Jumat, 29 Maret 2024

RSUD Padangsidimpuan Berhutang Alat Cuci Darah Rp 2,8 M, DPRD: Segera Audit!

Amir Hamzah Harahap - Jumat, 03 September 2021 08:35 WIB
RSUD Padangsidimpuan Berhutang Alat Cuci Darah Rp 2,8 M, DPRD: Segera Audit!

digtara.com – RSUD Padangsidimpuan menunggak hutang sewa selama tiga tahun (2018, 2019 dan 2020) sebesar Rp 2,8 Milliar kepada perusahaan penyedia alat cuci darah (Hemodialisa) di Jakarta. Akibatnya, pasien harus dibawa ke rumah sakit lain.

Baca Juga:

Tentu saja hal ini merepotkan pasien di RSUD Padangsidimpuan yang dirawat inap maupun rawat jalan, terutama jika pasien kritis.

Baca: Hajab! Mesin Cuci Darah di RSU Padangsidimpuan Tak Bisa Dipakai Karena Nunggak Utang 3 Tahun

“Terpaksa kita buat travel ke tempat lainlah sebentar untuk cuci darah” kata Dirut Rumah Sakit Umum Padangsidimpuan kepada digtara.com, Jumat (3/9/2021).

Baca: 16 Bulan Insentif Nakes Tak Dibayar, Legislator: Wali Kota Irsan Efendi, Jujur Aja Mau Bayar Atau Tidak!

Masrip menjelaskan, persoalan itu muncul bukan di masa kepemimpinannya. Dirinya pun sudah meminta auditor BPKP Sumut untuk mengaudit hutang tersebut dan sudah mengusulkan pembayaran ditampung di P-APBD 2021 serta 2022.

“Meskipun itu bukan utang di masa saya sudah upayakan membayarkan itu dengan mengusulkan ke DPRD Padangsidimpuan,” tegasnya.

alat cuci darah
Surat dari penyedia alat hemodialisa. (istimewa)

Anggota DPRD Kota Padangsidimpuan Iswandy Arisandy sangat menyayangkan ketidakmampuan RSUD Padangsidimpuan dalam membayar alat cuci darah.

“Pertama kita sayangkan berhentinya operasional mesin hemodialisa karena hal ini berdampak langsung kepada pasien yang menjalani cuci darah khususnya di daerah Kota Padangsidimpuan,” ucap Iswandy Arisandy

Dirinya menilai, kondisi tersebut menjadi preseden buruk bagi Pemerintah Kota Padangsidimpuan.

“Ini mencerminkan buruknya kualitas manajemen RSUD Padangsidimpuan,” ujar Politisi PAN Kota Padangsidimpuan, Iswandy.

Iswandy menegaskan, pihaknga meminta pihak RSUD Padangsidimpuan melakukan audit investigatif terkait gagal bayar bahan habis pakai tersebut.

“Karena bahan hemodialisa yang terpakai menandakan adanya pasien dan pasien ini jasa medis nya kebanyakan dibayarkan oleh BPJS. Kita menduga terjadi penyalahgunaan kewenangan,” ucap Iswandy.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Amir Hamzah Harahap
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru