Pandemi Covid-19: Konglomerat Makin Kaya, Kesenjangan Semakin Lebar
digtara.com – Kesenjangan sosial dan ekonomi di masyarakat, semakin melebar saat pandemi Covid-19. Konglomerat Makin Kaya
Baca Juga:
Dalam kondisi seperti ini, Ketua DPD RI, AA La Nyalla Mahmud Mattalitti, mengajak konglomerat dan orang-orang kaya untuk memperlihatkan kepeduliannya kepada warga miskin.
Menurut La Nyalla, kepedulian itu akan sangat membantu masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi, khususnya saat PPKM Darurat diterapkan.
“Pemberlakuan PPKM Darurat menuai kontradiksi di tengah-tengah masyarakat. Situasi yang membuat semakin lebarnya kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin,” tuturnya, dilansir dari voi.co.id, Kamis (15/7/2021).
Baca: Penjualan Tabung Oksigen di Medan Meningkat Selama Pandemi Covid-19
Dia menambahkan, saat ini masyarakat miskin menjerit akibat kekurangan makan. Sedangkan bantuan BST PPKM Darurat yang mereka harapkan, hingga kini belum cair.
“Hal kontroversi yang kemudian terjadi saat pandemi, adalah meningkatnya jumlah kekayaan orang kaya di Indonesia seperti pebisnis investasi,” katanya.
Baca: Penjualan Tabung Oksigen di Medan Meningkat Selama Pandemi Covid-19
Data dann Fakta
Pernyataan LaNyalla tersebut merujuk pada data yang dikeluarkan Forbes, Credit Suisse dan Financial Times. Disebutkan bahwa jumlah orang kaya di berbagai negara, termasuk Indonesia, mengalami peningkatan.
“Majalah Forbes, juga Credit Suisse dan Financial Times menyebut jika jumlah orang Indonesia yang memiliki kekayaan lebih dari 1 juta US Dollar, atau jika dikonversikan menjadi Rp 14,49 miliar, sekitar 172.000 orang. Atau, bertambah sebanyak 62,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy),” katanya.
Sementara jumlah orang Indonesia yang sangat kaya, dengan kekayaan lebih dari 100 juta dollar AS di tahun 2020, mencapai 417 orang atau naik 22,29 persen dari tahun sebelumnya.
Jumlah kekayaan tersebut melonjak signifikan selama pandemi Covid-19 hingga mencapai lebih dari 50 persen, seperti bos Djarum Budi Hartono dan Michael Hartono, Prajogo Pangestu, Sri Prakash Lohia, Chairul Tanjung, dan lainnya.
“Kondisi ini berbanding terbalik dengan jeritan orang miskin yang kesulitan mencari makan pada masa pandemi, tak terkecuali masa PPKM darurat ini. Hal ini bisa dilihat dari data BPS yang menyebutkan sejak September 2020 penduduk miskin mencapai 27,55 juta orang, atau meningkat 1,12 juta,” tukasnya.
Mantan Ketua Umum PSSI itu menilai tugas pemerintah sangat berat. Sebab, kesenjangan sosial yang sangat dalam ini dikhawatirkan akan membuat letusan.
“Dampaknya, dapat berakibat pada tidak stabilnya pemerintahan. Hal ini harus dipikirkan dan diantisipasi secara cepat untuk menjaga stabilitas keamanan negara,” katanya
Untuk itu, LaNyalla meminta pemerintah mengajak para orang kaya untuk memberikan sumbangsih secara material untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi.
“Dan yang paling penting adalah untuk menekan potensi munculnya permasalahan lain yang dapat melebar ke masalah sosial lainnya,” jelasnya.
Pandemi Covid-19: Konglomerat Makin Kaya, Kesenjangan Semakin Lebar