Volatilitas Nilai Tukar Rupiah Terjaga dengan Baik
digtara.com – Volatilitas nilai tukar rupiah terjaga dengan baik jika dibanding negara lain dengan upaya Bank Indonesia (BI) dalam rangka menjaga stabilitas nilai tukar rupiah nampaknya cukup berhasil.
Baca Juga:
Berdasarkan data Bloomberg, indeks volatilitas rupiah memang meningkat pada periode 20 Maret-17 April 2020.
Namun, cenderung lebih rendah dibandingkan mata uang lira Turki, real Brasil, dan rand Afrika Selatan. Volatilitas nilai tukar ini, dipengaruhi sentimen pandemi Covid-19.
Volatilitas nilai tukar ketiga negara tersebut juga tercatat yang paling tinggi dan di atas rerata volaitilias negara-negara berkembang.
Rand Afrika Selatan mencatat indeks volatilitas 18,1%, disusul real Brazil 17%, dan lira Turki 16%.
Ekonom Senior Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan Eric Sugandi melihat, intervensi BI cukup bisa menjaga volatilitas rupiah.
Rupiah di pasar spot gagal mempertahankan keperkasaannya yang sudah terjadi empat hari berturut-turut.
Pada perdagangan Selasa (28/4), rupiah spot ditutup melemah ke level Rp 15.445 per dolar Amerika Serikat (AS).
Posisi ini membuat mata uang Garuda turun 0,39% dibanding penutupan hari sebelumnya yang berada di level Rp 15.385 per dolar AS.
Dengan posisi ini, rupiah juga menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di kawasan. Pergerakan mata uang di Asia pun cenderung beragam pada hari ini.
Yen Jepang menjadi mata uang dengan penguatan terbesar setelah naik 0,21% terhadap the greenback.
Di belakang yen adalah rupee India yang menguat 0,11%. Selanjutnya ada won Korea Selatan dan peso Filipina yang sama-sama terapresiasi 0,08%.
Kemudian, ada dolar Taiwan dan dolar Singapura yang juga sama-sama berhasil naik tipis 0,06%.
Sementara itu, ringgit Malaysia berada di zona merah setelah turun 0,35%. Ada juga baht Thailand dan dolar Hong Kong yang melemah masing-masing 0,03% dan 0,01%.[kontan]