupnya. (mag-02)
Balita di Sergai Alami Jantung Bocor, Harapkan Uluran Tangan Pemerintah