2 Gajah Jinak Jalani Misi Membuka GPS Collar
Digtara.com | ACEH UTARA – Dua gajah jinak dari Conservation Respon Unit dan Pusat Pelatihan Gajah Saree membantu proses pelepasan GPS Collar, atau biasa disebut dengan alat pendeteksi satwa yang dilakukan didesa Cot Girek, Aceh Utara, Aceh.
Baca Juga:
Gps Collar yang terpasang dileher gajah liar yang berumur 20 tahun, berjenis kelamin betina sudah tidak aktif lagi setelah dipasang dua tahun lalu oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Aceh. Pelepasan juga dilakukan untuk menyelamatkan satwa yang dilindungi tersebut.
“benar, ini ada dua gajah dari das peusangan dan plg saree, keduanya untuk mengawal dan mengamankan mahout saat pelepasan gps collar di leher gajah liar” Kata Nurdin, staf BKSDA Aceh kepada reporter digtara.com.
Selain pelepasan Gps Collar, dua gajah jinak juga ditugaskan untuk menghalau puluhan gajah liar yang sudah kerap masuk ke kebun warga sejak sebulan yang lalu. Gajah-gajah liar memakan tanaman warga seperti pisang, pinang, hingga sawit.
“Misi kita membuka gps collar itu dari leher gajah liar yang kita pasang dua tahun lalu, namun kita mendapatkan laporan juga ada 32 ekor gajah liar yang terbagi tiga kelompok yang kerap masuk ke kebun warga di desa ini sejak sebulan lalu, jadi setelah selesai pelepasan kita akan halau atau giring gajah liar itu menggunakan marcon dan juga gajah jinak kita, agar warga bisa kembali berkebun seperti biasa”. tambah Nurdin.
Konflik Gajah dan Manusia di Aceh masih terus terjadi disejumlah kabupaten, hal tersbeut terjadi akibat perambahan hutan dan pembukaan lahan secara besar-besaran membuat habitat gajah terganggu dan turun ke perkebunan warga untuk mencari makanan. Sejauh ini belum ada solusi yang konkrit yang dilakukan oleh pemerintah Aceh untuk meredam konflik yang sudah berlangsung lama ini.[win]