Kamis, 28 Maret 2024

Duka di Awal 2021, Sederet Bencana Di Tengah Lonjakan Corona

- Senin, 18 Januari 2021 03:04 WIB
Duka di Awal 2021, Sederet Bencana Di Tengah Lonjakan Corona

digtara.com – Memasuki tahun baru 2021, masyarakat Indonesia geger dengan sejumlah sederet bencana alam dan musibah. Mirisnya, seluruh kejadian ini terjadi dalam waktu hampir berdekatan.

Baca Juga:

Mulai dari jatuhnya pesawat Sriwijaya Air tujuan Jakarta-Pontianak, longsor di Sumedang, banjir di Kalimantan Selatan, gempa bumi di Majene, Sulawesi Barat, hingga banjir dan longsor di Manado.

Selain itu, penanganan pandemi COVID-19 juga masih belum membuahkan hasil maksimal. Pemerintah sebenarnya sudah menerapkan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM di Jawa dan Bali.

Tapi nyatanya, kebijakan itu tidak mampu membendung penularan virus corona yang semakin hari terus melonjak.
Meski begitu, pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia tetap tegar menghadapi musibah ini. Seluruh berbagai upaya dilakukan dengan maksimal agar penanganan bencana dapat berjalan maksimal.

Berikut rangkuman rentetan duka di awal 2021:

Sriwijaya Air Jatuh

Puing-puing pesawat dan tubuh korban dievakuasi tim SAR. (detik/digtara)

Pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak dengan nomor penerbangan SJ 182 hilang kontak pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB. Pesawat itu kemudian dipastikan jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu.

Pesawat itu membawa 62 orang yang terdiri dari 40 orang dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi, dan 12 kru pesawat. Hingga kini, pencarian masih dilakukan.

Memasuki hari ke-9 pencarian, tim pencari gabungan dari Basarnas, TNI-Polri sudah mengumpulkan 308 kantong jenazah serta 58 kantong berisi serpihan kecil serta 54 potongan besar pesawat Sriwijaya Air.

Sedangkan jumlah korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang teridentifikasi jumlahnya bertambah. Kini sudah sebanyak 29 orang yang teridentifikasi.

Longsor di Sumedang

Timbunan longsor di Sumedang, Jawa Barat. (kompas/digtara)

Bencana longsor di Sumedang terjadi di hari yang sama saat pesawat Sriwijaya Air jatuh. Longsor di Sumedang terjadi Desa Cihanjuang, Cimanggung.

Tercatat ada dua longsor terjadi yakni pukul 16.00 WIB lalu longsor susulan sekitar pukul 19.30 WIB.
Longsor pertama dipicu curah hujan tinggi dan kondisi tanah tidak stabil. Lalu longsor susulan terjadi saat petugas melakukan evakuasi korban di sekitar area longsoran pertama.

Longsor kedua mengakibatkan lebih banyak korban tertimbun karena pada saat kejadian banyak warga dan tim SAR gabungan yang sedang melakukan evakuasi dan pendataan jumlah korban pada longsor pertama.
Sejauh ini tercatat 31 orang meninggal dunia. Lalu 9 orang masih dinyatakan hilang.

Banjir di Kalimantan Selatan

Potret banjir di Kalimantan Selatan. (int/digtara)

Banjir melanda sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan. Berdasarkan data dari Dinas Sosial Kalsel, banjir terjadi sejak Senin (11/1) akibat curah hujan tinggi.

BNPB kemudian memberikan data terkini mengenai penanganan banjir Kalsel. Tercatat ada 10 kabupaten/kota terdampak banjir.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, memberikan rincian 10 kabupaten/kota yang terdampak banjir Kalsel. Yakni Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjar Baru, Kota Tanah Laut, Kota Banjarmasin, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Lalu, Kabupaten Balangan, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, dan Kabupaten Batola.

Sementara terkait korban jiwa, Raditya mengatakan hingga saat ini sudah mencapai 15 orang.
“Terdapat korban meninggal dunia total sebanyak 15 orang dengan rincian, Kabupaten Tanah Laut 7 orang, Kabupaten Hulu Sungai Tengah 3 orang, Kota Banjar Baru 1 orang, Kabupaten Tapin 1 orang, dan Kabupaten Banjar 3 orang,” kata Raditya.

Raditya menambahkan, data itu merupakan data terbaru hingga Minggu pukul 14.00 WIB. Selain korban tewas, BNPB mengatakan sebanyak 24.379 rumah warga terendam banjir dan 39.549 orang mengungsi.

Gempa 6,2 Magnitudo di Sulbar

Kantor Gubernur Sulbar yang runtuh akibat gempa. (int/digtara)

Bencana gempa bumi di Majene terjadi pada Jumat (15/1) dini hari dengan kekuatan 6,2 magnitudo. Meski gempa tidak berpotensi tsunami, tetapi getaran dirasakan cukup kuat di Majene dan Mamuju. Getaran juga terasa hingga Makassar.

