Dinas Kesehatan Sebut Sumut Endemik Difteri
digtara.com | MEDAN – Kasus suspect difteri yang menewaskan Nurul Arifah, seorang mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, pada pekan lalu, ternyata bukan kansus difteri pertama di Sumatera Utara. Bahkan Sumatera Utara termasuk satu dari sekian banyak daerah endemis difteri di Indonesia.
Baca Juga:
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, Alwi Mujahit Hasibuan, Rabu (25/9/2019).
“Daerah kita memang daerah endemis (difteri). Sejak dulu kasus difteri sudah banyak (di Sumut),” ujarnya.
Sepanjang tahun ini saja, lanjut Alwi, sudah terjadi sembilan kasus difteri muncul di Sumut. Termasuk yang dialami Nurul Arifah, sang mahasiswa asal Malaysia.
Bukan hanya di Kota Medan, kesembilan kasus itu terjadi di daerah-daerah lain di Sumut. Jumlah kasus pada tahun ini pun diperkirakan akan lebih sedikit dari tahun lalu yang mencapai 17 kasus.
Terkait dengan kasus Nurul, dia mengatakan pihaknya memang mempunyai kewenangan untuk menelusuri dari mana atau oleh siapa mahasiswi FK USU itu terpapar difteri, tetapi itu akan sulit dilakukan.
“Tindakan yang dinilai paling memungkinkan dan lebih baik untuk mencegah penyebarannya adalah dengan melokalisir suspect dan wilayah penyebarannya,”tukasnya.
Seperti yang dilakukan di kampus Fakultas Kedokteran USU yang mana Dinkes menerapkan sejumlah perlakukan khusus layaknya status KLB.
Antara lain memberikan imunisasi kepada 290 orang yang diduga pernah kontak langsung dengan suspect difteri dalam 10 hari ke belakang.
Sebelumnya dia mengatakan, Dinkes sejauh ini belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri. Penetapan status KLB diterbitkan melalui pernyataan secara tertulis, begitu juga dengan pencabutannya.
Dinkes belum bisa menetapkan status itu karena masih ada persyaratan yang belum terpenuhi, yakni hasil uji laboratorium.
Untuk penetapan status tersebut Dinkes Sumut masih menunggu hasil uji laboratorium Kementerian Kesehatan atas pengujian sampel swap dari tubuh Nurul Arifah.
Nurul merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran USU asal Malaysia yang meninggal dunia di Medan pada akhir pekan lalu setelah sebelumnya menjadi pasien suspect difteri.
Sampel swap dari tubuh Nurul sudah dikirim ke lab Kemenkes akhir pekan lalu sebelum mahasiswi semester lima itu meninggal dunia.
Adapun proses uji lab memakan waktu selama satu minggu dan penetapan status KLB akan ditentukan dari hasil lab tersebut.
[AS]