Sembuh Dari Lumpuh, Pria Asal Sei Rampah Jalan Kaki ke Banyuwangi
digtara.com | JOMBANG – Seorang pria bernama Amirudin (49), warga Kampung Mandailing di Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, melakukan aksi yang tidak biasa. Dia nekat berjalan kaki dari rumahnya menuju Banyuwangi, Jawa Timur yang berjarak lebih dari 2700 kilometer.
Baca Juga:
Pria yang masih berstatus lajang itu berangkat dari rumahnya pada 20 November 2018 lalu. Ia menghabiskwan waktu hingga dua bulan untuk dapat tiba di Jombang.
Aksi tak biasa itu dilakoni Amir sebagai bentuk rasa syukur setelah sembuh dari penyakit lumpuh yang dia derita selama tujuh bulan.
“Jadi saya memang sudah bernadzar, kalau sembuh saya akan jalan ke tempat ibu di Banyuwangi. Saya berangkat dari Medan tanggal 20 November 2018 lalu,” ujar Amir seperti dilansir FaktualNews, Jumat (18/01/19).
Aksi Amir inipun sempat viral di media sosial. Bahkan, selama perjalanannya, tidak jarang Amir kerap diganggu ulah preman jalanan. Namun, hal ini sama sekali tidak menyurutkan niatnya untuk bertemu sang ibu yang ada di Ketapang, Banyuwangi. Sebab hal ini telah menjadi nadzarnya saat dia mengalami kelumpuhan akibat stroke.
“Selama berjalan saya sudah tiga kali diganggu preman, di Bandarlampung satu kali dan Jawa Barat dua kali, mereka minta uang saya kasih, mereka jumlahnya banyak dan saya sendiri, uang saya diminta tapi untung ada Polisi datang, uang saya yang mereka minta Rp. 50 ribu dikembalikan,” ungkapnya.
Amir bercerita, saat berangkat dari rumahnya, dia sama sekali tidak memiliki bekal apapun. Dia hanya membawa dua potong pakaian untuk digunakannya sebagai ganti. Selama di jalan, dia mengaku mendapat simpati dari sejumlah komunitas media sosial semenjak di Sragen, Jawa Tengah hingga tiba di Jombang. Pom bensin, teras minimarket dan warung kaki lima pun menjadi teman setianya dijalan ketika dia merasa lelah.
“Selama ini saya dibantu komunitas pengguna media sosial, mereka sangat antusias kawal saya dan bantu saya,” tutur Amir.
Amir berharap bisa segera sampai dirumah ibunya, Nur Asiyah di Banyuwangi dengan selamat tanpa halangan apapun. Sebab selama di Medan dirinya hidup sendiri. Ketika sakit, Amir mengaku sempat dirawat oleh beberapa tetangga yang merasa kasihan.
“Harapan saya bisa ketemu orang tua saja sudah alhamdulillah karena jauh. Di Sumatera Utara hanya ada kakak, saya baru tiga minggu disana lalu sakit, tiba-tiba pas mau salat subuh kaki tidak bisa digerakkan lalu lumpuh selama tujuh bulan, makanya jalan ke Banyuwangi ini nadzar saya,” imbuhnya.
[FN/AS]