Akibat gempa ini, tercatat sudah ada 73 orang meninggal dunia. Dari 73 orang korban meninggal tersebut, 64 orang meninggal dunia di Kabupaten Mamuju dan sembilan orang di Kabupaten Majene.
Raditya Jati mengatakan, korban luka mencapai 554 di Majene. Dari jumlah ini, 64 luka berat, 215 luka sedang, dan 275 luka ringan.

“Terdapat 27.850 orang mengungsi di 25 titik pengungsian yang tersebar di Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang serta Desa Limbua,” kata Raditya.

Selain itu, di Kabupaten Mamuju, luka berat mencapai 189 orang. Di Mamuju ada 5 titik pengungsian.

Banjir dan Longsor di Manado

Potret longsor di Manado. (int/digtara)

Kota Manado, Sulawesi Utara, dilanda bencana banjir dan longsor pada Sabtu (16/1). Berdasarkan data terbaru BNPB, tercatat jumlah korban tewas mencapai 5 orang dan 1 orang masih dinyatakan hilang.

Raditya Jati, menambahkan, ada 500 orang mengungsi akibat banjir dan longsor di Manado.

“10 kecamatan terdampak, 500 orang mengungsi. BPBD Sulbar dan BPBD Manado mengkaji cepat dan evakuasi bersama SAR, TNI-Polri, masyarakat dan relawan,” kata Raditya.

Lebih lanjut, Raditya menyebut ada 12 unit rumah warga rusak. Rinciannya tersebar di 10 kecamatan yakni Tilaka, Paal Dua, Malalayang, Sario, Bunaken, Tuminting, Mapanget, Tikala, Singkil dan Wenang.

BNPB mengatakan, Kota Manado berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat atau petir. BNPB mengimbau masyarakat tetap waspada dan siaga di tengah musim hujan yang akan terjadi di sejumlah wilayah Indonesia hingga Februari 2021.

Erupsi Gunung Sinabung, Merapi hingga Semeru

bencana 2021
Penampakan lava di Gunung Semeru. (int/digtara)

Memang belum memakan korban jiwa, tapi erupsi gunung berapi ini mengganggu akifitas warga. Berdasarkan data MAGMA Indonesia, aplikasi yang dibangun oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tercatat ada 4 gunung yang erupsi di awal tahun 2021.

Empat gunung tersebut yakni Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang erupsi pada 3 Januari dengan ketinggian 1.000 meter di atas puncaknya. Erupsi juga terjadi pada 8 Januari dengan tinggi kolom abu yang sama.
Lalu, ada Gunung Sinabung yang erupsi pada 3 Januari dengan tinggi 1.000 meter di atas puncaknya. Erupsi juga terjadi pada 4 Januari; 5 Januari; dan 7 Januari. Lalu terakhir pada 17 Januari kemarin.

Kemudian Gunung Merapi erupsi pada 7 Januari dengan kolom abu 200 meter di atas puncaknya. Terakhir, Gunung Semeru yang erupsi pada hari ini 16 Januari dengan tinggi kolom abu 4.500 meter di atas puncaknya.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) KESDM, Kasbani, mengungkapkan terjadinya erupsi 4 gunung berapi di waktu berdekatan ini hanya kebetulan saja. Sebab, setiap gunung api memiliki kantong magmanya masing-masing, dan akan erupsi apabila sudah waktunya.

Terkait dengan erupsi di Gunung Semeru, Kasbani menyebut statusnya masih pada level II alias Waspada. Adapun usai terjadi letusan kolom abu, terjadi guguran lava dengan jarak luncur antara 500 – 1.000 meter dari Kawah Jongring Seloko kearah Besuk Kobokan.

Kasus Harian COVID-19 Pecah Rekor

bencana 2021
Potret keluarga berziarah di pemakaman korban Covid-19. (bbc/digtara)

Penularan virus corona di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda. Bahkan, dalam empat hari terakhir, terhitung sejak Rabu (13/1), tambahan kasus harian corona terus mencatatkan rekor terbarunya.

Rekor terbaru dilaporkan terjadi pada Sabtu (16/1), dengan tambahan 14.224 orang dalam 24 jam terakhir.
Tak tanggung-tanggung, kasus harian yang dilaporkan hari ini bahkan bertambah hampir 2.000 kasus dibandingkan hari sebelumnya.

DKI Jakarta menjadi provinsi penyumbang kasus positif COVID-19 yang dilaporkan hari ini, yakni sebanyak 3.536 orang. Lalu diikuti Jawa Barat dengan 3.460 kasus, dan Jawa Tengah 1.997 kasus.

Sementara pada Minggu tercatat ada tambahan kasus baru 11.287 orang. Dengan tambahan itu, kini jumlah kasus positif COVID-19 di Indonesia mencapai 907.929 orang.

Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut puncak pandemi virus corona di Indonesia bisa saja terjadi pada akhir Januari atau awal Februari 2021.

Maka dari itu, seluruh masyarakat diminta untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dengan ketat. Mulai memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. (kumparan)

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
:
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru