Jumat, 19 April 2024

Demo Mahasiswa Papua di Medan, Ince: Isu Referendum Muncul Mendadak

Redaksi - Jumat, 06 September 2019 11:57 WIB
Demo Mahasiswa Papua di Medan, Ince: Isu Referendum Muncul Mendadak

digtara.com | MEDAN – Ince Weya, salah seorang mahasiswa asal Papua yang menjadi bagian dari massa aksi mahasiswa Papua di Medan pada 19 Agustus lalu, mengaku terkejut dengan munculnya wacana referendum pada aksi kedua yang digelar di Lapangan Merdeka Medan, 30 Agustus 2019.

Baca Juga:

Isu referendum itu disebut Ince muncul tiba-tiba saat rapat persiapan aksi sehari sebelumnya. Ince yang awalnya ikut menjadi bagian dari massa aksi pun akhirnya memutuskan untuk tidak ikut lagi di aksi kedua. Langkah itu pun diambil sejumlah rekan Ince lainnya.

“Saya memilih tidak ikut dalam aksi kedua karena tidak sepakat dengan isu gerakan yang diusung, yakni referendum yang mengarah ke Papua Merdeka,”sebut Ince kepada digtara.com, Jumat (6/9/2019).

Ince yang saat ini masih menjadi mahasiswa Pascasarjana Perencanaan Pembangunan Wilayah di USU itu mengungkapkan, pada awal gerakan atau pada aksi pertama mereka tidak memasukkan isu referendum. Mereka berunjukrasa hanya sebagai bentuk solidaritas terhadap apa yang dialami mahasiswa Papua di Surabaya.

Ince mengaku tidak tahu jelas dari mana isu referendum muncul atau siapa yang mengusulkannya. Sepanjang 12 hari rentang waktu antara aksi pertama dengan kedua dia juga tidak pernah mendengar isu referendum mewacana akan menjadi tuntutan utama gerakan.

“Isu referendum tiba-tiba muncul pada Jumat 30 Agustus 2019, saat mereka menggelar rapat di Aula Asrama Putra USU pada sekitar pukul 20.00 WIB. Rapat yang diikuti sekitar 50 orang tersebut digelar dengan agenda evaluasi aksi pertama dan perencanaan aksi kedua. Pas rapat, (referendum) langsung dijadikan isu utama aksi kedua,” ujarnya.

Ince yakin aksi massa pertama yang mereka lakukan, muncul dari reaksi spontanitas para mahasiswa Papua terhadap riak yang terjadi di Surabaya. Namun dia tidak tahu jelas apa yang sesungguhnya melatarbelakangi kemunculan isu referendum pada aksi kedua. Termasuk dugaan adanya keterlibatan pihak asing terkait isu tersebut.

Dia menuturkan, keinginan untuk berpisah dari NKRI sebenarnya sudah tertanam pada banyak masyarakat Papua, khususnya mereka yang berekonomi menengah ke bawah. Termasuk dirinya sebagai orang asli Papua.

Bertahun-tahun sudah Papua nyaris tidak tersentuh dan merasakan pembangunan di segala bidang. Masyarakat Papua juga kerap mengalami perlakuan rasis dan diskriminatif di daerah lain.

“Kondisi itu yang membuat kami ingin berpisah dari Indonesia,” ujarnya.

Namun saat ini kondisinya sudah berbeda. Dia melihat pembangunan di Papua sekarang sudah berjalan.Pembangunan sudah masuk ke Papua sampai ke wilayah pelosok, termasuk di bidang pendidikan.

Kendati demikian itu tetap membutuhkan waktu hingga kemajuan Papua sama dengan daerah lainnya.

“Pembangunan tidak semudah membalikkan telapak tangan, harus secara bertahap. Mengejar ketertinggalan itu seperti mengorek lumut, pelan-pelan dan terus dikikis sampai hilang semuanya,” papar Ince.

Dia pun yakin pemikiran tersebut bukan hanya dimilikinya, tetapi juga menjadi kesimpulan dari beberapa mahasiswa asal Papua lain yang berkuliah di Medan.

[AS]

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru