Ritual Unik Suku Sambia Papua Nugini, Minum Sperma Pria Dewasa
digtara.com – Minum air mani atau sperma menjadi salah satu ritual unik Suku Sambia di Papua Nugini. Tradisi ini dilakukan sebagai bukti kedewasaan.
Baca Juga:
Dilansir Pulse, sebagai tanda telah tumbuh dewasa, Suku Sambia mewajibkan para penduduk laki-lakinya untuk meminum cairan sperma dari para pria dewasa. Ritual ini wajib dilakukan bagi anak laki-laki yang telah memasuki usia 7 tahun.
Suku Sambia meyakini bahwa anak laki-laki yang dilahirkan kejantanannya masih layu. Nah, untuk mengembalikan kejantanannya tersebut, anak laki-laki di suku itu akan mulai hidup terpisah dari ibunya dan tinggal di sebuah gubuk yang semua penghuninya adalah laki-laki.
Kemudian, untuk menuju kedewasaan, mereka pun harus menjalani ritual meminum sperma.
Untuk melakukan ritual kejantanan ini, anak laki-laki di Suku Sambia harus menjalani penyedotan darah dari hidung dengan menusukkan kayu atau rumput yang runcing hingga darah dari hidung mereka mengalir deras.
Meski terkesan menyakitkan, ritual ini sendiri bertujuan untuk membuktikan bahwa mereka mampu menahan rasa sakit sebagai bukti mereka adalah seorang pejuang.
Kemudian, setelah ritual tersebut, para anak laki-laki Suku Sambia harus meminum air mani dari pria dewasa. Dengan melakukan hal tersebut, Suku Sambia meyakini bahwa kejantanaan mereka akan akan kembali bangkit ketika mereka meminum air mani.
Adapun, ritual meminum sperma bertujuan untuk melancarkan pertumbuhan dan menambah kekuatan anak tersebut.
Ada Sanksi
Anak laki-laki yang menentang dan menolak ritual tersebut akan mendapat sanksi dari ketua suku berupa hukuman mati. Oleh sebab itu, tak ada yang berani menolak ritual kejantanan tersebut.
Semua anak laki-laki di suku itu akan membuktikan diri bahwa mereka pantas disebut pejuang.
Suku Sambia meyakini, dengan minum sperma dari pria dewasa, anak-anak akan kembali jantan dan mampu berjuang untuk melindungi desanya.
Setelah mereka tumbuh dewasa sekitar berusia 20 tahun, ayah dan saudara laki-laki akan menikahkan anak tersebut.
Laki-laki muda ini akan dinikahkan setelah sang pengantin wanita melewati menstruasi pertama.
Ritual kedewasaan tersebut baru akan berakhir ketika seorang laki-laki menjadi ayah. Keberhasilan seorang pria Suku Sambia dapat dilihat setelah sang istri melahirkan.
Saat menjadi seorang ayah, mereka akan dihormati serta dianggap sebagai pejuang dan pria dewasa.