Sang Ayah Tak Menyangka Anak Kembarnya Tewas secara sadis
Digtara.com | Kupang – Obir Masus (31), sang ayah korban tak bisa membendung kesedihannya atas peristiwa yang dialami, Kamis (5/9) malam. Ia tidak menduga istrinya, Dewi Regina Ano terluka parah dan anak kembarnya, Angga Masus dan Angkri Masus tewas dengan cara sadis.
Baca Juga:
Ditemui di rumahnya di RT 09/RW 03 Jalan Timor Raya Kelurahan Oesapa Barat Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ini, Obir mengaku kalau selama ini ia tidak ada masalah dengan istrinya Dewi Regina Ano yang dinikahi 5 tahun lalu.
Setiap hari, Obir ke tempat kerja sebagai tukang pada pukul 08.00 wita dan kembali ke rumah pukul 12.00 wita untuk makan siang.
Pukul 13.00 wita ia kembali ke lokasi tempat kerja danbar pulang ke rumah pukul 18.00 wita.
Sementara istri mengurus rumah dan kedua anak kembar mereka. Kamis (5/9), Obir masih pulang makan siang di rumah dan bertemu istri dan kedua anak kembarnya. “Kami masih makan bersama dan bercerita,” ujarnya.
Ia kaget saat pulang ke rumah sudah mendapati kamar terkunci rapat. Begitu pintu kamar didobrak ia mendapati istri dan kedua anak nya bersimbah darah.
Istri mengalami luka di leher dan di perut persis diatas pusar. Sementara kedua anaknya meninggal dunia dengan luka menganga pada kepala dan leher.
Ia menduga istrinya mengambil jalan pintas. Dugaannya, sang istri mengunci pintu rapat-rapat dan membantai kedua anak yang sedang tidur kemudian sang istri mencoba bunuh diri dengan menikam kan pisau pada perut dan leher.
Dugaan ini diperkuat dengan ditemukannya pisau dan parang diatas kasur dalam kamar tidak jauh dari posisi korban bersimbah darah.
Obir mengaku kalau ia memang menikahi istrinya dalam usia masih belia saat berusia 19 tahun.
Obir mengaku kalau selama ini ia dan istrinya tidak ada masalah. “Upah yang saya terima dari kerja sebagai tukang cukup untuk kami hidup,” tandasnya.
Suyetno (66), tetangga kamar Obir mengaku kalau Dewi jarang bercerita dengan tetangga. Dewi lebih banyak menghabiskan waktu mengurus anak, sementara Suyetno yang satu tempat kerja dengan Obir jarang berkomunikasi dengan tetangga kamarnya.
Saat peristiwa tersebut, Suyetno sedang bersiap makan malam dan sempat mendengar Obir memanggil istrinya dan berusaha mendobrak pintu kamar tidur.
Ia juga kaget saat Obir menangis dan berteriak minta tolong sambil berlari mencari bantuan. Ia mengaku kalau Dewi mengunci pintu dan jendela kamar sehingga sulit diketahui peristiwa awalnya.
Namun Obir sendiri mengaku kalau ia dan istrinya tidak memiliki hutang dengan orang lain dan selama ini sang istri tidak pernah mengeluhkan soal pendapatan dan kehidupan mereka.[win]