Jumat, 29 Maret 2024

Makna Bermimpi Bertemu Nabi Muhammad SAW

Redaksi - Senin, 13 Mei 2019 01:47 WIB
Makna Bermimpi Bertemu Nabi Muhammad SAW

Digtara.com | Mimpi bertemu Nabi Muhammad SAW menjadi dambaan setiap muslim. Orang-orang yang bertemu Nabi merupakan orang-orang yang dipilih oleh Allah karena kedekatannya dengan Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga:

Orang yang dalam mimpinya didatangi Nabi Muhammad SAW merupakan suatu pertanda baik bagi dirinya. “Orang yang bermimpi bertemu Nabi SAW merupakan anugerah yang besar, karena tidak semua orang bisa bermimpi bertemu Nabi SAW. Dan itu pasti benar, karena setan tidak bisa menyerupai nabi,” ujar Ustadz Firdaus Ma’mur, Pengajar Pondok Pesantren Modern Nurul Hijrah, Kampung Dukuh.

Hal tersebut terdapat pada hadist Nabi yang diriwatkan oleh Bukhari dan Muslim yang artinya “Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang melihatku dalam mimpi, dia benar-benar melihatku. Karena setan tidak mampu meniru rupa diriku.” (HR. Bukahri dan Muslim).

Tidak ada ritual khusus agar seseorang dapat berjumpa Nabi Muhammad SAW dalam mimpi. Seperti Wirda, putri ustadz Yusuf Mansur, ketika bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAW, sebelum tidur dia hanya bermain dan bercanda dengan keluarga.

“Bertemu Rasulullah adalah tanda kedekatan seseorang dengan Nabi, entah amalan apa yang dilakukan, mungkin banyak salawat,” sambung ustadz Firdaus Ma’mur.

Menurut KBBI definisi mimpi adalah sesuatu yang dilihat dan dialami dalam tidur. Di sisi lain mimpi juga dapat diartikan sebagai angan-angan atau pun cita-cita. Mimpi merupakan hal yang lumrah yang dialami setiap manusia.

Mimpi setidaknya ada tiga macam, pertama mimpi yang disenangi yaitu mimpi yang setelahnya mendatangkan ketenangan dan atau harapan kebaikan. Biasanya mimpi semacam ini datangnya dari Allah SWT.

“Terjadinya pada jam tidur antara jam satu sampai jam empat pagi dini hari,” ujar Kiai Achmad Ikrom, Pengasuh Pesantren PPMNU (Pondok Pesantren Mahasiswa Nahdatul Ulama) Bogor.

Kedua mimpi buruk. “Yaitu mimpi yang setelahnya mendatangkan ketakutan atau was – was. Biasanya mimpi macam ini datangnya dari setan,” sambung Kiai Achmad Ikrom. Sedangkan jenis mimpi ketiga adalah mimpi yang tidak ada maksud atau biasa disebut bunga tidur. Yaitu mimpi yang berangkatnya dari angan-angan sendiri.

Abu Sa’id Al-Khudri mendengar bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Apabila sesorang dari kamu melihat suatu mimpi yang menyenangkan maka sesungguhnya mimpi itu dari Allah SWT, maka hendaknya ia memuji Allah (bertauhid) atas mimpinya dan hendaknya ia memberitahukannya.

Dan apabila ia melihat tidak demikian dari yang tidak menyenangkannya, maka sesungguhnya mimpi itu hanyalah dari syaitan, maka hendaklah ia memohon perlindungan (ta’awwudz kepada Allah SWT) dari keburukannya dan janganlah menuturkannya kepada seseorang, maka mimpi itu tidak membahayakannya (madharat).” (HR : Bukhari).

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Bukber di Bahorok, Pj. Bupati Langkat Berkomitmen Lebih Mengembangkan Ekowisata Bukit Lawang

Bukber di Bahorok, Pj. Bupati Langkat Berkomitmen Lebih Mengembangkan Ekowisata Bukit Lawang

Jelang Berbuka Puasa, Satu Unit Rumah Permanen Ludes Terbakar, Pemilik Rumah Histeris dan Pingsan

Jelang Berbuka Puasa, Satu Unit Rumah Permanen Ludes Terbakar, Pemilik Rumah Histeris dan Pingsan

Direktorat Polairud Polda NTT Buka Puasa Bersama Nelayan di Teluk Hansisi, Pulau Semau

Direktorat Polairud Polda NTT Buka Puasa Bersama Nelayan di Teluk Hansisi, Pulau Semau

Muhammadiyah Mulai Puasa Hari Ini, Begini Tanggapan Menag Yaqut Soal Beda Awal Ramadan

Muhammadiyah Mulai Puasa Hari Ini, Begini Tanggapan Menag Yaqut Soal Beda Awal Ramadan

Sambut Bulan Puasa, Umat Muslim di Wolowaru-Ende Gelar Pawai Obor Gema Ramadhan

Sambut Bulan Puasa, Umat Muslim di Wolowaru-Ende Gelar Pawai Obor Gema Ramadhan

Puasa 1 Ramadhan 2024 Jatuh Tanggal Berapa? Simak Ketetapan Muhammadiya, NU dan Pemerintah

Puasa 1 Ramadhan 2024 Jatuh Tanggal Berapa? Simak Ketetapan Muhammadiya, NU dan Pemerintah

Komentar
Berita Terbaru