Kim Jong-Un Tak Bisa Berbahasa Inggris? Ini Buktinya….
digtara.com | VIETNAM – Kim Jong-un Pemimpin Korea Utara sedang berada di ibu kota Vietnam, Hanoi, untuk bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump membahas denuklirisasi.
Baca Juga:
Saat berbicara di hadapan media dan bertemu dengan Trump, Kim selalu didampingi oleh ajudan yang diyakini sebagai seorang penerjemah. Lalu, apakah pemimpin tertinggi negara otoriter itu bisa berbahasa Inggris?
Tak seperti mayoritas populasi terisolasi di negaranya, pemimpin berusia 35 tahun itu belajar di luar negeri, tepatnya di sebuah sekolah berbahasa Jerman di Koeniz, Swiss. Selama berada di sekolah asrama Swiss dari tahun 1998-2000, ia dikenal sebagai penggemar film aksi internasional dan pertandingan basket.
Namun, beberapa teman sekelas Kim mengungkapkan bahwa dia mengalami kesulitan akademis, lantaran tidak fasih berbahasa Jerman. Namun, Kim juga mengambil kelas bahasa Inggris selama berada di Swiss, dan mendapat nilai kelulusan.
Banyak yang mengklaim bahwa Kim mengerti dan bisa berbicara dengan bahasa Inggris, yang cukup baik untuk melakukan obrolan informal. Namun, keterampilan bahasa Inggrisnya tidak cukup kuat untuk mengadakan negosiasi formal, terutama tentang topik-topik penting seperti denuklirisasi.
Dennis Rodman, seorang bintang bola basket AS, yang telah menghabiskan waktu di Korut bersama Kim Jong-un, mengatakan kepada wartawan di Singapura, Juni lalu bahwa Kim mengerti beberapa bahasa Inggris, terutama ketika ia berbicara tentang olahraga.
“Saya pikir, dia mengerti sedikit demi sedikit. Jika Anda berbicara tentang basket, ya dia mengerti itu,” kata Rodman, yang juga hadir dalam pertemuan Kim-Trump di Singapura, delapan bulan lalu.
Menurut juru bahasa Kepresidenan AS yang lama, Harry Obst, pendampingan penerjemah sangat penting khususnya untuk Trump, karena dia sering tidak membaca materi dalam pengarahan. Bahkan, menurutnya, penerjemah justru lebih siap daripada Presiden.
“Salah satu alasannya adalah bahwa penerjemah yang bepergian dengan Presiden dapat melihat pokok pembicaraan dan semua dokumen yang dibutuhkan presiden untuk pertemuan khusus ini,” kata Obst.
“Ini sangat penting bagi Presiden Trump. Mengapa? Karena dia tidak membaca buku briefing-nya. Paket untuk pertemuan semacam itu, mungkin antara 80 sampai 200 halaman,” tambahnya.