Jumat, 26 April 2024

Terungkap! Lusia Bukan Nama Asli, Korban Penipuan Ratusan Juta Mulai Melapor

Imanuel Lodja - Rabu, 10 Maret 2021 05:37 WIB
Terungkap! Lusia Bukan Nama Asli, Korban Penipuan Ratusan Juta Mulai Melapor

digtara.com – Perempuan berinisial LM, otak komplotan aksi pencurian dengan kekerasan (Curas) ternyata memiliki tiga nama dan identitas berbeda. Lusia Bukan Nama Asli

Baca Juga:

Lusia Mervin alias LM, adalah warga depan gereja Policarpus Atambua Kabupaten Belu, NTT. Ternyata, Lusia memiliki nama asli Sonya Tae Asa.

Dia juga sering menggunakan nama Ade Green.

Hal ini diungkap Kaur Bin Ops (KBO) Satuan Reskrim Polres Kupang, Iptu Nuri T Ballu saat dikonfirmasi di Polres Kupang.

“Dia memiliki KTP atas nama Lusia Mervin. Kita akan telusuri identitas aslinya termasuk alamatnya di Atambua, Kabupaten Belu,” ujarnya Rabu (10/3/2021).

Nuri juga mengaku saat ini pihaknya juga menerima laporan lain dari kasus penipuan yang dilakukan Lusia Mervin.

Baca: Lusia, Otak Dibalik Aksi Perampokan di Kupang

“Pertama kita terima laporan kasus perampokan dan belakangan ada lagi laporan kasus penipuan,” tandasnya.

Sejumlah pihak baik sipil maupun anggota Polri sudah menyampaikan ke Polres Kupang terkait aksi penipuan oleh Lusia.

“Ada banyak laporan lisan yang kami terima soal penipuan oleh Lusia. Para korban ditipu soal proyek dan mengalami kerugian ratusan juga hingga milyaran rupiah,” tambahnya.

Namun para korban belum melaporkan ke Polres Kupang.

“Mungkin laporannya di Polda NTT. Sejauh ini baru ada dua laporan polisi yang kami tangani,” ujar KBO Sat Reskrim Polres Kupang ini.

Nama Samaran

Sejumlah warga juga memastikan kalau Lusia Mervin hanyalah nama samaran. Seperti yang dikatakan oleh Yulius T (32), warga Kota Atambua, Kabupaten Belu.

“Nama aslinya adalah Sonya Tae Asa dan rumahnya berdekatan dengan rumah saya di Atambua,” katanya saat menghubungi wartawan, hari ini.

Hal senada dibenarkan Wilmince A (35) juga warga dari Kabupaten Belu.

Baca: Polres Kupang Bekuk Komplotan Perampok, Bosnya Seorang Perempuan

“Namanya Sonya Tae Asa. Biasanya suka kumpul dengan cewek-cewek dan suka traktir,” tandasnya.

Ditipu kerjasama Proyek

Sementara itu, Serly Diana, salah seorang warga di Kota Kupang mengaku ditipu Lusia dalam kerjasama proyek.

“Dia janjinya mau ganti uang pada akhir Februari lalu. Ternyata saat itu dia mencuri dan merampok untuk bayar hutang. Saya rugi sekitar Rp 400 juta,” ujarnya.

Polisi mengungkap jika Lusia adalah otak dari komplotan aksi pencurian dengan kekerasan (Curas) alias perampokan.

Saat ditanya wartawan, Senin 8 Maret 2021 lalu, Lusia mengaku baru pertama kali mencuri. Namun polisi tak percaya begitu saja.

“Lusia merupakan perekrut dan penyedia tempat kost dan menampung orang-orang yang akan mencuri,” ungkap Kapolres Kupang AKBP Aldinan RJH Manurung.

“Hasil curian berupa uang dibagi-bagi dan dipakai berfoya-foya. Sementara hasil curian berupa barang dijual kepada penadah. Para penadah masih kita selidiki lagi,” tambahnya.

Menurut Kapolres, Lusia mengontrak dua kamar kos di sekitar Taman Nostalgia di Kelurahan Kelapa Lima Kota Kupang.

Di dua kamar kost ini, ia mengumpulkan para pria yang juga kaki tangannya. Mereka menyusun rencana dan strategi untuk mencuri dengan aksi kekerasan.

Baca: Perampokan SPBU Semarang Rp561 Juta, Polisi Ringkus ‘Orang Dalam’

Lusia membagi peran para anggotanya. Ada yang bertugas menjadi mata-mata untuk memastikan lokasi sasaran, ada yang menjadi penunjuk jalan. Ada juga yang berperan sebagai eksekutor dan ada pula yang menjadi penjaga atau pemantau keamanan saat anggota lain beraksi.

Polisi baru menangkap 6 orang anggota komplotannya yakni Lusia Mervin, Januario Inacio (35), Antonius Seran (31), Fridus Nahak (38). Ada pula Manuel Sarmento (42) dan Dominggus Soares (56). Sementara Samuel Fahik masih dalam status DPO.

Kapolres Kupang menghimbau kepada masyarakat yang mengetahui keberadaan Samuel Fahik agar melaporkan ke polisi dan membantu untuk mengungkap kasus ini.

Lusia cs dalam beraksi juga melibatkan warga Kabupaten Kupang dan luar Kabupaten Kupang. Penduduk Kabupaten Kupang sendiri berperan sebagai informan dan penunjuk lokasi sasaran.

Penyandang Dana

Salah satu pelaku (Dominggus Soares) tinggal dekat lokasi kejadian dan dia mengetahui aktivitas korban.

Namun Lusia adalah otak pelaku dan menjadi koordinator yang menjadi penyedia tempat tinggal, kendaraan dan penyandang dana.

Saat mereka ditangkap, para pelaku juga sedang menyusun rencana lanjutan untuk mencuri dengan kekerasan.

“Mereka menyiapkan senjata tajam. Setelah sukses beraksi di Kabupaten Kupang, mereka menyusun rencana lagi untuk beraksi,” tambah Kapolres Kupang.

Mereka menyasar korban yang diketahui memiliki banyak uang dan usaha atau perhiasan. Dalam aksi nya ini, ada pelaku yang menjadi informan sehingga Kapolres Kupang berharap masyarakat harus bersinergi dan jika mengetahui agar melaporkan ke polisi.

Para pelaku juga diketahui sangat profesional dan rapi dalam beraksi sehingga harus diwaspadai.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Imanuel Lodja
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru