GPPPI Minta Pemberantasan Perdagangan Gelap Masker Dilakukan di Tingkat Pedagang Besar
digtara.com | JAKARTA – Gerakan Persatuan Persaudaraan Pemuda Indonesia (GPPPI) meminta kepada pemerintah untuk melakukan pemberantasan perdagangan gelap masker di tingkat pedagang besar. Langkah itu harus dilakukan segera guna mengembalikan masker ke pasaran dengan harga normal.
Baca Juga:
Ketua Umum GPPPI, Andi Junianto Barus menyebutkan, langkah pemerintah saat ini menertibkan perdagangan masker berharga tinggi di tingkat pedagang kecil, adalah tindakan yang keliru. Tindakan itu akan efektif menekan harga jual masker yang sudah meroket berkali-kali lipat dari sebelumnya. Langkah itu juga tidak akan membuat masker kembali mudah didapatkan di pasaran.
“Permainan bisnis gelap ini perlu disudahi. Menyudahi permainan mafia masker ini bukan di mulai dari wilayah hilir tetapi hulunya. Kami menduga ada okum-oknum yang sengaja memainkan ini, baik dari pabriknya, distributornya bahkan oknum yang berkepentingan untuk ekspor masker,”ungkap Andi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (5/3/2020).
Selain itu, Andi meminta agar pemerintah terutama pihak kepolisian segara mengatasi masalah masker dari hulu sebagai komitmen menyelamatkan masyarakat dari bahaya bisnis gelap masker diberbagai daerah.
“Kita meminta agar pemerintah dan kepolisian dengan cepat tanggap menghentikan bisnis gelap masker ini, dan segera mengendalikan harga sebagaimana yang sudah ditetapkan. Usut, tangkap dan penjarakan oknum-oknum yang terbukti menciptakan pasar gelap dan meresahkan. Bila perlu pemerintah segera menyusun regulasi untuk membatasi ekspor demi stabilitas harga kebutuhan dalam negeri. Lalu membentuk tim pemberantasan mafia masker bersama Kepolisian dan TNI dimulai pengawasan dari pabrik, distributor sampai peredaran dimasyarakat,”tukasnya.
KERESAHAN MASYARAKAT
Sebelumnya Andi menyebutkan, Virus Korona (Covid-19) yang masuk dan berpotensi mewabah di Indonesia tengah menimbulkan keresahan di masyarakat. Kendati pemerintah sudah memberikan himbauan kepada masyarakat mengenai langkah-langkah penting untuk menangkal Virus Korona, namun tidak mengurangi tingkat keresahan tersebut.
Salah satu masalahnya ialah keberadaan dan peredaran masker. Masker dapat dikatakan sebagai barang yang langka dan kalaupun ada dapat di beli dengan harga mahal.
Menurut Andi, masker saat ini masuk dalam bisnis mahal dan gelap. Diduga kuat ada oknum dan kelompok yang sengaja memainkan peran menimbun dan memasarkan masker dengan harga yang sangat mahal. Padahal Menteri BUMN, Eric Tohir sudah menyampaikan harga satuan masker diangka Rp2 ribu.
[AS]