Banyak Cumolonimbus, Warga Sumut Diminta Waspada Sambaran Petir
digtara.com | MEDAN – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Medan, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, seiring dengan mulai masuknya musim hujan di wilayah Sumatera Utara.
Baca Juga:
Termasuk terhadap potensi badai petir yang dalam sepekan terakhir telah menimbulkan sejumlah korban jiwa di masyarakat. Diantaranya 2 korban tewas di Padang Lawas dan 1 korban tewas di Tapanuli Tengah.
Kepala BMKG Wilayah I-Medan, Edison Kurniawan mengatakan, saat ini banyak terbentuk awan kumulonimbus di langit Sumatera Utara. Awan tersebut dapat mengakibatkan hujan disertai badai petir yang sangat membahayakan. Kondisi alam seperti ini diperkirakan masih akan terjadi hingga bulan Oktober 2019 mendatang.
“Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi seperti timbulnya korban jiwa akibat cuaca ekstrem ini, kita menyarankan agar kiranya jika cuaca mendung dan akan turun hujan, masyarakat segera menghindari kegiatan di luar ruangan,â€ujar Edison, Minggu (25/8/2019).
Selain potensi badai petir, masyarakat juga diingatkan untuk mewaspadai potensi pohon tumbang. Seperti yang terjadi di sejumlah ruas jalan di Medan dalam beberapa hari terakhir.
“Jalan Gajahmada, Jalan Sudirman, Jalan Mataram, dan Jalan Agus Salim kemarin contohnya. Bahkan pada 18 Agustus 2019 lalu tiga mobil mengalami kerusakan yang cukup parah akibat tertimpa pohon tumbang di Jalan S. Parman yang disebabkan oleh hujan disertai angin kencang,â€sebutnya.
Edison pun berharap pemerintah segera menyiapkan langkah mitigasi, agar dampak buruk cuaca ekstrem di musim hujan ini, dapat diminimalisir.
“Pemda dan masyarakat agar kiranya bisa saling bahu-membahu menebang pohon-pohon yang berpotensi dapat tumbang dan membahayakan keselamatan masyarakat,” katanya.
Ia juga menghimbau agar kiranya masyarakat tetap menjaga kebersihan lingkungan yang dapat menumpuk di aliran sungai dan parit yang bisa mengakibatkan banjir. “BPBD dan masyarakat harus proaktif mengikuti informasi peringatan dini dari BMKG,”pungkasnya.
[AS]