Jumat, 29 Maret 2024

150 Ton Sampah Kota Medan Tak Terangkut Setiap Hari

- Senin, 04 November 2019 09:01 WIB
150 Ton Sampah Kota Medan Tak Terangkut Setiap Hari

digtara.com | MEDAN – Produksi sampah di Kota Medan saat ini mencapai 2 ribu ton setiap harinya. Dari jumlah itu, sektiar 150 ton tak bisa terangkut.

Baca Juga:

Hal itu diungkapkan Plt. Wali Kota Medan, Akhyar Nasution, saat meninjau Rumah Briket berbahan dasar sampah organik, milik Rena Arifa Simbolon yang berlokasi di Jalan Bajak II, Keluraha Harjo Sari II, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan, Senin (4/11/2019) siang.

Akhyar menjelaskan, dari total 2 ribu ton produksi  sampah Kota Medan, hanya 1500 ton yang bisa diangkut petugas Dinas Kebersihan Kota Medan.

Sedangkan jumlah sampah yang dipungut pemulung sekitar 300 ton dan botot (pencari sampah/barang bekas) hanya 50 ton.

“Artinya ada 150 ton sampah yang tidak terangkut. Ada yang menumpuk, berserakan, ada pula yang menyankut di parit dan sungai. Ini berpotensi menjadi masalah. Ini yang sedang kita selesaikan,”sebut Akhyar.

Akhyar lebih lanjut mengatakan, sampah yang tidak terangkut itu sebenarnya masih bisa dimanfaatkan. Seperti diolah menjadi briket, yang bisa digunakan sebagai bahan bakar.

“Rumah briket ini dapat membantu mengatasi persoalan sampah tersebut. Sampah yang semula tidak berharga kini bisa diolah menjadi sangat berharga menjadi bahan bakar. Tentunya hal ini dapat menjadi peluang usaha dan lapangan kerja baru bagi masyarakat,” ungkapnya.

Sementara itu Rena Arifa Simbolon selaku Ketua Rumah Briket menjelaskan, pengolahan sampah organik menjadi briket   selama ini menggunakan peralatan manual. Dari 10 kg sampah organik, briket yang dihasilkan sebanyak 1kg dengan perincian pembuatan 1 kg briket arang menggunakan biaya Rp.1.180.

“Sedangkan harga jualnya sebesar Rp.10.000/kg. Tapi kini, rumah briket telah memiliki mesin produksi yang baru dan diprediksi mampu menghasilkan briket arang sebanyak 250 kg/hari,”sebutnya.

Rena menjelaskan, pengolahannya diawali dengan membakar sampah organik menjadi arang dan kemudian ditumbuk. Setelah itu diayak dan dicampur kanji untuk pengerasan. Lalu dipress dan dicetak hingga menjadi briket arang.

“Kami kini sedang memikirkan bagaimana mengolah sampah non organik, terutama berbahan plastik, salah satunya menjadi paving block. Dengan demikian sampah non organik juga dapat diatasi. Untuk itu kami mengharapkan dukungan Pemko Medan” kata Rena.

[AS]

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru