AS Bangun Hulu Ledak Nuklir Baru Untuk Saingi China dan Rusia
digtara.com | JAKARTA – Pemerintah Amerika Serikat berencana membangun hulu ledak nuklir dan beberapa teknologi peluru kendali baru. Rencana itu untuk menghadapi persaingan dengan China dan Rusia yang baru-baru ini mengklaim telah memiliki senjata hipersonik tercanggih.
Baca Juga:
Untuk mendukung rencana tersebut, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menaikkan anggaran militer mereka di tahun ini dan tahun depan.
Dalam rencana anggaran 2021 itu, untuk pertama kalinya AS mengungkapkan niat membuat hulu ledak nuklir baru yang diluncurkan dari kapal selam, bernama W93.
Selain W93, Trump juga berencana membangun hulu ledak 87-1, desain ulang senjata termonuklir berusia 40 tahun lalu yang dibuat untuk rudal berbasis darat. Rencana itu termasuk dalam usulan pemerintah meningkatkan anggaran pertahanan sebesar 19 persen pada tahun ini menjadi 19,8 miliar dolar Amerika (USD).
UNTUK NNSA
Peningkatan anggaran itu diutamakan untuk Lembaga Administrasi Keamanan Nuklir Nasional (NNSA), sebuah badan di bawah Kementerian Energi AS yang bertugas memelihara cadangan nuklir dan mengembangkan hulu ledak nuklir baru.
Peningkatan ini melonjak 50 persen sejak 2017 atau di tahun pertama Trump menjabat di Gedung Putih.
Dalam rencana anggaran 2021 yang rilis Minggu pekan lalu itu Trump mengusulkan dana USD3,2 miliar untuk membangun senjata hipersonik. Trump juga mengusulkan AS untuk menyisihkan dana pertahanan untuk memperbaiki dan memulihkan sistem persenjataan lama.
PENGAMAT PESIMIS
Trump telah mempersiapkan anggaran dasar sebesar USD1,5 miliar untuk mempersiapkan penempatan generasi rudal baru sekitar akhir 2020. Namun, pengamat pertahanan AS pesimistis bahwa seluruh rencana Trump untuk memperbarui hulu ledak nuklir itu akan selesai tepat waktu.
“Intinya adalah NNSA memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus mereka lakukan daripada yang bisa mereka lakukan,” ucap perwakilan Washington dalam program keamanan global Union of Concerned Scientist, Stephen Young, seperti dilansir New York Times, pada Senin (10/2/2020).
“Mereka (NNSA) berusaha membangun kembali seluruh cadangan nuklir sambil membangun komponen baru. Dan sejarah mereka adalah bahwa mereka tidak melakukan proyek besar tepat waktu dan sesuai anggaran,”tambah Young.
Rencana pembaruan hulu ledak nuklir ini masih mungkin dibatalkan oleh penerus Trump dan presiden-presiden setelahnya.
Namun, rencana Trump itu dianggap memberi pesan kepada dunia. Pesan bahwa AS kembali mengembangkan kegiatan senjata nuklir mereka.
Entah itu karena Trump ingin memperkuat senjata AS. Atau karena ingin membuat Washington memiliki nilai tawar yang lebih kuat lagi dalam bernegosiasi.
[AS]