Jumat, 29 Maret 2024

BKSDA Aceh Pasang GPS Collar Pada Gajah Liar

Redaksi - Minggu, 10 Maret 2019 09:22 WIB
BKSDA Aceh Pasang GPS Collar Pada Gajah Liar

digtara.com | ACEH – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Ace h bekerjasama dengan Forum Konservasi Leuser (FKL) memasang dua unit GPS Collar pada dua kelompok Gajah liar di Kabupaten Aceh Timur, Aceh. Pemasangan GPS Collar ini dilakukan salah satunya untuk memantau pergerakan kelompok gajah sehingga diharapkan bisa membantu mengatasi konflik antara manusia dengan satwa yang dilindungi ini diwilayah Aceh Timur

Baca Juga:

Kedua gajah ini merupakan kelompok gajah yang habitatnya berada didalam atau bersinggungan dengan Kawasan Ekosistem Leuser (KEL), salah satu kawasan hutan yang luasnya mencapai 2,6 juta hektar di Aceh dan Sumatera Utara.

Pemasangan GPS Collar pertama dilakukan pada tanggal 6 Maret 2019 di Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur. Gajah betina beratnya hampir empat ton berhasil dipasang GPS Collar setelah tim BKSDA Aceh dan FKL mencari gajah ini selama seharian penuh.

Tim menemukan kelompok gajah liar ini di dalam kawasan Hak Guna Usaha (HGU) PT. Atakana Company yg sebagian besar telah rusak akibat konflik gajah. Gajah menyukai lokasi ini karena banyak ditumbuhi semak belukar dan hutan muda.

Gajah yang berhasil dipasang GPS Collar ini kemudian diberi nama Nadia mengingat GPS Collar tersebut merupakan sumbangan oleh Nadya Hutagalung, seorang presenter terkenal yg sangat peduli terhadap konservasi gajah.

Sementara gajah kedua dipasang GPS Collar ditemukan di Kecamatan Birem Bayeun, merupakan kelompok yang berbeda dengan Gajah Nadya. Gajah kedua ini kemudian diberi nama Meutia yang berumur sekitar 20 tahun dengan berat lebih dari 2 ton ditemukan setelah tim seharian melakukan pencaharian pada 9 Maret 2018.

Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji Prabowo mengatakan, pemasangan GPS Collar ini dilakukan untuk memberikan informasi posisi gajah secara berkala melalui satelit. Salah satu tujuannya adalah memberi informasi posisi gajah sebelum masuk ke perkebunan atau lahan pertanian masyarakat sehingga dapat membantu mitigasi konflik dengan manusia diwilayah sekitarnya.

“Dengan adanya GPS Collar ini maka kita akan mengetahui posisi kelompok gajah ini sehingga bisa memberikan informasi kepada masyarakat ketika gajah mulai mendekati lahan perkebunan penduduk,” jelas Sapto.

Sapto menambahkan, dalam jangka panjang pemasangan GPS ini juga akan sangat bermanfaat untuk mengetahui jalur jelajah kelompok gajah ini serta datanya dapat digunakan untuk penyusunan tata ruang di Kabupaten Aceh Timur dan daerah lainnya di Aceh.

Koordinator Perlindungan Satwa Liar Forum Konservasi Leuser, Dedi Yansyah mengatakan, gajah yang dipasang GPS Collar itu habitatnya didalam Kawasan Ekosistem Leuser (KEL). Sebelum dilakukan penasangan GPS Collar, tim sudah ditugaskan berhari-hari sebelumnya untuk melacak dan mengikuti dua kelompok gajah yang menjadi target pemasangan GPS Collar Karena tim sangat solid, pemasangan GPS Collar di Aceh Timur bisa dilakukan dengan sangat cepat.

“Pemasangan GPS Collar sengaja dipilih gajah betina dewasa karena gajah betina hidup berkelompok, sementara gajah jantan lebih sering hidup soliter atau sendiri,” sebut Dedi.

Dedi mengatakan, FKL terus membantu pemerintah untuk meminimalisir konflik satwa liar khususnya gajah sumatera dengan manusia di Aceh Timur dan beberapa daerah lain di Aceh.

“Khusus untuk Aceh Timur, Pemerintah Kabupaten Aceh Timur bersama FKL sudah membangun barrier buatan atau parit mencapai 18,6 Kilometer dari 50 km yg direncanakan Parit buatan ini digali di batas hutan Area Penggunaan Lain dengan Hutan Produksi sehingga gajah tidak bisa masuk ke lahan masyarakat,” ujar Dedi. Sekitar 30 km barrier akan dibangun oleh 4 perusahaan yang ada disekitarnya, sambung Dedi

Selain itu, FKL juga akan memperkuat tim di Conservation Response Unit (CRU) Serbajadi dan melatih masyarakat agar bisa mendiri untuk mencegah konflik dengan satwa liar. ”
“FKL bersama Dinas LHK Aceh & KPH-3 Langsa juga mengopetasikan tim perlindungan satwa liar di Aceh Timur yang bertugas melakukan berpatroli rutin untuk memantau keberadaan gajah dan satwa liar lainnya termasuk mencegah terjadinya perburuan,” tutup Dedi.[M Asqal/JNI]

Ayo baca konten menarik lainnya dan follow kami di Google News
Editor
: Redaksi
SHARE:
Tags
Berita Terkait
Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Tabrak Dump Truk, Mahasiswa Undana Kupang Meninggal di Tempat

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Daftar Harga Emas Pegadaian Rabu 20 September 2023, Antam dan UBS

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Kasat Lantas Polres Sikka Dilaporkan ke Propam, Ini Kasusnya

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Mengenaskan! Jadi Korban Tabrak Lari, Mahasiswi di Kupang Meninggal Dunia

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Dua Pelaku Pencurian dengan Kekerasan Diamankan Polres Sumba Timur

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Kejati NTT Tahan Lima Tersangka Kasus Korupsi Persemaian Modern di Labuan Bajo

Komentar
Berita Terbaru