Kamis, 25 April 2024

Carina dan Indra, Dua Ilmuwan Muda Indonesia dalam Tim Pembuat Vaksin AstraZeneca

- Selasa, 27 Juli 2021 01:30 WIB
Carina dan Indra, Dua Ilmuwan Muda Indonesia dalam Tim Pembuat Vaksin AstraZeneca

digtara.com – Dalam beberapa hari terakhir, media sosial ramai menggunjingkan adanya 2 ilmuwan muda asal Indonesia yang terlibat dalam pembuatan vaksin AstraZeneca di Oxford University, Inggris. Kedua ilmuwan tersebut adalah Carina Citra Dewi Joe dan Indra Rudiansyah.

Baca Juga:

Carina tergabung dalam tim Jenner Institute pimpinan Sarah Gilbert dalam uji klinis vaksin AstraZeneca. Dalam tim, wanita yang sudah meraih gelar Doktor ini merupakan ilmuwan utama dalam proses manufaktur AstraZeneca.

Kepada Duta Besar RI untuk Inggris Raya, Desra Percaya, Carina menjelaskan proses panjang ketika mengembangkan vaksin yang kini sudah dipakai di lebih dari 170 negara.

Ketika mendapatkan proyek uji klinis vaksin COVID-19, Carina merasa dapat tanggung jawab besar mengingat hal tersebut bakal berpengaruh secara global. Terlibat dalam proyek yang dipimpin Sarah Gilbert, Carina mengaku senang dan sulit.

“Bekerja 7 hari seminggu dan per hari bekerja 12 jam. Itu setiap hari tanpa libur selama 1,5 tahun,” kata Carina.

Namun, dia kini amat senang karena kerja keras mati-matian membuahkan hasil. Bahkan, banyak nyawa yang berhasil diselamatkan dengan kehadiran vaksin AstraZeneca yang sudah digunakan ratusan juta penduduk dunia.

“Senangnya, karena vaksin Oxford-AstraZeneca ini sudah disetujui di 178 negara. Dan sampai awal Juli sudah diproduksi 700 juta dosis. Dan, saya terima statistika bahwa ada puluhan ribu nyawa diselamtkan,” kata Carina..

Pendidikan Carina

Peraih gelar PhD in Biotechnology di Royal Melbourne Institute of Technology, Australia ini mengatakan, dirinya semula berkecimpung di dunia bioteknologi saat memilih masuk jurusan tersebut untuk berkuliah S1.

Setelah melanjutkan pendidikan S1, ia lalu ditawari magang di perusahaan Australia. Perusahaan ini, kata Carina, menawarkannya meneruskan studi hingga meraih gelar PhD untuk menunjang kariernya dalam bidang penelitian.

Ia menjelaskan, pengalaman di industri bioteknologi tersebut turut berpengaruh hingga akhirnya terlibat dalam riset vaksin AstraZeneca untuk COVID-19.

“Setelah PhD, lanjut internship 7 tahun. Karena saya latar belakangnya industri, sementara apply ke post doc Oxford, mereka senang sama background industri saya,” kata Carina.

Profil Indra Rudiansyah

Sementara itu, Indra Rudiansyah terpilih sebagai salah satu mahasiswa sekaligus peneliti yang juga dilibatkan dalam proyek penelitian vaksin AstraZeneca di Oxford University..

Indra adalah PhD candidate atau mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh pendidikan S3 pada Program Clinical Medicine, Jenner Institute, Oxford University.

Sama dengan Carina, Indra juga berada dalam proyek penelitian vaksin Covid-19 yang dipimpin Profesor Vaksinologi University of Oxford Sarah Gilbert.

Indra menjelaskan, dirinya semula berfokus pada pengembangan vaksin untuk penyakit menular seperti HIV, ebola, dan penyakit-penyakit lainnya yang berpotensi menimbulkan pandemi seperti SARS, MERS.

Sementara itu pada penelitian vaksin AstraZeneca, kata Indra, ia bekerja mengamati respons antibodi sukarelawan.

“Metode ini juga berlaku saat saya mengerjakan vaksin malaria,” jelas lulusan S1 Mikrobiologi dan S2 Bioteknologi Institut Teknologi Bandung (ITB).

Indra menuturkan, ketertarikannya pada vaksin berawal dari informasi mengenai kompetisi vaksin di SMA oleh Bu Yani, salah satu guru sekolahnya.

Ketertarikannya pada bidang biologi molekuler dan bioteknologi berkembang saat salah satu temannya di Imperial College London mengenalkan tentang kompetisi synthetic biology.

Indra menuturkan, ia kemudian mendapat kesempatan kerja di Biofarma bagian pengembangan produk. Ketika ingin menempuh pendidikan S3, kata Indra, dirinya lalu ingin belajar dari awal mula pembuatan vaksin lagi. Dari situ ia kemudian diterima di Jenner Institute Oxford University.

“Saat saya lanjut PhD, saya pengen tahu dari awal pembuatan vaksin seperti apa. Jadi saya apply ke Jenner Insitute, lalu interview. Dengan ada pengalaman di vaccine manufacturing, dari situ saya diterima,” ujar Indra.

Indra mengatakan, belajar langsung dengan para ahli dalam menangani uji klinis, mengatur desain uji klinis, merekrut relawan, dan pembagian tugas di lab imunologi menjadi pengalaman membanggakan dan penuh ilmu.

Fase-fase tersebut menurut Indra tidak mudah karena melibatkan banyak orang, banyak sampel, dan rentan kesalahan. “Tetapi (kalau ada kesalahan), saling profesional, diketahui (bahwa) ini salah dan diatasi,” ujarnya.

Tim Sarah Gilbert

Menurut Sarah Gilbert, perekrutan para mahasiswa pascasarjana lintas disiplin ilmu di universitas demi mempercepat produksi vaksin.

Ia menambahkan, kebutuhan pembuatan vaksin dalam waktu singkat membuatnya amat memerlukan mahasiswa yang sudah terlatih bekerja di laboratorium, yang kebanyakan adalah mahasiswa pascasarjana.

“Untuk membuat vaksin dengan cepat, kita butuh banyak orang dengan berbagai skill berbeda. Kita butuh immunologist, yang medically qualified, perawat, statistisi, dan juga engineer, yang akan bekerja memproduksi vaksin dan memastikan quality control-nya,” kata Sarah dalam video “The Oxford Vaccine: Meet The Team Behind The Breakthrough” di kanal YouTube Deutsche Bank, diunggah Februari 2021.

Dan tenti saja, dua ilmuwan muda Indonesia Carina dan Indra sudah masuk dalam profil yang diinginkan Sarag Gilbert. Keren kan..

Saksikan video-video terbaru hanya di Channel Youtube TVDigtara. Jangan lupa, like comment and Subscribe.

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
:
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru