Pertanyakan Dana kegiatan, ASN Ini Dianiaya Atasan
Digtara.com | KUPANG – Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) bersimbah darah pasca dianiaya rekan kerjanya yang juga Bendahara. Korban Malise Christin Sjioen, ASN pada Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kota Kupang.
Baca Juga:
Akibatnya, korban mengalami luka robek di pelipis kiri dan dirawat di rumah sakit Titus Ully Kupang, Korban yang merupakan lulusan STPDN angkatan XIII ini dihantam pelubang kertas oleh pelaku Engelina Masneno, bendahara kantor Balitbang Kota Kupang, Jumat (5/6/2019).
Peristiwa ini terjadi pada Selasa 2 Juni 2019 di ruang Kasubag Balitbang Kupang. Adik kandung korban, Hilda M. Sjioen usai menjenguk korban yang masih terbaring di rumah sakit menjelaskan penganiayaan yang diterima kakaknya lantaran menanyakan dana kegiatan yang telah dilakukan kantor tersebut pada 1-4 Maret 2019 lalu.
Pembayaran uang kepada panitia yang semestinya harus dibayarkan, urung dilaksanakan hingga kegiatan tersebut telah berlalu hampir satu bulan. Karena para peserta dan panitia kegiatan terus mempertanyakan hal tersebut, pihak kantor pun akhirnya melakukan pertemuan untuk memberikan uang pembayaran kepada kepanitiaan.
Para panitia yang merupakan ASN mengantre untuk mengambil uang kepanitiaan, termasuk korban. Saat masuk ke dalam ruangan dan melakukan pembayaran uang panitia, korban mempertanyakan beberapa item pembayaran yang tidak dibayarkan oleh sang bendahara.
“Ternyata ada item pembayaran yang kurang dan tidak komplit. Setelah dilihat, uang transportasi tidak bayar, maka kakak saya bertanya kepada bendahara tersebut. Dia (bendahara) tersinggung dan langsung ambil hekter lalu lempar ke kakak saya. Kakak saya coba menghindar akan tetapi kena bagian tangan,” paparnya.
“Terus, dia langsung bilang, Eh. Melise, kamu punya itu suka-suka saya baru saya bayar, lu (kamu) punya nanti tahun depan baru saya bayar. Malas omong dengan lu,” katanya mengisahkan kejadian yang disampaikan oleh kakaknya.
Lanjut Hilda, Pelaku juga mengunci ruangan lalu menganiaya korban menggunakan pelubang kertas berbahan besi di ruangan tersebut.
“Pelaku bilang mau pulang, tapi dia tidak pulang, dia lalu kunci pintu, dia ambil uang lalu diremas, setelah itu kertas dan kwitansi dia buang. Pelaku bilang, lu (korban) mau apa?. Lalu dia dorong kakak saya, sambil omong lu mau apa, lalu dia ambil peluang kertas terus dihantam ke kepala kakak saya,” diceritakan Hilda.
Mendapat hantaman tepat di pelipis kiri hingga robek dan bersimbah darah, korban lalu mundur dan mengalami pusing.
“Kakak saya syok dan pusing. Dia tidak sadar kalau berdarah. Teman-teman yang berada di luar ruangan kaget dengar ada keributan lalu paksa membuka pintu dan mendapati kakak saya sedang terpojok dan bersimbah darah,” ungkapnya.
Kata Hilda, pasca kejadian, korban dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pengobatan dan langsung melaporkan kejadian tersebut ke Mapolda NTT. Laporan kasus ini tertuang dalam LP/B/231/VII/RES/2019 di SPKT Polda NTT yang diterima Brigpol Ricky Henuk.
Saat ini korban masih dirawat intensif di Ruang Cendana Nomor 4 RSB Drs Titus Ully. Keluarga korban berharap, pelaku dapat dihukum atas perbuatannya. “Kami minta hukum ditegakkan dan pelaku dihukum atas perbuatannya,” pinta Hilda. (Put)