Tragis! Seorang Ayah di NTT Bunuh Anak Gadisnya Lalu Gantung Diri
digtara.com – Peristiwa mengenaskan terjadi di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (19/1/2021). Seorang ayah diduga membunuh anaknya lalu gantung diri.
Baca Juga:
Korban gantung diri teridentifikasi YS (50), warga RT 021/RW 010, Desa Nunusunu, Kecamatan Kualin, Kabupaten TTS.
Sementara anak gadisnya yang menjadi korban pembunuhan yakni MS (14), siswi kelas VI sekolah dasar, tewas di rumah dengan luka menganga di lehernya.
Jenazah MS ditemukan dalam rumah di Asio, Desa Nunusunu, Kecamatan Kualin. Sementara ayahnya ditemukan gantung diri di pohon asam dekat rumah tinggalnya.
Ditemukan tetangga
Jenazah korban YS pertama kali ditemukan tetangga korban Fidolo Misa yang langsung melaporkan kepada Yustus Lete (46), juga tetangga korban.
Saat itu Yustus Lete yang hendak ke kebun bertemu dengan Fidolo Misa yang mengabarkan kalau YS meninggal dengan posisi gantung diri.
Yustus Lete langsung pulang ke rumah memberitahukan Alex Tamonob serta Andi Misa kemudian menelepon anggota Polsek Kualin.
Yustus Lete sendiri mengaku kalau YS selama ini mengalami gangguan jiwa.
YS sebenarnya sangat menyayangi anak gadisnya Maria Sabat. Setiap kali saat hendak pergi dan pulang dari kebun, ia selalu mencari anaknya.
Diketahui kalau selama ini YS hanya tinggal berdua dengan anak gadisnya itu. Ia sudah setahun berpisah dengan istrinya, YOS (52).
Istrinya mengungsi ke rumah kakaknya di Desa Toineke, kecamatan Kualin, Kabupaten TTS dengan membawa 2 orang anak kandung (adik dari MS).
Penyebabnya karena istrinya tidak tahan karena YS sering memukul dan sering mengancam Yosina dan anak-anaknya.
Cuma MS yang memilih tinggal dengan ayahnya.
Diduga masalah keluarga
Kasat Reskrim Polres TTS, Iptu Hendrick Bahtera kepada wartawan, Rabu (20/1/2021) mengakui kalau kasus ini diduga terkait dengan permasalahan keluarga.
Korban MS hendak pergi meninggalkan ayahnya itu. Tapi YS,sang ayah, tidak terima sehingga membunuh korban.
“Setelah korban MS meninggal, barulah korban YS menggantung dirinya pada pohon asam,” ungkap Kasat Reskrim Polres TTS.
Dugaan ini dikuatkan dengan keberadaan pakaian milik korban MS yang telah dimasukan dalam karung yang ditemukan di bawah pohon asam tempat YS gantung diri.
Selain itu pada tas milik YS ditemukan pisau yang terdapat darah dan diduga kuat adalah darah milik korban.
Juga terdapat bercak darah pada baju milik YS.
Keluarga korban menerima kematian korban sebagai musibah dan menolak dilakukan otopsi jenazah.
Menurut keluarga, YS mengalami gangguan jiwa sehingga setiap kali marah, ia sering memakai pisau atau parang untuk mengancam istri maupun anak-anaknya.
Namun polisi tetap memeriksa saksi-saksi dan melakukan olah tempat kejadian perkara serta mengamankan barang bukti.