Selasa, 16 April 2024

Miris ! Meski Sudah 74 Tahun RI Merdeka, Desa di Gowa Belum Dialiri Listrik

- Minggu, 18 Agustus 2019 14:01 WIB
Miris ! Meski Sudah 74 Tahun RI Merdeka, Desa di Gowa Belum Dialiri Listrik

Digtara.com | MAKASSAR – Meski kemerdekaan RI sudah ke-74 tahun namun masih ada sebuah Desa terpencil di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan tak tersentuh aliran listris dari PLN di mana pembangunan sejak negara Republik Indonesia merdeka dari penjajah.

Baca Juga:

Buktinya, masyarakat Desa Parang Lompo yang berada di Kecamatan Bonto Lempangan sudah puluhan tahun tak menikmati listrik seperti daerah lainnya yang ada Indonesia.

Miris melihat kehidupan masyarakat tidak tersentuh pembangunan hingga dihari ulang tahun RI ke-74. Desa yang terletak di dataran tinggi ini di huni oleh 213 kepala rumah tangga. Dengan jumlah penduduk 812 orang.

Menurut salah seorang tokoh masyarakat Yusuf Punai mengatakan masyarakat sudah merasakan kehidupan tanpa listrik sejak negara RI merdeka selama 74 tahun. Selain itu tingkat pendidikan masyarakat juga masih rendah faktor ekonomi yabg sering dialami masyarakat.

“Permasalahan yang besar dihadapi masyarakat selama 74 tahun harus rela hidup tanpa listrik. Demi bisa menerangi rumah kita terpaksa menyambung kabel kampung sebelah,” paparnya.

Selain itu, kata Yusuf masyarakat harus bergotong royong menyambung kabel ke kampung sebelah dengan berjalan kaki sejauh 5 kilo meter. Hal itu terpaksa dilakukan lantaran janji pemerintah tak kunjung terealisasi.

“Pernah ada bantuan pemerintah tapi hanya dilihat yaitu puluhan tiang listrik dipasang. Tapi belum ada kabelnya,” tegasnya.

Desa ini terkenal dengan desa penghasil bambu, untuk bisa menjangkau desa ini, melalui jarak tempuh selama kurang lebih 3 jam dari kota Makassar. Tidak bisa ditempuh dengan kendaraan biasa malainkan dengan kendaraan roda dua yang sudah direnovasi.

“Karena jalan di sini masih terbilang extrem. Banyak batu-batuan lepas,” ungkapnya.

Tak hanya permasalahan listrik, jaringan telekomunikasi juga sulit diakses oleh penduduk yang selama 74 tahun dirasakan oleh masyarakat setempat.

Permasalahan itulah yang membuat masyarakat meninggalkan kampung halamannya dan memilih menjadi tenaga kerja ke negara tetangga demi menyambung hidup mereka.

Sementara seorang Siswi SMP Eka mengaku ikut merasakan kurangnya perhatian pemerintah. Dimana tempat mereka sekolah masih jauh dari perhatian pemerintah. Anak-anak harus sekolah di bangunan yang terbuat balok kayu tanpa dinding.

“Iya sekolah terbuat dari balok kayu tanpa dinding,” jelasnya.

Eka berharap ia bersama warga lainnya berharap agar kiranya pemerintah Kabupaten Gowa, bisa lebih memperhatikan kampungnya dan warganya.

“Agar kampung kami sejajar dengan desa lain. Yang paling utama adanya pembangunan di desa kami,” tambahnya.[oke]

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
SHARE:
Tags
PLN
Berita Terkait
Petugas PLN di Kabupaten TTU Tewas Tersengat Listrik

Petugas PLN di Kabupaten TTU Tewas Tersengat Listrik

Badai Ekstrim di Nias, PLN Percepat Pemulihan Jaringan Listrik

Badai Ekstrim di Nias, PLN Percepat Pemulihan Jaringan Listrik

Perkuat Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Profesi, PLN UP3 Nias Kawal  Mahasiswa Program MSIB 6

Perkuat Pengembangan dan Peningkatan Kualitas Profesi, PLN UP3 Nias Kawal Mahasiswa Program MSIB 6

Petugas PLN Pasang MCB Meteran Listrik Asal Jadi, Pelanggan Kecewa

Petugas PLN Pasang MCB Meteran Listrik Asal Jadi, Pelanggan Kecewa

10 Lokasi Tambang Bitcoin di Medan Digerebek Polisi, Curi Listrik hingga Rp 14,4 Miliar

10 Lokasi Tambang Bitcoin di Medan Digerebek Polisi, Curi Listrik hingga Rp 14,4 Miliar

Antisipasi Tiang Roboh, PLN Lakukan Pemeliharaan Darurat

Antisipasi Tiang Roboh, PLN Lakukan Pemeliharaan Darurat

Komentar
Berita Terbaru